View Full Version
Kamis, 09 Sep 2010

Pola Makan Anak, Investasi Seumur Hidup

Apakah Anda bertanya-tanya, si kecil makan terlalu sedikit atau terlalu banyak? Menurut survei pada Juni 2010 oleh Country Crock, sebanyak 90 persen orangtua khawatir jika anak mereka melakoni diet.

Jeannette L Bessinger dan dietician Tracee Yablon-Brenner, penulis Great Expectations: Best Food for Your Baby and Toddler setuju bahwa jenis makanan yang Anda berikan kepada anak pada tahun-tahun pertama mereka dapat berdampak pada kebiasaan pola makan dan pilihan seumur hidupnya. Jangan cemas, Anda masih bisa menghentikan kebiasaan makannya yang buruk, dan semakin cepat, akan semakin baik.

"Pencegahan jauh lebih mudah daripada intervensi," kata Bessinger.

Simak tip dari keduanya tentang cara mendorong anak Anda untuk menjadi sehat tidak menjadi pemilih makanan, seperti dilansir AOL Health.

Menyusui jika memungkinkan

Menyusui telah terbukti mengurangi risiko obesitas hingga 20 persen, kata Bessinger. Meskipun peneliti belum dapat menentukan alasan konkret, satu teori adalah bahwa susu dikeluarkan lebih lambat dari puting, sehingga bayi punya kesempatan untuk memahami rasa kenyang.

ASI akan memiliki rasa berbeda, tergantung pada pola makan ibu," kata Bessinger. Sebagai contoh, ASI manis diproduksi jika si ibu makan buah-buahan manis.

"Variasi ini akan memperluas pola makan bayi dengan benar dari awal, meningkatkan kemungkinannya untuk menyambut lebih banyak rasa lebih di masa mendatang," katanya.

Netral terhadap makanan

Sebagian besar dari kita memberikan cap "baik" atau "buruk" pada makanan yang kita konsumsi, tetapi bagi anak Anda hal tersebut bisa menjadi bumerang. Sebaiknya, tawarkan dua hingga tiga pilihan makanan sehat dalam jumlah kecil (sekitar satu sendok makan tiap usia) setiap si kecil makan.

"Jangan memperdebatkan pilihan mereka, dan jangan memaksakan makanan, ataupun menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman. Hal tersebut hanya akan menyebabkan masalah," kata Yablon-Brenner.

Lantas, apa yang terjadi ketika orang lain menawarkan anak Anda makanan tinggi gula dan/atau lemak? Apakah melarang keras si kecil? Yablon-Brenner menyarankan agar si kecil diberi porsi kecil sehingga dia tidak merasa ditinggalkan.

"Jangan khawatir, pesta ulang tahun tidak akan menghancurkan pondasi yang telah ditetapkan di rumah," katanya.

Sabar mengenalkan makanan

Menurut Bessinger, penelitian mengatakan perlu waktu hingga 15 kali bagi seorang anak untuk menerima rasa baru. Jika anak Anda menolak makanan baru pada awalnya, mungkin diperlukan beberapa cita rasa sebelum ia akrab dan akhirnya menerima.

"Perlu diingat bahwa apapun yang anak makan yang paling penting adalah apa yang akan dia suka," katanya.

"Bahkan jika bayi Anda membuat wajah lucu ketika merasakan sesuatu yang baru, hal tersebut tidak selalu berarti penolakan. Bisa hanya berarti, ‘Wah, rasa ini beda!’,” tambah Bessinger.

Tambahkan bumbu dan rempah-rempah makanan

Setelah usia anak Anda di atas setahun, Anda dapat mulai mengenalkan rempah-rempah untuk makanan, seperti jahe, basil, kayu manis, dan sebagainya.

"Trik ini akan membantu memperluas jangkauan rasa anak Anda," kata Bessinger.

Ia menyarankan orangtua untuk memperkenalkan makanan baru tanpa rasa, berlanjut ke pengenalan rempah-rempah setelah anak Anda telah menerima rasa makanan.

Libatkan anak Anda dalam mempersiapkan makanan

Membiarkan anak Anda untuk membantu di dapur akan membentuk kebiasaan pola makan yang lebih baik, kata kedua ahli. Dan jika Anda sedang mencari cara si kecil agar gemar makan sayuran, pertimbangkan untuk berkebun bersamanya.

"Ini aturan universal, ketika seseorang diajak untuk mengenal sesuatu, mereka akan mencintainya, seperti juga makan sayur saat diajak menanamnya," kata Bessinger.

Yablon-Brenner menambahkan, tak mengapa jika anak Anda bermain dengan makanannya. "Biarkan mereka merasakan tekstur makanan baru, ini semua tentang eksplorasi," katanya.

Kelilingi anak Anda dengan makanan sehat

Lingkungan positif akan memberi dampak positif pula. "Istilah lain untuk hal ini adalah efek paralel, yang berarti bahwa jika hanya ada satu anak mencoba makanan, yang lain kemungkinan besar akan mengikutinya. Anak-anak mudah sekali dipengaruhi efek tersebut, biasanya dimulai sejak usia dua tahun, berlanjut ke masa balita, bahkan ke praremaja," kata Bessinger.

Jadilah teladan yang sehat

Bukan rahasia bahwa naluri seorang anak adalah untuk meniru orangtuanya. Jadi, jika Anda ingin anak Anda sejauh mungkin dari cookies, kue, dan keripik, jauhkan snack tersebut dari mereka sendiri.

"Pada tingkat bawah sadar, kita mengharapkan anak kita untuk menyukai apa yang kita suka dan tidak menyukai apa yang tidak kita sukai, bahkan soal makanan," kata Bessinger.

"Anda mungkin membenci sayuran hijau rasa pahit, tetapi anak Anda tidak boleh membencinya," katanya (rps/oz)


latestnews

View Full Version