Sahabat Voa Islam, ayo ajarkan anak cinta membaca
“Bagaimanakah membuat anak saya suka membaca? Saya sudah membelikan dia banyak buku bacaan yang bagus tapi dipegang sekali kemudian dia beralih lagi. Buku tersebut tak menarik baginya. Saya ingin sekali anak saya tumbuh menjadi sosok yang cerdas karena rajin membaca.”
Beberapa ibu mengeluhkan hal tersebut. Upaya orang tua untuk mengajak anaknya mencintai buku dengan membaca ditanggapi dingin-dingin saja oleh si anak. Berbagai cara diupayakan oleh orang tua mulai dari membelikan buku bacaan yang bagus dan mahal, membelikan kaset CD dan DVD tentang motivasi membaca, hingga mengajak anaknya untuk bergabung dalam sebuah grup literasi. Grup seperti ini sudah mulai menjamur di daerah perkotaan.
Jauh panggang daripada api, alias jauh kenyataan dengan harapan. Apapun yang dilakukan oleh orang tua seolah sia-sia. Anaknya tetap malas membaca. Mereka lebih rajin menunduk pencet-pencet keypad HP daripada membuka halaman buku. Bukan itu saja, si anak juga menjadi sosok yang tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekelilingnya karena dunia dalam HP begitu menarik seluruh perhatiannya.
Cinta buku dibangun tidak dalam satu hari. Gemar membaca dibudayakan tidak dalam sekejap mata. Ada fase atau tahapan tertentu yang harus dilewati oleh orang tua sebelum main perintah sepihak saja. Ingatlah, bahwa anak-anak itu adalah peniru ulung. Mereka tak butuh banyak kata-kata, tapi contoh teladan yang sering dilihat menjadi panutan untuk ditiru.
Ada langkah tertentu yang harus diambil bila memang orang tua peduli terhadap perkembangan minat baca anak. Pertama, jangan terlalu banyak perintah. Lakukan kebiasaan membaca itu pada diri orang tua sendiri. Berat? Tentu. Itu juga yang dirasakan oleh anak-anak anda ketika orang tua main perintah untuk membaca. Sesuatu yang awalnya tidak suka dilakukan oleh anak-anak.
Kedua, jadikan diri anda sebagai pihak yang membaca dengan keras. Biarkan anak-anak menyimaknya. Kalau bisa, antarkan anak anda ke peraduan dengan membacakannya cerita sahabat-sahabat nabi, keutamaan berperilaku baik, atau cerita fabel dengan sisipan kisah-kisah hikmah.
Tak ada anak yang tak suka didongengi oleh orang tuanya. Selain menanamkan kecintaan membaca pada diri anak, aktivitas ini juga membangun kedekatan emosi antara orang tua dan anak. Langkah awal ini bila dilakukan secara kontinyu, insya Allah akan memberi dampak positif pada anak untuk mulai gemar membaca tanpa tekanan. Kapan pun si anak melihat buku, maka ia akan berusaha untuk membaca dan mencerna isinya.
Ketiga, seringlah mengajak anak ke toko buku. Bila keuangan sedang menipis, perpustakaan kota bisa menjadi salah satu alternatif tempat untuk dikunjungi. Biasakan anak-anak berada di lingkungan dengan banyak buku dan orang-orang yang sedang membaca di sana. Usahakan sedini mungkin melakukan kegiatan positif ini agar tidak terlalu susah untuk menanamkan cinta membaca pada diri anak.
Ingat, teladan itu jauh lebih efektif daripada sejuta perintah tanpa ada contoh yang bisa ditiru si anak. Jangan berharap anak cinta membaca ketika orang tua memilih sibuk di depan TV. Di titik inilah sikap dewasa orang tua dibutuhkan untuk bisa berbuat sesuai dengan apa yang dikatakannya. Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang cinta membaca, insya Allah. [riafariana/voa-islam.com]