Tak lama lagi, Insya Allah kita akan memasuki bulan suci penuh berkah yaitu Ramadhan. Semoga Allah masih memberi kita kesempatan untuk kembali berjumpa dengan Ramadhan dan dapat menyempurnakan amal ibadah sepanjang bulan itu maupun setelahnya.
Selama Ramadhan kita tidak hanya akan menahan lapar dan dahaga namun juga menahan hawa nafsu. Salah satu hawa nafsu yang negatif adalah Marah. Kiranya diperlukan kiat-kiat untuk mengelola emosi negatif ini agar tidak membawa keburukan pada kita dan menodai Ibadah shaum kita.
Al Hafizh Ibnu hajar berkata : “sebagian ulama mengatakan bahwa Allah menciptakan Marah dari api neraka dan menjadikannya tabiat bagi manusia”
Al Hafizh Ibnu hajar berkata : “sebagian ulama mengatakan bahwa Allah menciptakan Marah dari api neraka dan menjadikannya tabiat bagi manusia”
Al Hafizh Ibnu Rajab al Hanbali mengatakan : “ Marah itu adalah gejolak hati untuk menolak bahaya yang akan menimpa atau membalas gangguan yang didapat setelah kejadian”
Marah bisa berimbas pada perbuatan-perbuatan yang diharamkan semisal membunuh, memukul atau berupa perkataan yang diharamkan seperti tuduhan dusta cacian, perkataan kotor, bahakn sampai paa tingkat kekufuran.
“Marah itu dari Setan”(H.R Abu Dawud no.4152)
Karena orang yang marah itu berada dalam keadaan di luar keadaan normal, berkata yang bathil, berbuat tercela, menginginkan kedengkian,perseteruan dan perbuatan-perbuatan tercela. Semua itu dapat timbul akibat Marah.
Macam-macam Marah :
1. Marah yang tercela
Yaitu marah dalam perkara duniawi, marah yang tidak pada tempatnya, bukan untuk kebenaran tetapi hanya mengikuti hawa nafsu.
2. Marah yang Terpuji
yaitu Marah karena Allah dan untuk kebenaran. Bahkan hal ini lebih dituntut lagi ketika syariat allah dilanggar.
Keutamaan Menahan Marah
1. Dipuji Allah dan rasulNya
Allah dan RasulNya Muhammad memuji orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika marah dan suka memberi maaf kepada orang lain.
Firman Allah :
“ Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf” (Q>S> As-Syura (42) : 370
“ Barang siapa menahan marahnya padahal dia sanggup untuk melampiaskannya, maka kelak Allah akan memanggilnya pada hari Kiamat di hadapan segala makhluk sehingga ia diberi hak memilih bidadari yang disukainya”(H.R Tirmidzi no.1944)
2. Allah mencintainya.
“Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan keslaahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”
(Q.S. Ali Imran 3 : 134)
Demikian pula Rasulullah bersabda :
“ Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah sifat pemaaf kepada seseorang hamba kecuali akan menjadikannya mulia dan tidaklah seorang hamba rendah hati karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya” ( H.R Muslim 2588. Tirmidzi 2029, Ahmad 2/235, Malik 2/1000, Darimi 1683)
3. Menaati wasiat Rasulullah.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw, ‘berilah wasiat kepadaku” Sabda nabi : “Janganlah engkau mudah marah” Maka diulanginya lagi permintaan itu beberapa kali. sabda Beliau : “ janganlah engkau mudah marah” ( H.R. Bukhari).
Boleh jadi nabi memberikan nasihat itu karena mengetahui bahwa laki-laki tersebut adalah orang yang sering/mudah marah, sehingga nasihat ini sungguh ditekankan kepadanya. Namun Betapa pentingnya nasihat itu bagi orang lain juga, terlihat dari diulanginya beberapa kali permintaan itu.
4. Termasuk Orang yang ‘Kuat’
Rasulullah bersabda :
“ Bukanlah dikatakan orang kuat karena dapat membanting lawannya, tetapi orang yang kuat ialah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya di waktu marah” (Hadits Riwayat Bukhari no. 5649)
Jadi, tolok ukur kekuatan bukanlah pada kekuatan fisik, namun pada kekuatan menahan jiwanya ketika marah tidak terpancing tipu daya setan.
Imam Nawawi mengatakan : “Ini adalah keutamaan yang terpuji, sedikit sekali orang yang mampu berhiasa dengan akhlaq yang mulia ini’ (Syarah Shahih Muslim 16/124)
5. Dijauhkan dari murka Allah.
Berdasarkan Riwayat Hasan al-Bashri berkata : “Empat perkara barangsiapa ada pada dirinya Allah akan menjaganya dari setan dan diharamkan masuk Neraka : yaitu orang yang mampu menahan jiwanya ketika berharap, takutm bernafsu dan marah” (Jami’ul Ulum wal hikam 1/368)
6. Masuk Surga
berdasarkan Hadits Abu Darda berkata : ada seseorang yang mendatangi rasulullah dan bertanya : “Wahai Rasulullah tunjukilah aku sebuah amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam Surga!” Rasulullah menjawab : “janganlah Marah, dan bagimu Surga”
Kiat meredam Marah
1. Berdoa
2. Dzikrullah
3. Mengucapkan ta’awudz
“Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang bila diucapkan maka hilanglah marahnya, yaitu A’uudzu billahi minasy syaithonirrajiim” Hadits Riwayat Tirmidzi no.3374:
Karena sesungguhnya setanlah yang mendorong manusia untuk marah. Setan selalu membelokkan manusia dari hal-hal yang terpuji dan menjauhkan manusia dari kerihaan Allah, maka ucapan A’udzu billahi minasy syaithonirrajiim adalah senjata yang paling ampuh untuk menolak tipu daya setan ini.
4. Mengubah posisi tubuh
Jika sedang berdiri, maka duduklah. Jika sedang duduk berbaringlah. Jika belum hilang juga marahnya tinggalkan tempat.
5. Memberi maaf
6. Jangan Turuti marahnya
Semoga Allah melindungi kita dari rasa marah dan memberikan kekuatan serta kesabaran kepada kita untuk melawan rasa marah dan mudah memaafkan kekurangan dan kesalahan orang lain. (Prima Yuniarti/voa-islam)