Allah SWT berfirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” (Ar-Rum 23).
Tidur sangat penting bagi setiap makhluk hidup di permukaan bumi. Anda mungkin akan terkejut apabila mengetahui bahwa kita menghabiskan sepertiga usia kita untuk tidur. Jika seseorang hidup dengan usia 70 tahun, maka dia menghabiskan waktu 23 tahun hanya untuk tidur. Waktu tidur rata-rata yang dihabiskan orang dewasa adalah sekitar 6-8 jam sehari. Tidur merupakan sebuah keharusan agar fungsi kesehatan bekerja secara normal, baik tubuh dan pikiran. Tidur sangat bermanfaat bagi siapapun, terutama anak-anak.
Namun, apakah Anda pernah terbangun di tengah malam karena anak Anda berteriak menangis? Atau apakah Anda pernah mendengar ada anak yang berjalan di rumah pada malam hari padahal dia sedang tidur?
...parasomnia adalah gangguan tidur yang muncul pada ambang batas antara saat terjaga dan tidur. Diantara berbagai bentuk parasomnia yang lebih umum adalah gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur, dan gangguan berjalan sambil tidur...
Kedua hal tersebut merupakan tanda-tanda gangguan tidur (sleep disorder) yang disebut dengan parasomnia. Para pakar mendefinisikan parasomnia sebagai gangguan tidur yang muncul pada ambang batas antara saat terjaga dan tidur. Diantara berbagai bentuk parasomnia yang lebih umum adalah gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur, dan gangguan berjalan sambil tidur.
Dalam makalahnya, Dosen Neurologi dan Psikiatri Cairo University Mona Nada Abdel Fattah, PhD menyatakan bahwa anak-anak lebih mudah terserang parasomnia disebabkan minimnya kualitas tidur. “Hal tersebut disebabkan kebiasaan tidur yang buruk dikarenakan gangguan daur tidur, merasa tidak familiar dengan tempat tidur, lingkungan kamar, keletihan, dan kegelisahan,” ujar peraih gelar doktoral dari Cairo University dalam spesialisasi penyakit Parkinson dan gangguan gerak itu.
Mona Abdel Fattah melanjutkan, beragam fenomena tidur seperti mengigau (sleeptalking), berjalan sambil tidur (sleepwalking), mimpi buruk (nightmare disorder), sering mengeluarkan suara gertakan gigi, night terror, dan yang lainnya merupakan bentuk-bentuk parasomnia. Kendati sangat mengganggu orangtua, parasomnia yang dialami anak-anak biasanya tidak sampai menimbulkan bahaya bagi mereka atau orang lain. Sangat jarang terjadi kasus parasomnia yang sampai membutuhkan tindakan medis, namun terkadang memang membutuhkan terapi, baik bagi anak maupun orangtua.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah anak mengalami night terror dan mimpi buruk, di antaranya dengan memastikan bahwa anak Anda tidur dengan waktu yang cukup, membuat beberapa ‘ritual’ tidur, semisal bersenandung, membacakan cerita untuk mereka, lalu jauhkan mereka dari tayangan film-film horor yang menakutkan atau film kartun. Artinya, Anda harus mengajari anak-anak untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan dan menggembirakan sebelum mereka tidur.
...Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah anak mengalami mimpi buruk, di antaranya dengan menjauhkan mereka dari film dan kartun horor yang menakutkan. Anda harus mengajari anak-anak untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan dan menggembirakan...
Namun apabila anak Anda tiba-tiba terbangung disebabkan night terror, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untk membuat mereka kembali tertidur. “Yaitu hindari suara-suara atau gerakan yang membuat gaduh dan menakutkan mereka. Lalu pindahkan segala sesuatu di dekat mereka yang bisa melukai. Kemudian katakan kepada mereka bahwa Anda ada di dekat mereka, lalu bantulah mereka untuk kembali tidur tanpa harus mengobrol dengan mereka,” tandas Mona Abdel Fattah.
Dalam artikelnya, DR. Christian Guilleminault —seorang dokter dan peneliti dalam bidang Sleep Medicine berkebangsaan Perancis— menegaskan agar jangan sekali-kali memberitahu anak-anak bahwa night terror dan mimpi buruk “hanyalah sekedar mimpi”. “Karena hal tersebut dapat mengusik perasaan takut mereka dan membuat mereka bingung antara berada di dalam realita dan ketakutan terus-menerus,” ujar periset yang lama meneliti tentang sleep apnea (sebuah gangguan tidur berbahaya yang ditandai dengan tidur mendengkur dan rasa kantuk berlebih di siang hari).
