Sahabat VOA-Islam Muslimah yang Shalihah...
Menjadi ibu rumah tangga bagi sebagian wanita mungkin dianggap menghambat kemampuan diri ataupun menghambat aktifitas. Namun sebenarnya menjadi ibu rumah tangga sangatlah menjanjikan pahala dan barokah didalamnya. Kita juga memahami bahwa menjadi ibu rumah tangga merupakan salah satu konsekwensi disaat sahabat muslimah telah menikah. Maka satu-satunya langkah paling tepat, kita memang harus mengatur supaya saat menjadi ibu rumah tangga tetap berpenampilan cantik seperti saat masih gadis, segesit saat masih kuliah dan seasik saat masih imut-imut.
Hidup ini kan tidak ubahnya sebuah masakan yang diracik dari berbagai bahan dan bumbu. Itu semua berkumpul jadi satu dalam sebuah resep dengan takaran yang pas. Begitu juga dengan Sahabat Muslimah. Ramuan yang tepat atas semua karakter dan eksperesi emosi dengan kejelian yang tepat akan menjadikan kita menjadi Muslimah yang mulia dihadapan Alloh dan ngangenin dihadapan suami dan anak-anak. Sebagai ibu rumah tangga kita haruslah memiliki tips untuk meraih keberhasilan di dalam melaksanakan tugas -tugas kita. Adapun tips yang harus ia miliki ialah :
Pertama, mampu menikmati peran. Menjadi ibu rumah tangga merupakan sebuah profesi yang membutuhkan kesadaran dan kesabaran tinggi. Bagaimana repotnya kita ketahui bersama, karena hampir semua pekerjaan rumah bertumpu pada kita. Di pagi hari sibuk menyiapkan sarapan dan seragam untuk suami dan anak serta masih banyak lagi aktifitas yang seolah-olah tak ada habisnya. Jika seorang ibu tidak pandai menata hati ia akan menghadapi rutinitas ini terasa berat, merasa paling repot, paling sibuk sendiri bahkan membuat kepala pusing tujuh keliling. Jika ini terjadi sudah bisa dipastikan tipe ibu rumah tangga yang seperti ini rentan terkena setres dan depresi mental. Ini terjadi karena rutinitas harian menjadi beban yang tidak menyenangkan.
Berbeda dengan ibu rumah tangga yang pandai menikmati perannya. Ia akan menikmati peran sebagai ibu rumah tangga tak ubahnya menjadi bintang sinetron yang dilakoninya penuh dengan penghayatan yang dalam. Sehingga siapa saja yang melihat menjadi terkesima dengan keasyikan saat bermain peran. Hatinya yakin seyakin-yakinnya bila peran ini dilakoninya dengan profesionalitas tinggi dan total dalam penghayatan, maka dia akan mendapatkan nilai yang tinggi pula. Ini pulalah yang menjadikan Sahabat Muslimah akan mampu menikmati dengan nyaman dan total karena sadar telah menandatangani kontrak dikala terucap janji setia ijab qobul. Dan juga memahami bahwa dari setiap detik akan mengalir pahala dari kesibukan saat berperan menjadi ibu rumah tangga jika dilaksanakan dengan penuh keikhlasan. Keyakinan inilah yang akhirnya memunculkan merasa nyaman dan terasa asyik saat memasak, mencuci maupun merapikan rumah, bahkan dikala nyebokin buah hatinya. Jadi kemampuan untuk menikmati peran sebagai ibu rumah tangga merupakan pintu yang akan mengantarkan pada gerbang kehidupan yang tenang, damai dan gembira tanpa ada beban berat yang membuatnya tidak nyaman dalam menjalaninya.
Kedua, memiliki jiwa pemimpin dan kasih sayang. Menjadi ibu rumah tangga secara otomatis akan menerima amanah yang besar dalam wujud harta maupun jiwa. Rasulullah SAW bersabda:
.............والمرأة راعية فى بيت زوجها وهي مسؤلة عن رعيتها..........
"dan setiap wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang ia pimpin".
Karena itulah jiwa kepemimpinan haruslah dimiliki seorang ibu rumah tangga. Maka seorang istrilah yang akan menjadikan sebuah bahtera rumah tangga akan berjalan dengan nyaman dan indah atau justru sebaliknya terasa berat dan amburadul. Bukan hanya itu, sebagai ibu rumah tangga juga haruslah cakap dalam mempengaruhi seluruh anggota rumah tangga. Namun dalam melakukan proses ini seorang ibu tidak bisa bersikap otoriter bak seorang jendral. Karena perannya sebagai istri harus tetap menjadikan suami sebagai pemimpinnya dan anak-anaknya harus diayomi dan dididiknya dengan penuh kasih sayang.
