View Full Version
Jum'at, 14 Feb 2014

Banyak Pengikut Katolik Meksiko Pindah Agama Islam

MEKSIKO (voa-islam.com) - Menurut Pew Research Center, Meksiko akan menjadi  negeri dengan jumlah Muslim mencapai  126.000 jiwa, di  tahun 2030, naik dari 111.000 pada tahun 2010. Meskipun Katolik telah menjadi agama yang dominan di Meksiko selama lima abad , jumlah umat Katolik telah menurun menjadi 82,7 persen , dari 96,7 pada tahun 1970, tambah Pew Research Center, Jum’at,14/2/2014 .

Sebagian dari perubahan ini disebabkan pertumbuhan dalam denominasi Kristen lainnya . Evangelis , Protestan dan Sekte-Sekte Yehuva sekarang mencapai  8 persen dari jumlah agama di negeri Meksiko.

William Schaefer dari GlobalPost bertanya mengapa banyak orang Meksiko meninggalkan Gereja Katolik dan pindah ke dalam agama Islam?

Alasannya sangat beragama, termasuk jumlah populasi yang terus tumbuh dikalangan Muslim . Selain itu, berbagai pertanyaan  tentang doktrin Katolik menganai  konsep Trinitas, yaitu  tiga Tuhan dalam satu, Bapa, Anak dan Roh Kudus. Doktrin trinitas itu  sebagai lawan (antitesa) ajaran Islam yan g hanya mengenal  Tuhan yang satu yaitu Allah. Ditambah lagi, masyarakat Meksiko sangat  jijik dengan banyak pastor yang melakukan skandal sreks. Skandal seks ini  telah melanda gereja, sampai hari ini. Mereka yang masuk Islam, karena memiliki pemahaman yang baik terhadap agama Islam.

Martha Alamilla, 23, lahir dan dibesarkan dalam keluarga Katolik. Alamilla selalu percaya pada kekuatan yang lebih tinggi, tapi, ketika dia mulai mempertanyakan beberapa prinsip  gereja, dia menemukan jawaban disodorkan oleh Islam memuaskan bagi dirinya.

“ Tidak pernah ada keraguan dalam pikiran saya bahwa Allah ada”, kata Martha, saat salat Jumat di masjid Meksiko. “Tapi selalu ada hal-hal yang saya bertanya tentang agama (Katolik) yang tidak masuk akal bagi saya. Alamilla, memiliki gelar di bidang teknik industri robot, dan dia selalu berusaha mencari  jawaban tentang  gereja jawaban yang lebih baik.

Alamilla mengatakan bahwa persepsi aslinya Islam adalah salah satu dari terorisme dan penindasan, tetapi dalam perjalanan mempelajari al-Quran dan bertemu Muslim, ia menemukan sebuah sistem nilai kepercayaan yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dia selama ini.

"Saya menyadari Islam adalah agama yang indah. Segala sesuatu yang ada dalam Islam sangat  masuk akal”, kata Alamilla. “Selalu ada jawaban  setiap pertanyaan yang ada dalam kehidupan yang pernah saya alami dalam al-Qur’an atau Sunnah”, tegasnya.

Setelah mempelajari Islam selama enam bulan , Alamilla resmi masuk Islam melalui sebuah upacaya yang disebut dengan mengucapkan, “Kalimah Syahadah”,  di mana seseorang sebelum masuk Islam harus mengucapkan dua kallimah syahadah, bahwa “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Nabi Allah”.

Alamilla mengatakan bahwa salah satu kesalahpahaman yang paling umum tentang Islam adalah bahwa seakan di dalam Islam perempuan itu menjadi tertindas , tidak diperbolehkan untuk mengekspresikan diri mereka dan dipaksa memakai jilbab atau menutup diri. Dalam perjalanan studinya Alamilla, katanya mengetahui bahwa mengenakan jilbab atau hijab adalah bukan pilihan.

“Setiap Muslim yang saya temui adalah orang yang hebat”, katanya. “Bukan karena mereka selalu terlahir seperti itu, tetapi karena agama Islam membuat mereka seperti itu”, ujar Alamilla.

Alamilla telah memeluk keyakinan baru yaitu Islam, tapi dia mengungkapkan keputusannya masuk Islam itu, berbeda  dengan keluarganya yang masih beragama Katolik, dan itu soal atau cerita  lain. Ibu dan kakaknya tahu bahwa dia telah mempelajari Islam, tapi dia  belum  siap memberitahu mereka tentang dirinya yang sudah menjadi pemeluk Islam.

“Saya ingin membuktikan kepada mereka terlebih dahulu dengan tindakan saya bahwa saya telah berubah sebagai pribadi”, katanya. “Ketika saya memberitahu mereka bahwa saya telah masuk Islam, saya ingin mereka melihat bahwa saya masih orang yang sama, tetapi berusaha menjadi lebih baik”, tambahnya.

Temannya, Camarillo merasa rug selama dalam Gereja Katolik,  dan sekarang menjadi seorang Muslim, dan mempelajari Islam  selama tiga tahun . Camarillo mengatakan bahwa dari sejak kecil, dia sudah mempertanyakan doktrin gereja. “Saya menemukan kemunafikan tentang gereja ketika saya masih kecil”, kata Camarillo. “Setiap kali saya melihat sosok api, dan api saya  takut akan Tuhan”, ungkapnya.

Kemunafikan itu dia temukan dalam konsep Trinitas, katanya. “Tentang doktrin Trinitas ini, dia mengatakan, mengapa Tuhan begitu luar biasa bahwa ia ingin menjadi manusia dan membuat dirinya mati, tapi masih abadi di surga?”, tanya Camarillo. Camarillo tidak malu dari berbagi pencarian pribadinya untuk iman untuk percaya masuk Seperti Alamilla, ia dibesarkan di keluarga  Katolik yang taat.

“Saya selalu berpikir tentang Tuhan” , kata Camarillo dalam nada yang  halus  dan tenang . “Saya selalu berpikir bahwa ada master atau Tuhan yang menciptakan segala sesuatu”. “Saya mencoba mengenal banyak agama . Hindu, Buddha , Kristaen, dan banyak lainnya”, ucapnya. “ Saya memiliki kehidupan pribadi yang  sangat liberal. Saya mencoba banyak obat-obatan dan barang-barang terlarang . Ini bukan hal yang buruk bagi saya,  karena sekarang saya tahu apa yang baik dan apa yang salah . ... Saya berjanji kepada diri sendiri bahwa sekali saya menemukan agama yang benar-benar menjawab semua pertanyaan, ketika itu saya tanpa ragu lagi, maka saya akan menerimanya”, tegasnya."

Camarillo mengatakan ia melihat dalam pelajaran Islam dia bisa berbagi dengan orang lain yang sedang mencari sesuatu untuk diyakini. “Saya dapat menyarankan orang-orang atau anak perempuan yang sedang mencari pengetahuan agama”,  kata Camarillo. “Hal yang utama bahwa hubungan anda dengan Tuhan adalah unik”, tambahnya. Sekarang Camarillo dan Martha, keduanya telah memeluk Islam.  (wb/afgh/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version