JAKARTA (voa-islam.com)- Perwira siswa (pasis) Sekolah Staf dan Komando (Sesko) Halim Perdana Kusuma, Jakarta, hari Selasa (7/3/2017) lalu berkunjung ke Balikpapan. Salah satu yang menarik dan patut diapresiasi ketikan di antara rombongan itu ada satu wanita Angkatan TNI Udara Nasional mengenakan hijab.
Wanita berhijab, nama Sekti Ambarwaty, dengan pangkat Kapten Pnb tersebut ternyata mampu menerbangkan pesawat jenis CN-235 dan CN-295. Dua pesawat itu memiliki karakteristik sebagai pengikut (pendukung) yang mampu landing dengan run way tidak panjang. Minimal 1200 meter, demikian seperti yang dikutip dari surat kabar Kaltimpos.
Tercatat, hingga hari ini, dia telah melakukan penerbangan hingga 2.100 jam terbang (JT).
Terjauh, perempuan kelahiran Malang, 18 Oktober 1983, itu pernah terbang menuju Thailand. Bahkan, menjadi perwira perempuan pertama di TNI AU yang dipercaya menjadi pilot. Diawali keputusan menjadi anggota TNI AU pada 2001, alumnus SMA 5 Malang itu pun bergabung menjadi Bintara Wara (Wanita Angkatan Udara), 2003.
Dunia penerbangan, terutama TNI AU yang kerap diidentikkan dengan kaum adam ingin dipatahkan. Sewaktu menjalani pendidikan pada 2005, dia hanya membutuhkan waktu 8 bulan. Lalu, mendapatkan mandat dari sang pimpinan agar mengikuti seleksi pada 2007 hingga dinyatakan lolos.
Istri Kapten Nav Prasetyo Sudi Wicaksono itu menjelaskan, secara fungsi, dari pengawakan jenis CN berbeda dengan Hercules. Tapi, pada dasarnya, mendukung misi penerbangan yang meng-cover seluruh wilayah dari Barat ke Timur.
Sekalipun tengah malang melintang di udara, rasa khawatir dianggap sebagai hal manusiawi. “Awak pesawat mesti mampu mempersiapkan diri. Antisipasi dilakukan sedetail mungkin dengan koordinasi yang baik. Tidak setengah-setengah.
Karena bukan hanya menyangkut soal misi tapi juga safety bagi penumpang dan sang pilot. Pasti ada kekhawatiran namun kita harus tetap fokus dan ikhtiar,” jelas perwira yang sempat bergabung dalam tim evakuasi Air Asia pada 2015 tersebut. (Robi/voa-islam.com)