Dari sinilah seorang ibu rumah tangga dikala telah memiliki jiwa kepemimpinan dan memiliki sifat kasih sayang secara otomatis akan hadir ukuran atas hak dan kuwajiban dalam rumah tangga itu sendiri. Inilah yang menjadikan rumah tangga semakin nyaman dan berasa bak rumah ukuran dua kali satu. Maaf maksudnya dua lantai satu kolam renang. Kok bisa? Ya bisa... Walaupun rumah itu hanya satu petak, namun akan berasa bak istana dikala dikelola dan diatur oleh seorang pengelola pilihan yang begitu cakap dan lihai dalam menata ruangan dan memberikan kesejukan dalam hati dengan lisan, tingkah laku maupun lirikan sekalipun.
Ketiga, memiliki kontrol waktu. Ibu rumah tangga memang tidak memiliki jam kerja yang pasti. Tetapi selama 24 jam ibu rumah tangga kan menjalaninya. Berbeda dengan orang yang bekerja kantoran. Ibu rumah tangga tidak diatur oleh waktu seperti orang kantoran, namun sebaliknya, ibu rumah tangga haruslah mampu mengatur waktunya.
Kenyamanan ibu rumah tangga tergantung bagaimana kemampuannya dalam mengatur waktu dengan baik dan cerdas. Jika ibu rumah tangga merasa waktunya habis, sementara pekerjaan harian yang wajib diselesaikan ternyata masih terbengkalai, maka tengoklah bagaimana time kontrolnya atau itu desebabkan salahnya skala prioritas yang harus diutamakan. Mungkin lebih mementingkan nonton tv, ngobrol dengan teman atau aktivitas lainnyan yang tidak jelas tujuannya.
Kita harus sadar betul bahwa seisi rumah sangat tergantung pada kita sebagai ibu rumah tangga. Maka dikala kurang tepat dalam mengatur waktu, maka akan mengganggu atau menghambat apa yang akan dilakukan anggota rumah yang lain. Alloh berfirman :
فاذا فرغت فانصب
Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Q.S. Al- Insyirah: 7)
Ayat di atas bukanlah sebagai pembenaran bahwa Islam mengakui ada waktu kosong dalam hidup kita. Namun yang dimaksud dengan waktu kosong adalah jeda waktu antara perpindahan dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain. Jadi secara syar'i apapun yang kita lakukan haruslah memiliki tujuan yang jelas.
Keempat, pandai mengatur nafkah dari suami. Pepatah mengatakan "Besar pasak daripada tiang". Maksud dari pepatah inilah yang harus kita hindari. Jangan sampai pengeluaran melebihi pendapatan. Seorang Ibu rumah tangga haruslah pandai mengatur keuangan keluarga yang sudah diamanahkan kepadanya. Kemampuan memilah antara kebutuhan primer dengan sekunder menjadi landasan dasar supaya tidak memiliki barang yang mubadhir. Di saat membelanjakan nafkah yang sudah diberikan oleh suami harus mampu mengoreksi untuk apa ia membelinya. Pandai memilih kriteria barang yang dibeli dan juga mampu memilih paling penting serta memahami akan manfaatnya. Karena seolah sudah menjadi fitnah besar dikala wanita melihat barang baru. Seolah muncul dorongan dalam diri lebih mudah tertarik dan tidak berfikir panjang akan membelinya, walaupun akhirnya ia menyadari barang yang ia beli ternyata sia-sia belaka.
Ketelitian dan penuh pertimbangan sebelum membeli barang harus dilakukan supaya tidak muncul penyesalan dan bersikap tabdzir (sia-sia).
Kelima, mampu mengaktualisasikan diri. Aktualitas diri sangat diperlukan bagi individu sahabat muslimah. Apalagi bila telah berperan menjadi seorang ibu rumah tangga. Aktualitas diri diperlukan untuk bisa mengurai kepenatan atau kejenuhan yang ia rasakan karena terkungkung dengan rutinitas yang mungkin membosankan dan selalu berulang setiap hari. Dikala terlalu capek dalam melakukan aktivitas, maka dibutuhkan kesenangan diri dengan mengerjakan hoby atau pekerjaan yang ia sukai. Seorang ibu rumah tangga harus tetap menyisihkan waktu pribadi tanpa harus mengabaikan perannya yang utama sebagai ibu rumah tangga.
Tapi ingat dalam mengaktualitaskan diri haruslah pandai-pandai memilih waktu yang tepat dan menimbang bahwa hobi tersebut tidak melenceng dari koredor syar'i.
Sahabat Muslimah...
Menjadi ibu rumah tangga merupakan salah satu fitrah kehidupan wanita yang akan menghantarkan Sahabat Muslimah pada surga yang kekal dan dipenuhi segala kenikmatan tiada tara. [ukhwatuna/voa-islam.com]