Sahabat Keluarga,
Fakta aneh yang banyak dirasakan pasangan suami istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga lebih dari sepuluh tahun. Banyak diantara mereka yang memiliki pandangan sebagai berikut :
1. Kebanyakan suami menganggap istrinya cenderung suka marah dan suka mengangkat suara dihadapanya.
2. Kebanyakan istri menganggap suaminya sering berbohong kepadanya.
Namun yang lebih aneh lagi dikala sang istri ditanya katanya itu demi kebaikan suami. Pun demikian pula disaat suami ditanya juga memberikan jawaban demi kebaikan untuk istrinya.
Eit... Namun disaat keduanya ditanya apakah apa yang mereka lakukan itu merupakan akhlaq terbaik, keduanya pun menjawab dengan serempak TIDAK.
Ini merupakan fakta yang aneh dalam rumah tangga (semoga keluarga Sahabat muslimah VOA Islam tidak termasuk). Secara syar'i tidaklah mungkin suatu kebaikan melahirkan perbuatan yang salah dan tidak mungkin pula perbuatan yang salah dilakukan dengan niat demi kebaikan. Karena tidaklah mungkin kebaikan dan kejelekan bertemu dalam satu wujud dengan ketenangan jiwa.
Usut demi usut ternyata muara fenomena aneh yang terjadi dalam rumah tangga ini karena kesalahan dan kurangnya dalam membangun komunikasi. Karena kurang tepatnya mencari waktu terbaik untuk menyampaikan kehendak hati atau kurangnya pandai menyusun kata-kata terindah dengan pasangan hati serta kurang sabarnya dalam menunggu momen terbaik untuk mencurahkan riyak kehidupan.
Ada baiknya para Sahabat Muslimah bermuhasabah dengan wanita terbaik yang telah menjadikan hati Nabi Muhammad begitu mencintainya yaitu Khodijah Radhiyalloh. Bagaimana indahnya akhlaq Khodijah terhadap suami tercinta saat turunnya wahyu yang pertama.
Saat Rosululloh didekap malaikat Jibril dengan menampakkan wujud asli dengan sayap yang teramat sangat panjang sejauh mata memandang. Rosululloh dalam keadaan takut sampai menggigil kemudian turun dari Gua Hira'. Kemudian Rosululloh saat sampai rumah tak mampu terucap banyak kalimat, belum mampu mengungkapkan rentetan kata, namun yang terucap hanyalah permintaan kepada istrinya "selimuti aku, selimuti aku...".
Di sinilah tercermin akhlaq istri Rosululloh Khodijah tercermin. Bukannya menyerbu Rosululloh dengan pertanyaan dengan bertubi-tubi, bukan pula ogah-ogahan menyambut suaminya. Namun Khodijah diam seribu bahasa dan mengikuti apa yang diinginkan suaminya tercinta sebagai bukti ketaatan sebagai cermin cintanya.
Ketika Rosululloh mulai tenang, beliau berkata: Khadijah, aku khawatir diriku akan tertimpa musibah, aku khawatir diriku akan tertimpa musibah lalu menceritakan kejadian apa yang baru saja dialaminya.
Setelah Khodijah mendengarkan cerita dari suaminya dengan rasa cemas dan takut masih tersisa dari terbatanya kata. Ketika mendengarkan cerita yang aneh karena diceritakan bahwa suaminya baru saja bertemu makhluq yang memiliki sayap sejauh mata memandang. Kembali tercermin bagaimana akhlaq beliau. Cerita yang aneh itu bukannya menelurkan untaian pertanyaan ataupun kalimat yang menunjukkan kurang percaya, namun untaian kalimat yang menyejukkan bak embun yang keluar dari lisan baginda Khodijah.
Khadijah berkata: Bergembiralah, demi Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Engkau benar-benar jujur dalam ucapan, menjaga silaturahim, menanggung beban, memuliakan tamu dan membantu orang yang kesulitan.
Tidak berhenti di situ, Khodijah kemudian berusaha mencarikan solusi untuk suaminya dengan mengajaknya ke saudaranya yang bernama Waroqoh.
Subhanalloh...
Inilah cermin kecintaan yang luar biasa yang menelurkan sikap yang tepat. Tergambar dengan jelas bagaimana bukti ketaatan istri kepada suaminya. Tergambarkan dengan jelas bagaimana kedudukan seorang istri sebagai penyejuk pandangan sebagaimana yang diungkapkan Imam Asy Syaukani dalam kitab Fathul Qodir. Juga tergambar dengan jelas bagaimana kesabaran Khodijah dalam bersikap dan menuturkan kalimat indahnya.
Demikianlah akhlaq Khodijah yang mendengarkan, mengikuti dan membantu mencarikan solusi terbaik untuk suaminya tercinta. (Bersambung)