Sahabat Shalih & Shalihah..
Mendidik anak memang perlu disertai strategi tepat agar tumbuh cerdas dan beriman kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Karena anak bagaikan kertas yang bersih dan masih kosong dari coretan-coretan. Anak bagaikan kertas dan orang tua yang memegang penanya.
Untuk mempersiapkan anak menjadi generasi rabbani dan siap menyongsong kebangkitan Islam tidaklah mudah, butuh tahapan pendidikan Islami yang tepat dan tidak membebani masa keemasan anak.
Anak di sini mencakup anak lelaki dan perempuan. Hak anak sangatlah banyak, yang terpenting adalah tarbiyah (pendidikan). Yaitu mengembangkan agama dan akhlak di dalam diri mereka sehingga hal itu menjadi bagian terbesar dalam kehidupannya.
Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim : 6)
كلكم راع ومسؤول عن رعيته الإمام راع و كلكم مسؤول عن رعيته والرجل راع في أهله ومسؤول عن رعيته
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan dia (diminta, ed.) bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Anak merupakan amanah yang berada di pundak kedua orang tua. Pada hari kiamat, kedua orang tuanya akan diminta bertanggung jawab perihal si anak. Dengan memberikan pendidikan agama dan akhlak kepada mereka, orang tua akan terlepas dari beban tanggung-jawab tersebut. Selain itu, pendidikan juga memberikan perbaikan kepada anak sehingga anak menjadi penyejuk mata kedua orang tuanya di dunia dan di akhirat.
إذا مات العبد انقطع عنه عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
“Apabila seseorang meninggal dunia akan terputus amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat (sepeninggalnya), atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Bukhari; hadits shahih)
Ini adalah hasil didikan yang benar terhadap anak, sehingga dia menjadi orang yang bermanfaat bagi orang tuanya sepeninggal keduanya.
Banyak orang tua yang meremehkan hak ini. Mereka melupakan anak-anaknya sekaan-akan tidak punya rasa tanggung jawab. Mereka tidak bertanya ke mana si anak akan pergi, kapan pulang, dan siapa teman serta sahabat mereka. Mereka tidak mengarahkan anak-anaknya kepada hal yang baik dan tidak melarang mereka dari hal yang buruk.
Herannya, mereka sangat bersemangat untuk menjaga dan memperbanyak harta, sampai rela begadang pada malam hari untuk mengembangkan hartanya. Padahal biasanya mereka mengerjakan semua ini untuk kepentingan orang lain. Adapun terhadap anak-anak, mereka tidak memikirkan sedikit pun. Padahal memperhatikan anak-anaknya jauh lebih baik dan bermanfat di dunia dan akhirat.
Seorang ayah wajib untuk mencukupi kebutuhan fisik anaknya, dengan memberi makan dan minum, serta menutupi tubuh mereka dengan pakaian. Demikian pula, wajib baginya untuk mencukupi hati si anak dengan ilmu dan iman, serta membalut jiwanya dengan pakaian takwa; dan yang demikian itu lebih baik.
–
*) Disarikan dari buku 10 Hak dalam Islam (terjemahan kitab Huquq Da;at ilayha Al-Fithrah wa Qararart-ha Asy-Syari’ah), karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Pustaka Al-Minhaj, Solo.
IKUTI PARENTING ISLAMI bersama tim VOA ISLAM & JAT
DAUROH PARENTING ISLAMI:
'Kusiapkan Anakku Untuk Kebangkitan Islam'
Waktu : Ahad, 13 April 2014
Pukul : 08.00 - 15.30 wib
Lokasi : Gedung Auditorium Wisma Diklat PTAIS Kopetais Wilayah 1
Jl. Asrama Putra Komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - Ciputat
Pembicara:
Ust. Haris Amir Falah (Anggota Majelis Syuro JAT)
Ust. Abu Al Izz, Lc (Direktur Al Tsauroh Institute)
Eva Fauzah, S.Psi, M.Psi. (Psikolog Voa-Islam.com)
------
Infaq : Rp. 50.000,-