Oleh: Naila Dhofarina Noor S.Pd
Allah berfirman dalam surat Alisra' ayat 1,
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
Sebagai umat Islam ayat ini tidak asing di telinga kita karena sering diperdengarkan saat momen Isra Mi'raj. Dari masjidil haram ke masjidil Aqsha. Dimanakah Masjidil Aqsha? Ya, tepatnya berada di kota AlQuds, Palestina. Maka tak berlebihan, jika Palestina disebut tanah yang diberkahi Allah. Demikian halnya dengan catatan sejarah yang lebih lampau, bahwa di tanah ini pula begitu banyak Allah turunkan Nabi dan Rasul.
Sayangnya, politik sekuler kekinian ciptaan penjajah kafir telah menginjak-injak tanah yang diberkahi tersebut. Terlebih selepas Khilafah runtuh di Turki pada 1924, mereka makin leluasa menduduki Palestina. Mereka sengaja mencangkokkan negara palsu Israel melalui tipu daya deklarasi internasional, demi menjadi sumber masalah global sehingga terus-menerus mencabik-cabik Palestina bahkan menodai kehormatan Masjid Al-Aqsha dan kaum muslimin di sana.
Mengutip Katadata (8-10-2023), berdasarkan laporan media lokal Palestina, WAFA, serangan roket Israel telah menghancurkan sebuah lokasi di kawasan Ansar sebelah barat Kota Gaza dan merusak bangunan tempat tinggal di sekitarnya.
Pesawat tempur Israel juga menargetkan personel medis di Gaza dan sebuah ambulans di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis. Pasukan Israel juga menyerang Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia di Gaza utara. Militer Israel juga menembakkan puluhan roket ke lahan pertanian di Gaza dan merusak rumah-rumah di sekitarnya.
Media dan negara-negara Barat mengecam serangan Hamas ke Israel. Bahkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya “sedang berperang” melawan militan Hamas yang menguasai jalur Gaza.
Faktanya, serangan Palestina ke Israel adalah bentuk balasan atas pendudukan Israel yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Inilah bentuk hipokrit Barat. Satu sisi mengecam segala bentuk penjajahan dan penindasan, di sisi lain membiarkan Palestina terjajah melalui legitimasi PBB yang mengakui Israel sebagai “Negara Yahudi” di atas tanah Palestina.
Israel layak disebut penjajah karena:
Pertama, Palestina adalah tanah kharajiyah yang didapatkan kaum muslim dengan jiwa dan darah mereka. Syam–termasuk Palestina–pertama kali dibebaskan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab. Pada 637, pasukan jihad kaum muslim yang dikomandoi Khalid bin Walid membebaskan Palestina dan menjadikannya bagian dari wilayah Daulah Khilafah dengan pusat pemerintahannya kala itu berada di Madinah.
Kedua, Israel sebagai penumpang bersikap serakah bahkan dengan cara kekerasan militer. Sudah sewajarnya Palestina mempertahankan hak tanah mereka yang ingin dirampas dengan cara berjihad melawan pendudukan Israel.
Sebenarnya, keserakahan entitas Yahudi Israel bermula dari seorang tokoh Zionis Theodor Herzl yang pada 1896 menemui Sultan Abdul Hamid II, Khalifah Turki Utsmani. Ia meminta kepada Sultan untuk mendirikan gedung di Al-Quds. Namun, permohonan tersebut ditolak dengan tegas. Tidak berhenti di situ, pada 1902, Theodor Herzl menemui kembali sang Khalifah dengan mengiming-imingi pelunasan utang Khilafah Utsmani. Sultan Abdul Hamid II kembali menolaknya dengan tegas seraya berkata, “Selama aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiah.”
Oleh karenanya ini adalah persoalan kaum muslimin dibumi manapun berada. Umat Islam harus paham bahwa berdirinya negara Zionis di atas tanah Palestina tersebab resolusi PBB yang memaksa Palestina membagi wilayahnya dengan Israel.
Bagaimana mungkin kaum muslim meminta bantuan dan pertolongan terhadap perserikatan negara-negara yang menyetujui pendirian negara Israel?
Mereka -negara Barat- yang selalu menampakkan standar ganda. Tidak ada satu pun mereka yang berani menyebut Israel sebagai negara teroris atau menyeret mereka ke pengadilan internasional. Yang bisa dilakukan hanya mengecam dan mengutuk saja, padahal kita semua tahu, menghadapi bangsa bebal zionis tidak cukup dengan bahasa diplomasi atau basa-basi kecaman. Mereka hanya bisa ditundukkan dan ditaklukkan dengan bahasa perang.
Sebagaimana firman Allah, “ _Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin_ .” (TQS At-Taubah [9]: 14).
Walhasil, harus ada kekuasaan Islam yang menyerukan jihad fi sabilillah. Tidak ada solusi lain bagi Palestina selain Khilafah Islamiah. Dengan Khilafah, persatuan kaum muslim akan mewujud tanpa ada sekat, akidah Islam menjadi fondasi kekuatan Islam. Khalifah juga akan menyerukan jihad memerangi musuh-musuh Islam. Hanya jihad dan Khilafah solusi tunggal dan fundamental untuk Palestina dan negeri muslim lainnya yang masih terjajah. Mau berapa bukti lagi bahwa adanya sekat kebangsaan membuat umat terus tertindas dan bercerai-berai? Semoga Allah segerakan pertolongan dan kemenangan tegaknya Khilafah 'ala minhajinnubuwwah sebagaimana bisyarah dari Rasulullah Shollaallohu 'alaihi wa sallam untuk kita semua. Aamiiin. Allahu Akbar! (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google