Selayaknya seorang laki- laki, para suami selalu menginginkan keindahan, kecantikan dan keelokan fisik dan hati menjadi bagian dari diri sang istri. Hal ini dikarenakan para istri adalah ibarat simpanan terindah yang dimiliki oleh suami mereka. Maka tak heran, betapapun materi yang melimpah menghiasi dunia para laki- laki, namun absennya kehadiran seorang istri yang sholihah, akan dengan mudah membubarkan ketenangan dan kedamaian hidup mereka.
Namun apa yang terjadi kemudian adalah sangat disayangkan. Entah mengapa kebanyakan para suami telah kehilangan sifat cemburu mereka kepada para istri- istrinya. Mereka membiarkan sang istri yang katanya mereka kasihi untuk menampakkan keindahan yang dimiliki didepan khalayak ramai. Mereka juga banyak yang membiarkan istrinya menampakkan auratnya ketika keluar rumah, serta tidak menegur atau melarangnya berkumpul dan bercanda bebas dengan lelaki lain.
Entah kenapa dalam hati mereka justru terbit kebanggaan jika para istri mereka dapat tampil menarik di hadapan laki- laki lain, dan atau paling tidak berhasil meraih simpati dan lirikan dari lelaki lain. Bukankah laki- laki itu juga akan menikmati kecantikan istri mereka?. Padahal seorang wanita di mata islam adalah makhluk yang sangat mulia, sehingga keindahan dan keelokkannya hanya diperuntukkan bagi suaminya saja, tidak di obral bebas untuk siapa saja.
Sudahkah sampaikah kepada mereka tentang ancaman Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam, terhadap lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga (istri)nya. Beliau bersabda,
“Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat; seorang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, wanita yang menyerupai laki-laki dan ad-dayyuts.” (HR An Nasa’i)
Dan yang dimaksud dengan ad-dayyuts disini adalah laki-laki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarganya.
Sungguh, seorang suami seharusnya adalah menjadi pendidik serta pelindung kehormatan para istri mereka. Dan dalam lemahnya akal dan fisik wanita, sang suami seharusnya adalah menjadi alarm yang senantiasa bisa mengingatkan istri-istri mereka untuk selalu kembali mengingat Allah dan takut kepada Allah.
Dan seorang suami yang memiliki kecemburuan terhadap istri, juga seharusnya tidak akan membiarkan istrinya berjabat tangan dengan lelaki yang bukan mahram. Seperti sabda Rasulullah SAW, bahwa,
“Ditusuknya kepala seorang lelaki dengan jarum dari besi lebih baik daripada dia menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.”
Namun setan memang selalu tidak akan tinggal diam. Bahkan untuk aturan yang telah disabdakan nabi muhammad tersebut, setan menancapkan pikiran kemodernan dan konsep berlebih- lebihan, dan mungkin rasa tidak mau tahu di dalam pikiran banyak suami. Namun, bisakah para suami tersebut menjawab, siapakah yang lebih benar perkataannya dibandingkan dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam?
(Syahidah/voa-islam.com)