View Full Version
Rabu, 08 Apr 2015

Voa-Islamic Parenting (40): 4 Hal Sepel Ini Sebabkan Hubungan Suami-Istri Jadi Retak

Sahabat VOA-Islam yang Shalih dan Shalihah...

Tidak jarang sebuah keluarga berantakan, hubungan cinta jadi runyam tak karuan, serta komunikasi asmara hancur berantakan, bila diantara pasangan tersebut terlalu melakukan empat perkara yang sering kali dianggap biasa dalam keseharian, tetapi hal itu membuat pasanganmu dan orang di sekitamu merasa jenuh dan risih dengan gerak-gerikmu.

Kali ini kajian Bimbingan Keluarga Sakinah (BKS) akan membahas empat hal yang sering kali bikin nuansa hangat jadi lesu tak bernafsu.

Pertama: Terlalu Mengatur Pasangan Tanpa Memberikan Kesempatan untuk Berpendapat

Seorang suami misalnya, memang mempunyai kewajiban untuk membawa setiap anggota keluarganya menuju surge-Nya Allah dan menjauhkan diri dari siksa api neraka, sehingga seorang suami memang punyak hak untuk mengatur kehidupan keluarganya dari istri dan anak anaknya, untuk senantiasa taat kepada Syariah Allah dan meniti jejak Rosululloh SAW. sebagaimana firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim 66:6).

Akan tetapi, dalam hal yang dimubahkan untuk bisa dimusyawarahkan, sebaiknya seorang suami juga memberikan kesempatan kepada sang istri, untuk berpendapat dan memberi waktu untuk sekedar mengutarakan unek-unek hati agar istri merasa dirinya dihormati keberadaanya. Dalam masalah keseharian, seperti menyapu, masak dan berdandan dan sebagainya, sebaiknya istri di beri kelonggaran untuk bersikap kecuali sudah melanggar norma syariat maka wajib ditegur

Terkadang terlalu mengatur istri dengan tekanan yang bertubi-tubi membuat istri kian hari kian jenuh, maka hal seperti ini juga perlu diperhatikan para suami, atau sebaliknya bila dalam rumah tangga si istri yang paling sering mengatur, maka si istri juga harus bisa faham akan kondisi inikarena terkadang dalam rumah tangga dalam kondisi satu dan lainnya berbeda, ada suami yang wenang akan keputusan, tapi kadang istri lebih berperan dalam memilih langkah untuk keluarganya, maka salinglah bermusyawarah untuk kebaikan bersama, dan suami idealnya yang memberikan keputusan terakhir kemudian istri mentaatinya.

Kedua: Mendominasi dalam Komunikasi dengan Merasa Selalu Benar

Rosululloh SAW. telah mencontohkan dalam kehidupan keluarganya, dimana berkomunikasi secara utuh adalah cara tertepat untuk menyelesaikan masalah. Berbicara terbuka dengan pasangan menjadi solusi indah meski kadang keterbukaan hati akan terasa agak berat di awal, tapi hal itu tak masalah dibanding harus saling mengumpat di akhir cerita.

Rosululloh SAW. saat menjadi suami ibunda Khadijah ra., beliau selalu menceritakan apa saja yang dialaminya, di mana beliau mengkisahkan saat-saat wahyu turun menghampiri sosok Jibril as. mendatanginya di Gua Hiro dan saat itu Rosululloh takut tak terhingga, maka ibunda Khadijahpun menanyakan perihal itu.

Coba terka apa yang dilakukan Nabi saat itu? Justru Rosululloh menceritakan semua yang dialaminya, bukan itu saja, Rosululollah pun meminta pendapat kepada ibunda Khadijah dan mengikuti apa yang disarankan ibunda Khadijah. Indah nian keluarga Rosululloh. Saling berbagi cerita dan saling menerima masukan.Ingat, padahal saat itu Muhamad masih belum faham apa yang terjadi pada dirinya.

Maka kewajiban keluarga Muslim adalah mencontoh beliau sebagai suri tauladan ummah. Dimana seorang suami tidak boleh terlalu mendominasi dalam komunikasi dengan merasa selalu benar sendiri, yang akhirnya si istri pun akhirnya protektif. Yang lebih ngeri lagi, di saat si istri itu tidak diberi kesempatan untuk berbicara, karena dominasi sang suami, suatu saat bila tak kuat dia akan menceritakan pada khalayak luar dan itu tanda aib akan bocor kemana-mana.

Maka mendominasi hubungan adalah tidak sehat dalam ilmu komunikasi, maka salinglah untuk berbagi dan menerima masukan, serta jangan malu mengakui kesalahan diri bila memang salah dan jangan ragu untuk minta maaf bila melakukan kealpaan.

Meski terkadang si istri yang cerewet dan berpenghasilan lebih tinggi dari pada suami, kadang juga berlaku sewenang-wenang pada pasanganya, maka hal seperti itu juga sama saja dilarang dan bisa membuat runyam hubungan keluarga. Sebaiknya baik suami dan istri harus saling mengisi dari setiap kelemahan

Ketiga: Sering Lupa Hari Special dan Peristiwa Penting

Melupakan peristiwa penting dalam pernikahan atau yang berhubungan dengan pasangan dapat berdampak buruk bagi hubungan pernikahan, seperti melupakan ulang tahun pasangan atau ulang tahun pernikahan. Mungkin hal ini terlihat sepele, namun justru yang sepele itulah yang dapat membangkitkan dan memberikan kenangan indah dalam sebuah pernikahan. Ketika Anda melupakan hal kecil ini, pasangan Anda dapat beranggapan bahwa dia tidak lagi spesial bagi Anda

Ingatkah anda dengan apa yang dilakukan Nabi Muhammad pada Khodijah? Dia selalu ingat akan kebaikan dan apa yang dilakukan Khodijah hingga Aisyah cemburu. Maka jangan lupakan hari-hari special karena itu menunjukan sayang Anda pada pasangan Anda,

Keempat: Kurang Melibatkan Pasangan dalam mengambil Keputusan

Bila mau beli kulkas, meskipun Anda sudah punya pilihan maka tanyalah pasangan Anda untuk sekedar menghadirkan hatinya, bila mau beli mobil maka bermusyawarahlah dengan pasangan Anda meski Anda sudah punya incaran yang akan dibeli, karena itu membuat dia merasa di hormati. Apalagi memilih sekolahan buat anak, maka musyawarahkan dengan teliti karena itu kewajiban berdua.

Semua wajib dipertimbangkan berdua, meski suami yang mengambil keputusan akhir, karena dengan dipertimbangkan berdua, istri lebih merasa dihormati keberadaannya.

Namu berbeda bila semua diputuskan sendiri dan diambil alih sendiri, sungguh istri akan merasa dibiarkan dan tak dihormati, maka janganlah kita mengambil keputusan karena semau kita sendiri.

Semoga empat hal ini benar-benar kita perhatian, untuk kita jauhi agar tidak runyam komunikasi keluarga. Semoga bermanfaat. Wallahu’alam. [adi/protonema/voa-islam.com

%MCEPASTEBIN%


latestnews

View Full Version