View Full Version
Rabu, 17 Aug 2011

Diantara Madu Dan Racun Para Tetangga

Hati orang muslim pastilah condong dari mempunyai tetangga yang taat kepada Allah dan berakhlak mulia. Termasuk pula tetangga yang kita merasa aman dari lisan dan kejahatan tangannya. Tetangga yang ketika kita berkumpul dengannya tiada lain akan menjadikan kita lebih dekat kepada kebaikan. Yang dengan demikian itu pula, kita akan terasa lebih dekat kepada Allah.

Apa jadinya ketika lingkungan sekitar kita menjadikan fokus kita terbagi kepada keadaan yang memaksa kita mengulangi perbaikan yang sama di hari ke hari, atau malah mungkin menjadikan diri lebih rendah dari yang sudah baik.Maka dari itu ada baiknya ketika kita memilah dan memilih lingkungan yang baik sebelum kita memutuskan dimana kita harus tinggal.Kebiasaan yang terbentuk dalam lingkungan itu kalaulah tidak membentuk kita menjadi pribadi yang sesuai dengannya biasanya anak kita yang akan terpengaruh kepadanya.

Kisah yang dialami abu muslim Al khaulani, seorang tokoh yang banyak membantu selama Mu'awiyah Radhiyallahu 'Anhu memerintah di Damaskus, memberikan pelajaran kepada kita bahwa tetangga yang tidak baik tentu saja akan membawa pengaruh buruk kepada kita. Suatu hari setelah beliau pulang dari masjid, beliau melihat sang istri sedang bermuram durja. Lalu beliau bertanya " ada denganmu wahai istriku?".Engkau memiliki kedudukan tinggi di sisi Amirul Mukminin. Kalau saja kau mau, kau bisa menolongku dengan meminta kepada beliau seorang pembantu dan sedikit tambahan nafkah. Abu Muslim sangat kaget mendengar pernyataan istrinya. Beliau sangat mengenal istrinya sebagi wanita sholihah dan pandai bersyukur.

Karena itu beliau langsung mengangkat kedua tangannya dan berdoa " Ya Allah hukumlah orang yang telah merusak istriku!Hukumlah orang yang telah merusak istriku!"

Tak lama berselang, seorang tetangga mereka berteriak, " Hey mengapa kalian padamkan lampu ruangan ini?aku tidak bisa melihat!. Ternyata wanita tetangganya tersebut menjadi buta.

Kemudian anggota keluarganya membawa wanita itu kepada Abu Muslim Al Khaulani, dan meminta kepada beliau untuk memaafkan dan mencabut kembali doanya. Abu muslim menjawab " Aku telah memaafkanmu. Akan tetapi kebutaanmu adalah kehendak Allah. Hanya dia yang maha kuasa untuk mengembalikan penglihatanmu". Sesaat kemudian, wanita itu bisa melihat kembali.

Sebagai tetangga, ternyata kita bisa saling memberikan pengaruh satu sama lain. Tetangga bisa memberikan madu atau malah sebaliknya, racun yang dapat membinasakan kita.

Maka dari itu ada baiknya kita memilih lingkungan sebelum kita menentukan lokasi tempat kita menghabiskan usia. Ada baiknya kita memilih lingkungan orang sholeh yang sebagai penerima masakan yang kita perbanyak kuahnya. Ada baiknya kita memilih orang- orang yang sholeh sebagai tetangga kita yang akan kita jenguk saat dia sakit atau kitapun akan dijenguknya saat kita sakit. Ada baiknya kita memilih orang- orang yang sholeh yang memakmurkan masjid dan saling menyambung silaturahmi karena Allah. Ada baiknya kita memilih orang- orang yang sholeh yang melingkari kita dan keluarga dengan ketaatan kepada Allah dan Majelis ilmu.

Namun bukan hanya sekedar memilih, tapi alangkah baiknya bila kita juga menjadikan diri dan keluarga kita sebagai kebahagiaan dari tetangga kita. Seperti juga halnya kisah para penduduk Anshar yang rela menidurkan anak- anak mereka dalam keadaan yang lapar, sambil tersenyum bahagia bahwa tamu mereka menikmati makan malam yang hanyalah tinggal seporsi, yang seharusnya menjadi jatah bagi keluarga mereka malam itu.

(Syahidah/Voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version