Telah kita pahami bersama bahwa pada prinsipnya permasalahan yang dihadapi Umat Muslim saat ini adalah adanya kesenjangan yang sangat lebar antara Tingginya kemuliaan Islam dan rendahnya SDM umat muslim.
Mengutip tulisan Anis Matta dalam bukunya “ Dari Gerakan ke Negara” tak dapat disangkal lagi, bahwa untuk merebut kembali KEJAYAAN ISLAM perlu adanya pembenahan untuk tujuan memperkecil Kesenjangan antara ISLAM dan MANUSIA MUSLIM, melalui REKONSTRUKSI ULANG yang meliputi 3 tahapan, dimana wanita Muslimah dapat mengambil peran di dalamnya, yaitu :
Sebagai Ibu dan calon Ibu yang akan menjadi ‘madraasatul uula’ ( sekolah yang pertama ) bagi putra putrinya, wanita muslimah memegang peran yang sangat strategis dalam pembinaan generasi Islam. Untuk itu tentunya harus dimulai dengan cara meng ’hijrah’ kan dirinya terlebih dahulu. Dengan cara ‘ memperbaharui ’ keislamannya, memperbaiki serta memperdalam pemahaman dan kesadarannya tentang Islam. Ia harus dapat menularkan dan mewariskannya kepada anak keturunannya. Hal ini dapat diupayakan dengan cara tidak pernah berhenti menuntut Ilmu. Dimulai dari Ilmu-ilmu yang dapat memperkuat aqidah , memperdalam dan memperluas pemahaman serta wawasan tentang Islam. Selanjutnya bisa ditambahkan dengan Ilmu lain yang juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas SDM pribadi maupun keturunannya.
Pada tahap ini wanita Muslimah dapat berperan menularkan keshalihan dirinya kepada lingkungan terkecilnya yaitu keluarga. Penularan keshalihan ini diharapkan dapat diwariskan pula dari generasi ke generasi berikutnya. Selanjutnya dapat diperluas kepada kelompok masyarakat yang lebih besar. Barangkali dengan cara bergabung dalam sebuah organisasi / yayasan/ lembaga yang dapat mendukung tujuan menularkan keshalihan pribadi menjadi keshalihan kolektif.
Sebagai Ibu yang menjadi pemimpin bagi anak-anaknya, maupun pemimpin dalam skope organisasi, maka wanita muslimah harus mempunyai kejelian untuk mengenali potensi dan keunikan yang dimiliki masing-masing anaknya atau orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Setelah mengenalinya, maka selanjutnya memberikan dukungan yang memadai dan ruang yang cukup bagi berkembangnya setiap potensi tersebut secara optimal kemudian mensinergikannya sehingga dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada Islam.
Dalam ketiga tahapan Rekonstruksi Ulang diatas, terkandung makna HIJRAH, diawali dari yang bersifat Individu, berlanjut kepada kelompok dan pada akhirnya diharapkan akan berefek secara universal sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap teraihnya kembali masa kejayaan Islam.
Pertanyaannya, sudahkah diri kita memulai untuk membuat perubahan itu? Jika belum maka tidak ada alasan untuk menunda lagi, mulailah dari diri sendiri dan mulailah dari sekarang. Insya Alloh niat dan segala upaya kita akan mendapatkan ganjaran dari Alloh bagi orang-orang yang berhijrah, yaitu Rezki yang berlimpah di dunia (An-Nisa: 100, Al-Anfal: 79), Kesalahan dihapus dan dosa diampuni (Ali Imran: 195), Derajatnya ditinggikan oleh Allah (At-Taubah: 20), Kemenangan yang besar (At-Taubah: 20, 100), Tempat kembalinya adalah surga (At-Taubah: 20-22) dan Mendapatkan ridha dari Allah (At-Taubah: 100). Wallahu a’lam. ( Prima [email protected] )