Sementara mengigau berkenaan dengan bicara ketika tidur, dengan satu hingga beberapa kata. Mengigau merupakan bentuk parasomnia yang biasa terjadi pada 50% anak-anak dan 5% orang dewasa. Igauan yang terucap bisa sangat dramatis, emosional, dan kasar. Mengigau merupakan vokalisasi saat tidur, bisa berupa kata-kata yang jelas atau hanya sekedar gumaman. Kondisi ini bisa dipicu oleh keadaan emosional-psikologis, demam atau tidur yang terganggu.
Mengigaui biasanya berlangsung pada tahap tidur dangkal, atau kadang kala pada tahap mimpi (tidur REM.) Jika terjadi dalam tahap tidur mimpi, biasanya terjadi bersesuaian dengan mimpi yang mengejutkan, seperti melihat pencuri atau melihat sebuah kecelakaan. Kata-kata yang keluar bisa berkaitan erat dengan mimpi atau bahkan berlainan sama sekali, misalkan dalam mimpi meneriakkan “maling!” tetapi kata yang keluar adalah “mama!“ Walau demikian, biasanya si pengigau tidak ingat apa yang dikatakan atau bahkan mimpinya sendiri.
Gangguan ini sering terjadi pada usia muda, bahkan pernah dilaporkan kejadian sleepwalking pada balita yang baru bisa berjalan, meskipun lebih sering tejadi pada anak usia 4 hingga 7 tahun. Kebanyakan kebiasaan ini hilang sendiri setelah menginjak dewasa. Tetapi saat dalam kondisi kurang tidur yang ekstrem, gangguan sewaktu-waktu bisa menyerang.
Sleepwaking, somnabulism atau tidur berjalan adalah gangguan dimana penderitanya berjalan dalam tidur. Fenomena yang dikenal di Indonesia sebagai ngelindur ini cukup sering terjadi. Yang khas, saat bangun penderitanya tidak ingat sama sekali akan kejadian itu, maupun mimpi yang berkaitan dengan gerakan yang ia lakukan malam sebelumnya. Berjalan ketika tidur bisa direfleksikan dengan duduk di kasur, meninggalkan ranjang, berjalan-jalan di rumah, dan melakukan hal-hal tertentu tanpa disadari.
Kemudian menggertakkan gigi adalah bentuk lain parasomnia yang bisa terjadi pada anak-anak di waktu malam. Penyebabnya masih tidak jelas, tapi bisa jadi dipengaruhi oleh stres atau permasalahan gigi.
Jika anak-anak Anda adalah penderita parasomnia, perawatan terbaik adalah dengan memberikan pengertian dan support baginya. Buatlah lingkungan tidur yang aman, dengan memastikan tidak ada benda-benda pecah belah yang dapat tersenggol. Tidak jarang penderita sleepwalking tidur di kamar yang berperabotan minimal. Kebanyakan kasus parasomnia tidak memerlukan pengobatan. Gangguan yang diderita bukanlah suatu bentuk gangguan psikologis maupun suatu penyakit yang berbahaya.
...ajarkan anak Anda untuk selalu berdoa apabila dia tiba-tiba bangun...
Selain itu semua, ajarkan anak Anda untuk selalu berdoa apabila dia tiba-tiba bangun. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim dari shahabat Al-Barra’ bin ‘Azib, dia menyatakan bahwa Nabi Muhammad bersabda:
“Apabila kamu hendak berbaring ke tempat peraduanmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi kananmu lalu bacalah doa: “Ya Allah! Sesungguhnya aku menyerahkan diriku kepada-Mu, dan aku serahkan segala urusanku kepada-Mu, dan aku baringkan tubuhku ke hadapan-Mu karena mengharapkan pahala-Mu dan takut akan siksa-Mu, tidak ada tempat berlindung dan tidak ada pula yang dapat menyelamatkan diri kecuali kembali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan dan dengan nabi-Mu yang Engkau utus).” Jadikanlah semua itu sebagai ucapanmu yang terakhir karena apabila kamu mati pada malam itu, maka kamu telah mati dalam keadaan fitrah.” [ganna/voa-islam.com]