View Full Version
Sabtu, 25 Jul 2009

Kak Seto: Tayangan Bom Bisa Pengaruhi Psikologis Anak

Jakarta - Ketua komisi perlindungan anak, Seto Mulyadi angkat bicara soal tayangan vulgar mengenai korban bom. Bagi Kak Seto, panggilan akrabnya, tayangan tersebut berpengaruhi terhadap psikologis anak.

"Tanpa disadari tayangan tersebut jadi momok bagi anak dan masuk ke dalam alam bawah sadar mereka," kata Kak Seto.

Kak Seto mengatakan itu dalam acara 'Jangan Menangis Indonesia' di Tugu Proklamasi, Cikini, Jakarta, Jumat (24/7/2009).

Menurut pemerhati anak, tayangan tersebut telah membuat takut anak-anak. Contohnya, mereka jadi tidak yakin akan adanya keamanan.

"Mau ke sekolah atau misalnya ke Mall takut terjadi ledakan," jelasnya.

"Mau ke sekolah atau misalnya ke Mall takut terjadi ledakan," jelasnya.

Yang paling ekstrem, tayangan tersebut justru dapat memicu anak-anak untuk mengikutinya. Anak Indonesia dapat saja mencoba menirunya.

Kak Seto berharap supaya peran keluarga lebih ditingkatkan. Anak-anak harus diberi keyakinan bahwa mereka aman.

"Jangan menangis Indonesia, Jangan menangis anak-anak, kami tetap bersama kalian," pungkasnya.

Menanggapi hasil penyelidikan Polisi, menyebut salah satu tersangka peledakan bom baru berumur 16-17 tahun. Hal itu mungkin saja terjadi karena seumuran tersebut memang sedang mencari identitas.

"Bisa saja terjadi karena mereka sedang mencari identitas," kata Kak Seto di Tugu Proklamasi, Cikini, Jakarta, Jumat (24/7/2009).

Kak Seto mengambil contoh kasus di Kamboja. Banyak tentara-tentara yang justru berasal dari kalangan anak-anak.

Di Indonesia, pelaku kejahatan juga banyak yang dari anak-anak, seperti copet," kata Kak Seto memberi contoh.

Di Indonesia, pelaku kejahatan juga banyak yang dari anak-anak, seperti copet," kata Kak Seto memberi contoh.

Rasa keingintahuan mereka terhadap sesuatu, tampak dijadikan salah satu senjata bagi orang yang ingin merekrutnya. (PurWD/voa-islam/dn)


latestnews

View Full Version