View Full Version
Ahad, 15 Aug 2010

Mengatasi Gangguan Tidur Anak

RASANYA bosan dan terkadang gemas melihat anak bangun di malam hari dan masuk ke kamar Anda. Di samping tidur terganggu, Anda pun harus menidurkannya kembali. Alhasil, waktu tidur pun berkurang. Apa solusinya?
 
Tanti seakan tidak pernah pulas tidur di malam hari. Putrinya, Mirel, yang masih berumur lima tahun kerap masuk ke kamarnya dan meminta tidur di samping dirinya. Ada saja alasan yang dikemukakan putri semata wayangnya tersebut. Terkadang dia mengatakan takut tidur sendiri. Di lain waktu dia mengompol. Terpaksa Tanti menidurkan Mirel kembali ke kamarnya dan meyakinkan dirinya tidak ada yang perlu ditakuti.

“Padahal, paginya saya harus kerja sampai sore. Rasanya lelah dan pergi ke kantor selalu dalam keadaan mengantuk,” beber Tanti.

Sudah sering Tanti mengatakan hal ini kepada Mirel, tapi tetap saja dia selalu terbangun dan mengganggu Tanti di malam hari. Kadang minta dibuatkan susu atau malah dibacakan cerita.

Rupanya Tanti tidak sendirian. Ibu-ibu lain pun banyak mengeluhkan hal yang sama tentang anak mereka. Tidak sedikit anak-anak di usia prasekolah bahkan sudah sekolah sekalipun, yang masih meminta tidur dengan orang tuanya. Menurut National Sleep Foundation (NSF) di Amerika Serikat, sedikitnya 24 persen orang tua memiliki anak yang tidur bersama mereka di separuh waktu malam.

Pengalaman Karen Higdon lain lagi, agar anak kembarnya tidak menerobos masuk ke kamarnya lagi, dia merancang kamar anaknya dengan semanis mungkin. Lengkap dengan tempat tidur dengan gambar putri berikut bed cover. Awalnya putri kembarnya yang berusia empat tahun tersebut tampak antusias. Mereka mengeksplorasi kamarnya di siang hari. Namun saat hari berganti malam, mereka mengaku ketakutan terhadap monster yang ada di kamarnya dan menuju ke kamar Karen.

Setidaknya ada dua alasan yang melatarbelakangi anak tidur dengan orang tua. Yang pertama karena sudah keputusan orang tua untuk membiarkan anak tidur dengan mereka. Yang kedua, sebenarnya orang tua tidak menginginkan hal ini, tapi itu adalah jalan terbaik untuk memecahkan masalah pada jam dua dini hari dengan keadaan mengantuk

Saat si kembar berusia tiga tahun, Karen dan suaminya, Richard, memisahkan kamar tidur kedua anaknya. Satu di kamar orang tua dan satu lagi di kamar anak. Karen dan Richard pun menemani masing-masing putrinya. Nyatanya kebiasaan ini akhirnya menjadi rutinitas, putri mereka, Kaylee dan Gracie, malah tak bisa lepas dari kedua orang tuanya dan sangat bergantung. “Saya ingin mereka lebih mandiri,” kata Karen seperti dikutip dari webmd.com.

Menurut juru bicara NSF Jodi Mindell PhD, setidaknya ada dua alasan yang melatarbelakangi anak tidur dengan orang tua. “Yang pertama karena sudah keputusan orang tua untuk membiarkan anak tidur dengan mereka. Yang kedua, sebenarnya orang tua tidak menginginkan hal ini, tapi itu adalah jalan terbaik untuk memecahkan masalah pada jam dua dini hari dengan keadaan mengantuk,” kata wanita yang juga penulis buku “Sleeping Through the Night” ini.

Dikatakan Jodi, mengubah waktu tidur yang sudah menjadi kebiasaan bukanlah hal yang mudah. Sebab, aspek biologis bukan kita yang mengatur. Sementara itu, ahli anak James McKenna PhD mengatakan, “tidak ada yang salah, baik orang tua maupun anak jika mereka tidak bisa membuat anakanak tidur hingga semalaman.”

Profesor antropologi di Universitas Notre Dame ini menambahkan, biasanya anak bermimpi buruk atau gelisah sehingga mencari orang tua mereka di malam hari.

Lebih mudah untuk mengajarkan anak kecil yang baru belajar berjalan untuk tidur di kamarnya bila dia ditempatkan pada tempat tidur khusus bayi atau boks, sehingga dia pun tidak akan turun dari tempat tidurnya dan mencari orang tua di malam hari

Meski demikian, kebiasaan tersebut lama-lama juga akan mengganggu orang tua dan waktu tidur mereka. Untuk itu, orang tua harus pintar-pintar menyiasatinya. Karenanya, tip berikut bisa Anda manfaatkan.

Menurut konsultan masalah tidur anak Dana Obleman, lebih mudah untuk mengajarkan anak kecil yang baru belajar berjalan untuk tidur di kamarnya bila dia ditempatkan pada tempat tidur khusus bayi atau boks. “Sehingga dia pun tidak akan turun dari tempat tidurnya dan mencari orang tua di malam hari,” ujar wanita yang juga pengarang buku “The Sleep Sense Program” ini. (rps/oz)


latestnews

View Full Version