View Full Version
Sabtu, 24 Apr 2010

Duh Malangnya! Ayah Sibuk Bekerja, Ibu Sibuk Belanja

Pendidikan anak menjadi tanggungjawab besar bagi kedua orang tua. Tapi sayang, banyak orang tua yang sibuk sehingga tidak sempat memperhatikan didikan anak-anaknya.

Ayah sibuk bekerja, mencari kebutuhan materi. Sedangkan ibu, sibuk shopping dari mall ke maal atau berada di butik-butik. Mereka tidak lagi memiliki waktu untuk memikirkan kebutuhan anak, kecuali mencukupi makan dan pakaian mereka.

Sedangkan anak-anak mereka yang terlantar menjadi amanat yang terabaikan. Mereka diterbangkan angin yang berhembus dan tercemari dengan polusi pemikiran dan penyimpangan-penyimpangan. Terkadang menjadi anak pembantu atau menjadi anak jalanan. Akhirnya, dia senantiasa mengaca pada teladan buruk sepanjang hidupnya.

Buktinya, sebagian anak muslim tidak tergugah untuk ke masjid ketika mendengar adzan. Kakinya tidak menginjakkan lantai masjid dan tidak melihat jamah shalat kecuali pada hari Jum'at saja, atau di tambah ketika hari raya. Dan jika ditambah, ya pas bulan Ramadlan.

Sedangkan untuk menghafal Al-Qur'an dan memahami halal dan haram tidak lagi mendapat jatah perhatian.

Banyak orang yang tidak setuju dengan paparan yang sedih ini, namun siapa yang mau menjelajah dan melihat realita pasti akan mengakuinya.

Untuk membuktikannya, bisa kita lihat satu contoh berikut ini, supaya nampak di mana amanat para ayah terhadap didikan anak-anaknya:

Berapa jumlah anak kaum muslimin yang menghadiri shalat berjamaah di masjid? Demi Allah, seolah-olah kita ini menjadi umat yang tidak memiliki anak. Ada tanpa memiliki masa depan.

Wahai para ayah! Ingatlah, sungguh engkau akan ditanya tentang amanah yang engkau lalaikan, kenapa engkau sia-siakan?

Sungguh, anak-anakmu adalah amanatmu pada hari ini dan akan menjadi musuhmu pada hari kiamat, jika engkau lalaikan mereka. Ingatlah peringatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ،

"Setiap kalian ra'in (penanggung jawab) dan masing-masing akan ditanya tentang tanggungjawabnya. Penguasa adalah penanggung jawab atas rakyatnya, dan akan ditanya tentangnya. Suami menjadi penanggung jawab dalam keluarganya, dan akan ditanya tentangnya. Istri menjadi penanggung jawab di rumah suaminya dan kelak akan ditanya tentangnya." (Muttafaq 'Alaih)

Anas radliyallah 'anhu berkata: "seungguhnya Allah pasti menanyakan kepada setiap pemimpin tentang tanggungjawabnya, menjaganya atau menyia-nyiakannya."

Sebagaimana engkau menjaga dirimu dari api dunia dan panasnya, maka seharusnya engkau selalu memperhatikan firman Allah Ta'ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." (QS. Al Tahriim: 6)

Semoga Allah senantiasa memperbaiki anak-anak kaum muslimin dan menjadikan mereka sebagai penyejuk hati serta mendidiknya dengan pendidikan yang baik.

(PurWD/voa-islam.com)

* Disarikan dari tulisan Abdul Malik al-Qasim. dari islamway.com


latestnews

View Full Version