Ketika masih berusia satu sampai empat bulan, mungkin anak kita masih dengan manis menikmati suasana mandi. Namun seiring beranjaknya usia, perilaku tersebut berubah. Ada bayi yang semakin suka mandi bahkan sampai menangis ketika mau diangkat dari air, tetapi ada juga yang malas mandi bahkan takut air.
Mendapati hal ini, Anda tentu menjadi resah. Karena bagaimanapun juga, mandi merupakan aktivitas yang harus dijalani secara rutin minimal dua kali sehari. Selain untuk menjaga kesehatan, mandi juga penting agar tubuh selalu bersih dan segar. Biasanya bagi anak yang malas mandi, ada saja alasan yang selalu dilontarkan.
Sebenarnya mengapa anak kadang susah diajak mandi? ”Bagi anak yang baru bisa berjalan, salah satu tugas utama orangtua adalah memberikan pengetahuan seputar anatomi tubuh manusia. Mereka adalah individu yang berbeda, seorang pribadi yang kuat,” kata Gretchen Kinnell, Education Director of Child Care Solu-tions di Syracuse, New York, Amerika Serikat.
Salah satu fase saat memperlihatkan kekuatannya sebagai seorang individu adalah menolak untuk mandi. Anak-anak seakan memperlihatkan kepada semua orang bahwa dia memiliki tubuh sendiri dan berhak menentukan apakah mau mandi atau tidak. Jika anak Anda berhasil menunda waktu mandinya dengan mengeluarkan amarah tak terkendali atau mengulur-ulur waktu, dia akan melakukannya lagi dan lagi.
Sebelum Anda menyiasati agar anak bisa menikmati mandi dengan senang, Anda perlu mengetahui terlebih dulu apa saja kesukaan anak di kala mandi dan apa saja yang membuat dia malas, bahkan takut mandi. Mungkin anak kita pernah terpeleset saat mandi waktu kecil hingga masuk ke dalam air, perih terkena sabun, atau tidak suka diguyur (dikucurkan air langsung dari atas kepala), tidak suka dingin, atau secara psikis memang tidak suka mandi.
Dengan mengetahui kesukaan dan ketidaksukaan anak pada acara mandi, Anda dapat meramu kiat-kiat menjadikan suasana mandi menjadi lebih menyenangkan. Jadi, bagaimana cara yang tepat agar anak menikmati mandi?
Ketika anak bertambah usia, dia akan dapat melakukan lebih banyak hal sendiri dan tidak selalu mempergunakan waktu mandi untuk membuktikan kemerdekaannya sebagai seorang pribadi. Dia juga akan mulai mengerti hal-hal yang berguna di balik kegiatan mandi. Untuk menanggulanginya sementara, Anda bisa mulai dengan mengurangi ”pertikaian” saat mandi, kecuali betul-betul perlu.
”Orangtua sebaiknya memeriksakan anak ke dokter dan mendiskusikan bagaimana cara terbaik untuk menyuruh anak sering-sering mandi,” ujar Kinnell seperti dikutip laman babyzone.com. Mandi setiap hari sebenarnya belum terlalu diperlukan oleh anak. Jika mandi menjadi sebagian rutinitas sebelum tidur, anak Anda pasti akan menolak juga untuk beranjak ke tempat tidur dan segala hal yang berhubungan dengannya.
Coba terapkan waktu mandi lebih cepat saat malam hari dan yakinkan dia bahwa akan ada kesenangan yang selalu terjadi setelah dia selesai mandi. Jadi, kreatiflah pada waktu mandi dan anak Anda akan menanti-nantikan mengetahui kejutan apa lagi yang menunggu dia. Misalnya, gunakan pewarna agar air di bak lebih cantik atau susun mainan di dalam kamar mandi secara bergantian setiap hari.
Bahkan, mengagetkan dia dengan membelalakkan mata saat berenang atau menggunakan pelampung lengan yang bisa membesar bisa memberikan kesenangan tersendiri saat dia mandi. Hal itu juga bisa menolong untuk memberikan anak Anda sesuatu yang diinginkannya, yaitu penguasaan diri. Biarkan dia memutuskan apakah mau mandi di bak mandi atau hanya dilap badannya.
”Atau biarkan juga saat dia memilih mau mandi sendiri atau bersama kakak atau adiknya. Lebih banyak Anda membiarkan dia memutuskan sendiri apa yang dia mau, akan lebih baik,” katanya. Biarkan dia memasuki bak mandi dan basuh tangan dan kakinya. Cara ini membuat dia diberi semacam ”pekerjaan” sendiri dan ini dilakukan juga di tempat lain, tidak hanya saat dia berada di bak mandi.
Jika hal ini tidak berjalan dengan baik, tetap berpegang teguh pada pendirian Anda dan katakan, ”Kamu bisa mencuci punggung kamu sendiri atau Ibu yang melakukannya karena kamu harus mandi”.
”Orangtua harus tahu bahwa beberapa anak memiliki tubuh yang peka dengan air saat dimandikan,” imbuh Kinnell. Jika anak Anda benar-benar membenci waktu mandi, buatlah dalam jangka waktu yang pendek.
Banyak anak-anak secara spesifik sebal saat rambut mereka basah saat dimandikan, terutama saat membalikkan punggung untuk membilasnya. Mencuci rambut mungkin tidak perlu menjadi bagian yang dilakukan setiap mandi. Lagi-lagi, variasi saat mandi adalah kuncinya. Anda juga bisa membiarkan dia untuk mencuci rambut terlebih dulu.
Selalu mengajak anak untuk berbicara atau bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan juga bisa jadi trik jitu. Tidak jarang orangtua banyak malas mengajak buah hatinya berbicara atau bercerita dengan anggapan anak tak akan mengerti apa yang dibicarakan. Padahal, bila komunikasi antara orangtua dan anak dijalin sejak dini, akan tercipta kedekatan yang erat antara keduanya.
(sydh/sindo)