View Full Version
Jum'at, 25 Mar 2011

Mengajarkan Hemat Kepada Anak-Anak Kita

Sebagian orang percaya, masa-masa remaja merupakan waktunya bersenang-senang dan menjajal berbagai pengalaman baru. Namun, usia remaja justru amat rawan dibombardir promosi barang-barang unik melalui majalah, televisi, dan godaan dari kawan-kawan sepergaulannya.

Jangan khawatir, ibu-ibu. Mendidik anak agar dapat menjaga keuangannya bisa Anda latih sendiri, kok. Bahkan bisa diajarkan sejak anak masih kecil. Dengan begini, Anda tak perlu khawatir anak Anda boros saat dia beranjak dewasa. Berikut ini cara-caranya.

1. Ajarkan sejak dini

Walau anak belum memiliki pekerjaan dan menghasilkan uang sendiri, bukan berarti anak belum layak diajarkan cara mengatur keuangan. Mengenalkan metode uang saku mingguan atau bulanan sejak anak duduk di bangku sekolah dasar menjadi cara yang baik untuk menanamkan sifat hemat dalam diri si kecil hingga beranjak dewasa nanti.

Memberi uang jajan mingguan atau bulanan, anak akan belajar mengontrol pengeluarannya agar uang sakunya cukup hingga di akhir periode. Perlu diingat, sekeras apapun anak merajuk meminta uang saku tambahan, jangan tergoda untuk memberinya. Sekali Anda luluh, anak akan meminta lagi dan lagi.

2. No hardwork, no money

Jika pengeluaran anak lebih besar dari uang sakunya, ajarkan padanya bahwa di dunia ini tak ada yang cuma-cuma. Beri uang tambahan hanya jika sang buah hati membantu Anda melakukan pekerjaan rumah atau melakukan kegiatan lainnya. Tak hanya mengajarkan si kecil bahwa diperlukan kerja keras untuk menghasilkan kerja keras, tapi juga menanamkan sifat rajin membantu pekerjaan rumah.

3. Jangan dimanjakan

Tak banyak orang tua yang tega melihat anaknya menangis karena menginginkan mainan atau baju baru. Sebagian besar orang tua lebih memilih untuk menuruti segala kemauannya ketimbang berlama-lama melihat si kecil bersedih.

Tapi percayalah, tangisan si kecil tak akan lama, kok. Anak lebih mudah dialihkan perhatiannya dan membuat apa yang dia inginkan seketika terlupakan begitu saja.

Sebaliknya, jika Anda menuruti kemauannya, rengekan yang hanya berlangsung selama lima menit akan berbuntut sifat manja yang berlangsung selama bertahun-tahun.

4. Jadilah contoh

Sering pulang ke rumah membawa beberapa jinjingan belanjaan sekaligus atau rutin jalan-jalan ke pusat perbelanjaan? Hati-hati, jangan sampai terlihat si kecil, karena kebiasaan ini dapat menjadi pemicu sifat boros. Orang tuanya saja boros, kenapa anak harus hemat?

5. Ajarkan anak selektif memilih harga

Jika barang yang diinginkan si kecil harganya terlalu mahal, ajarkan dia untuk mencari tempat yang menyediakan harga lebih murah. Jika perlu, ajarkan juga bahwa barang-barang berkualitas nomor 2 pun tak kalah bagusnya.

6. Ajukan sejumlah pertanyaan sebelum membeli

Jika anak meminta ijin untuk membeli sesuatu, ajukan sejumlah pertanyaan untuk meyakinkan jika benda yang dia inginkan memang berguna baginya. Pertanyaan-pertanyaan seperti “apa uang sakumu cukup untuk membelinya?”, “apa kamu benar-benar membutuhkannya?”, dan “apa ada tempat lain yang jual lebih murah?”

Dengan membiasakan diri mengajukan pertanyaan yang menguji keyakinannya, si kecil akan terlatih untuk bertanya pada diri sendiri sebelum dia mengeluarkan uang jajan.

(sydh/bintang)


latestnews

View Full Version