Kondisi penyimpanan makanan banyak mempengaruhi makanan tersebut. Terbukti, kebiasaan menempatkan makanan dan sisa makanan di tempat terbuka dalam waktu yang cukup lama ternyata mengandung risiko. Yakni menyebabkan rasa dan nilai gizi makanan tersebut berkurang dengan cepat karena telah berinterkasi dengan oksigen di udara.
Maka itu, untuk mencegah berkurangnya rasa dan gizi, para ahli nutrisi dan peneliti makanan merekomendasikan untuk menyimpan makanan dalam wadah penyimpanan makanan yang kedap udara dan air, disamping untuk mencegah bau yang tidak diinginkan.
Kesegaran makanan terkait erat dengan nilai nutrisi yang terkandung di dalamnya. Semakin segar makanan maka akan semakin tinggi nilai nutrisi yang dikandungnya dan semakin sehat makanan itu untuk dikonsumsi,
”Kesegaran makanan terkait erat dengan nilai nutrisi yang terkandung di dalamnya. Semakin segar makanan maka akan semakin tinggi nilai nutrisi yang dikandungnya dan semakin sehat makanan itu untuk dikonsumsi,” beber peneliti makanan dari Institut Pertanian bogor Dr Ir Purwiyatno Hariyadi Msc.
Menurut Purwiyatno, apapun jenis makanannya, baik buah maupun sayur segar, makanan yang telah dimasak ataupun yang telah diproses terlebih dahulu, kunci untuk menjaga kesegaran dan kesehatannya adalah dengan menyimpan makana itu secara baik sehingga nilai nutrisinya tidak berkurang.
Dikatakan Purwiyatno, keawetan pangan juga dipengaruhi jenis bahan pengemas. Apakah bisa menahan udara dari dalam, kedap air dan juga mampu menahan udara dari luar kemasan. Dengan begitu maka akan terjamin keamanan pangan dan bisa memperlambat kerusakan makanan itu.
Yang patut diperhatikan dalam menyimpan makanan adalah, sebuah wadah harus dapat menjaga keawetan produk dengan mengendalikan udara, cahaya, uap air, dan aroma.
Yang patut diperhatikan dalam menyimpan makanan adalah, sebuah wadah harus dapat menjaga keawetan produk dengan mengendalikan udara, cahaya, uap air, dan aroma. ”Serta mampu mencegah terjadinya kontaminasi dari mikroba, serangga dan binatang lainnya,” ujar Purwiyatno di Ritz Carlton Jakarta belum lama ini.
Perlu diketahui pula, setiap makanan memiliki sifat yang berbeda dalam perlakuan penyimpanannya. Misalkan untuk menyimpan sayur dan buah maka diperlukan wadah yang tidak menyebabkan penguapan atau kehilangan air dari produk pangan tersebut sehingga dibutuhkan wadah yang kedap air.
Wadah kedap udara dan air memang paling dibutuhkan untuk makanan yang masih aktif dalam menangkap oksigen di udara. Sayuran dan buah adalah salah satu contohnya, keduanya merupakan bahan makanan yang masih memiliki proses respirasi yang tinggi.
Purwiyatno menjelaskan sayur dan buah yang sudah tidak tumbuh di tanah masih melakukan proses respirasi alias pernafasan. Namun sudah tidak sempurna sehingga respi-rasinya justru membuat sayur dan buah membusuk. Sederhananya, bayam disimpan di kulkas, seminggu kemudian bayam itu akan busuk dan bau.
Sayur dan buah yang sudah tidak tumbuh di tanah masih melakukan proses respirasi alias pernafasan. Namun sudah tidak sempurna sehingga respi-rasinya justru membuat sayur dan buah membusuk. Sederhananya, bayam disimpan di kulkas, seminggu kemudian bayam itu akan busuk dan bau.
Ini karena bayam menyerap oksigen di udara yang membuatnya membusuk. Nah, wadah kedap udara dapat membuat bahan makanan berespirasi tinggi tahan hingga dua minggu. Buah dan sayuran merupakan bahan yang masih melakukan proses respirasi dan nantinya akan menghasilkan CO2 dan air. Maka itu harus tetap dipelihara hidup. Caranya dengan mengendalikan laju O2.
Lain halnya dengan roti, untuk menyimpan roti usahakan agar tidak terlalu cepat kehilangan air karena akan menyebabkan retrogradasi. Dengan kata lain, roti menjadi keras dan kering. Maka diperlukan wadah yang bisa mencegah kehilangan air (uap). Lain dengan menyimpan bahan berupa bubuk, usahakan jangan menyimpannya dalam wadah yang lembap karena akan menjadikan bubuk ini menjadi lembek.(rps/okezone)