Anak Anda suka merebut mainan dari temannya walaupun sudah memiliki mainan yang sama? Selalu merajuk setiap keinginannya tidak dituruti? Atau, akan menyakiti temannya untuk mendapatkan keinginannya? Hati-hati, jangan langsung melabeli anak dengan sebutan serakah dan memarahinya. Instropeksi lagi, apakah Anda juga sering melakukan hal serupa?
Sebaiknya Orangtua Berkaca Diri
Menurut psikolog anak Joan Grusec, tidak ada anak yang lahir dengan perilaku serakah. Sifat ini tumbuh, seringkali tanpa disadari, akibat meniru orangtua atau seseorang di lingkungan terdekat anak, yang cenderung memiliki kedekatan emosional dengannya.
Cobalah berkaca pada diri sendiri, apakah orangtua atau lingkungan sering menampakkan sikap rela melakukan apa saja demi keinginannya? Atau, sering mengesampingkan kepentingan orang lain? Atau, sering memberikan hadiah setiap anak bersikap baik? Atau, sering meminta maaf atau mengekspresikan rasa cintanya dengan materi? Atau, sering memanjakan dan selalu meluluskan permintaan anak? Atau, sering membiarkan perilaku serakah pada anak? Jika tiga dari pertanyaan tersebut dijawab ya, maka orangtualah yang menyebabkan timbulnya perilaku ini pada anak.
Bisa Berkembang Menjadi Materialistis
Selain bisa dijauhi teman-temannya, perilaku serakah jika tidak segera diatasi akan terus berkembang menjadi perilaku materialistis. Secara psikologis, anak akan berkembang dengan pandangan dan penilaian dengan barometer materi. Mereka akan lebih menghargai sebuah hubungan dari sisi materinya daripada segi hubungan emosi antar manusia.
Mereka tidak akan pernah merasa cukup dan akan terus meminta lebih dari yang sudah dimilikinya. Anak juga akan dengan mudah mengesampingkan kepentingan orang lain demi kepentingan pribadinya. Dan bukannya tidak mungkin perilaku ini akan terus berkembang hingga dewasa dan membuat diri mereka akan melakukan apa saja demi memenuhi keinginannya, seperti korupsi.
Segera Ubah Perilaku ini!
1. Tumbuhkan pemahaman bahwa memiliki banyak teman lebih baik daripada banyak barang. Bermain bersama teman-teman lebih asik daripada bermain sendirian, kan?
2. Hentikan kebiasaan memenuhi semua keinginannya, dan lakukan tanpa rasa bersalah. Jelaskan maksud dan alasan orangtua melakukan hal ini, dan jangan menyerah.
3. Pantau pergaulannya dengan keluarga besar dan lingkungannya untuk melihat sumber yang menginspirasi anak berperilaku serakah.
4. Tanamkan nilai-nilai prososial kepada anak, seperti menolong orang lain, tidak memaksakan keinginan pribadi, serta belajar untuk berbagi dengan orang lain.
5. Tumbuhkan kebiasaan menabung dan merawat benda yang sudah dimilikinya agar tidak mudah rusak dan bisa digunakan dalam jangka panjang.
6. Ajarkan anak untuk menghormati kepemilikan orang lain dan tekankan bahwa tidak semua keinginannya harus terpenuhi.
7. Berikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya untuk membiasakan anak bergaul dengan lingkungan sosial, mempelajari nilai-nilai yang disukai dan tidak disukai pada kelompok anak seusianya, serta dampak yang akan ia terima.
8. Biasakan anak untuk memberikan benda atau mainannya yang sudah tidak terpakai kepada anak lain yang lebih membutuhkan.
9. Orangtua harus mampu menjadi contoh dan penyemangat utama anak dalam proses mengubah perilaku ini.
(sydh/dtc)