View Full Version
Senin, 29 Feb 2016

Bendung Proxi War, TNI Kerjasama dengan Media, & Lembaga Dakwah

JAKARTA (voa-islam.com)- Nampaknya ancaman di media social, media umum atau media maya (proxy war) bukan isapan jempol untuk negeri ini. Banyaknya, misalnya anonym atau ‘tanpa nama’ di media membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) mensiasati untuk adanya membendung ancaman tersebut.

Dilihat dari situs resmi Pusat Penerangan (Puspen) beberapa waktu lalu, yang dihadiri pula oleh Jendral TNI, Gatot Nurmantyo telah menandatangani pakta pertahanan atau kerjasama oleh beberapa stakeholder di Indonesia. Di antaranya dengan CEO TV BMW (Berita Mitra Warga), Media Grup Arvin Miracelova serta belasan lembaga atau organisasi.

“Kesebelas Lembaga dan organisasi yang ikut menandatangani Pakta Pertahanan Proxy War Media adalah Produksi Film Indonesia, Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Persatuan Guru Republik Indonesia, Ikatan Penerbit Indonesia, Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia, Indonesian Cable Television Association, Komisi Corporation Social Responsibility Nasional, Asosiasi Baitul Maal wa Tamwil, Buqu Global, NIN Media dan Dewan Masjid,” demikian yang terdapat dalam website.

Selain Penandatangangan Pakta Pertahanan Proxy War Media, juga dilaksanakan MoU antara TV BMW dengan delapan Lembaga/Organisasi, yaitu Produksi Film Indonesia, Pengurus Besar Nahdatul Ulama,  Persatuan Guru Republik Indonesia, Ikatan Penerbit Indonesia, Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia, Indonesian Cable Television Association, Komisi Corporation Social ResponsibilityNasional, dan Asosiasi Baitul Maal wa Tamwil. 

TNI dan TV BMW bersama dengan stakeholdermelakukan kegiatan program inkubasi pembinaan konten televisi dalam pemberdayaan yang berwawasan nasionalis religius, salah satunya melalui program tayangan Pondok Cerdas Warga sebagai sarana bagi masyarakat untuk pembelajaran konten positif dan mengajak masyarakat untuk membangun konten dan mengangkat potensi lokal yang edukatif. 

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI mengatakan bahwa ancaman Proxy War semakin nyata, dan dilakukan dengan langkah yang soft serta tidak melanggar HAM. Proxy War berperang di segala lini kehidupan berbangsa dan bernegara serta tidak terlihat karena menggunakan segala macam cara dan yang paling efektif adalah menggunakan media.

Untuk menghadapi semua itu, maka perlu ada media yang dapat menyeimbangkan namun dengan biaya yang murah dan dapat menjangkau semuanya. Inilah yang dilakukan TNI dengan menjalin  kerja sama dengan masyarakat dan media. "Saya bangga kita semua berbuat yang terbaik dan berani mengambil sikap yang tulus ikhlas untuk kemajuan bangsa Indonesia, karena memang TNI tidak bisa melaksanakan tugas pokoknya melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia sendirian," ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (RobigustaS/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version