PENCEGAHAN osteoporosis sebaiknya dimulai sejak usia dini. Pasalnya, tulang menjadi semakin rapuh seiring penuaan dan penurunan kepadatan tulang tahap awal seringkali tidak kelihatan.
Berdasarkan data yang dikutip situs womenfitness.com, satu dari dua perempuan berusia di atas 50 akan mengalami patah tulang terkait osteoporosis.
Di usia 20-an hingga 30-an, Anda membangun tulang sama cepatnya dengan Anda menghilangkannya. Tapi saat mencapai usia 35, penurunan kepadatan tulang lebih cepat dibandingkan pembentukan tulang. Sebagai akibatnya, kerangka akan mengalami erosi
secara perlahan.
Untuk membantu Anda mempertahankan kepadatan tulang, berikut beberapa fakta merisaukan seputar tulang yang bisa menjadi panduan Anda:
1. Suplemen kalsium saja tidak cukup
Kalsium sangat penting untuk menjaga tulang sehat tapi tidak bisa menjamin kesehatan tulang Anda sepenuhnya. Banyak studi yang menunjukkan bahwa makanan tertentu lebih efektif dibandingkan pil suplemen dalam menjaga kepadatan tulang.
Anda bisa membantu menjaga tulang dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D. Vitamin ini diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium. Makanan tersebut termasuk sarapan dan sereal yang telah diperkaya dengan vitamin D dan kuning telur. Selain itu, cobalah menambah asupan makanan yang mengandung vitamin K (yang juga membantu penyerapan kalsium), seperti bayam, brokoli dan kol.
...Anda bisa membantu menjaga tulang dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D. Vitamin ini diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium....
Temuan awal peneliti dari Amerika Serikat mengindikasikan bahwa perempuan postmenopause yang mengonsumsi brokoli paling tidak tiga kali seminggu selama satu tahun berisiko 80 persen lebih kecil mengalami patah tulang dibandingkan mereka yang mengonsumsi brokoli kurang dari sekali seminggu.
2. Waspadai patah tulang di usia 30-an
Perempuan muda seharusnya tidak mengalami patah tulang kecuali akibat kecelakan atau jatuh dari tempat tinggi. Jika Anda mengalami patah tulang hanya karena tergelincir atau tanpa alasan yang jelas, ada baiknya meminta dokter melakukan tes kepadatan tulang.
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki yang mengalami patah/retak tulang kaki tanpa alasan jelas, memiliki kepadatan tulang rendah."Retak tulang meningkatkan risiko patah tulang selanjutnya di bagian lain dalam tubuh," terang Dr Beatrice Edwards, seorang direktur program osteoporosis di Chicago.
...perempuan dan laki-laki yang mengalami patah/retak tulang kaki tanpa alasan jelas, memiliki kepadatan tulang rendah...
3. Penyakit gusi tidak hanya sekadar masalah mulut
Studi-studi pendahuluan menunjukkan bahwa perempuan usia lanjut dengan penyakit gigi juga berisiko mengalami osteoporosis. Jika Anda sudah melewati masa menopause dan menderita gangguan gigi, ada baiknya melakukan tes osteoporosis.
4. Osteoporosis diturunkan dalam keluarga
"Genetik merupakan faktor penting dan bisa diturunkan dari sisi ayah dan ibu," terang Dr Felicia Cosman, direktur klinis National Osteoporosis Foundations Amerika Serikat. Selain itu, hasil studi menunjukkan bahwa hubungan keturunan biasanya lebih kuat di area tertentu seperti tulang pinggul dan pergelangan tangan.
5. Tes kepadatan tulang mungkin tidak menguak risiko Anda
Mungkin Anda sudah pernah mencoba mesin ultrasound yang mendeteksi tanda-tanda penipisan tulang di jari-jari dan pergelangan kaki. Tapi, cara ini kemungkinan besar tidak bisa menggambarkan kesehatan tulang dengan tepat.
Penurunan kepadatan tulang tidak sama di seluruh bagian tubuh. Kemungkinan Anda mengalami kehilangan kepadatan tulang lebih banyak di satu area dibandingkan bagian tubuh lainnya. Bagian yang perlu diukur adalah pinggul dan tulang belakang, area yang paling sering mengalami patah tulang serius.
Salah satu tes yang paling dianjurkan adalah sinar-x khusus yang dikenal dengan DEXA (dual energy x-ray absorptiometry). Cara ini bisa mengukur kepadatan tulang di tulang pinggul. [taz/voa-islam.com/mi]