View Full Version
Selasa, 07 Jul 2009

Menciptakan generasi islami yang berpengetahuan luas

Indikator majunya suatu bangsa, bisa dilihat dari seberapa besar minat masyarakatnya terhadap membaca. Sayangnya, minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Padahal perintah untuk membaca tertulis dalam surat pertama  dari Alquran: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (Q.S. Al’Alaq, 96:1)

Mengapa membaca demikian penting? Membaca merupakan bekal bagi keberhasilan individu di sekolah dan dalam kehidupan selanjutnya kelak dalam masyarakat. Tanpa kemampuan membaca yang layak, seseorang tidak mungkin bisa mengikuti pendidikan dasar, lanjutan dan pendidikan tinggi. Manfaat lain yang bisa diperoleh dari membaca adalah seseorang bisa mendapatkan banyak informasi, memperluas wawasan, mempelajari nilai, mempelajari kebudayaan dan mempelajari banyak hal lainnya. Seorang peneliti dalam bidang pendidikan membaca, mengatakan bahwa kemampuan membaca itu sangat penting karena "Reading is the heart of education" artinya, “Membaca merupakan jantung dari pendidikan”

Bagaimana sebetulnya cara meningkatkan minat baca pada anak? Jika kita lihat praktek pengajaran membaca di Indonesia baik di sekolah ataupun di rumah, penekanannya adalah anak bisa lancar membaca. Padahal, sebenarnya yang jauh lebih penting adalah bagaimana anak bisa menyenangi aktivitas membaca, memahami makna dari apa yang dibacanya, memperoleh ilmu-ilmu baru dan menerapkan apa yang diketahuinya.

Karena tujuan dari pengajaran membaca kebanyakan hanya sampai pada pemikiran bagaimana agar anak bisa membaca dengan cepat sebelum sekolah dasar, cara-cara yang dilakukan di sekolah dan di rumah umumnya adalah pengajaran membaca yang bersifat instruksional, dimana anak dikenalkan huruf dengan cara mengikuti guru atau orang tua menyebutkan huruf dan kata, sampai akhirnya anak terbiasa dan bisa menyebutkan kembali nama huruf itu ketika ditanya.

Cara untuk menanamkan minat baca pada anak sebetulnya tidaklah sulit, namun ini seringkali luput dari perhatian.

  • Orang tua membacakan cerita pada anak. Ini merupakan salah satu cara agar anak tertarik terhadap aktivitas membaca. Anak yang sering dibacakan cerita, akan menganggap bahwa membaca merupakan sesuatu hal yang menyenangkan. Pilihlah cerita-cerita yang sederhana, ada muatan-muatan nilai islami dan isinya menarik untuk anak.
  • Sediakan sebanyak mungkin bahan bacaan di rumah, baik itu buku, majalah, ensiklopedi, dll. Bahan bacaan tersebut harus disesuaikan dengan usia anak. Anak yang diberikan stimulasi sebanyak mungkin dengan bahan bacaan, akan lebih familiar terhadap buku dan akan memiliki ketertarikan yang lebih besar terhadap buku dibandingkan anak yang tidak diberikan stimulasi.
  • Orang tua di rumah harus memberikan contoh bahwa membaca merupakan aktivitas yang menyenangkan, misalnya orang tua membaca Al-Quran, buku ataupun koran di depan anak.
  • Ajaklah anak untuk berbincang-bincang mengenai isi cerita yang dibacanya. Dengan cara ini, selain anak akan lebih antusias terhadap aktivitas membaca, juga melatih kemampuan anak untuk memahami apa yang ia baca.
  • Jika anak sudah memiliki ketertarikan terhadap buku dan aktivitas membaca, orang tua boleh mengenalkan huruf secara bertahap kepada anak. Jangan mulai mengenalkan huruf, jika anak belum menunjukan ketertarikan terhadap aktivitas membaca, dikhawatirkan anak akan merasa bosan dan menganggap aktivitas membaca merupakan sesuatu hal yang tidak menyenangkan.

 

Yang patut diingat, jangan hanya puas jika anak sudah lancar membaca, tugas orang tua untuk terus mengasah kemampuan anak untuk memahami apa yang dibaca merupakan hal yang penting. Sehingga generasi-generasi islami di masa datang tidak hanya memiliki ahlak yang baik akan tetapi memiliki pengetahuan yang luas.

 

(Ummu Mahira)


latestnews

View Full Version