Namaku Jennifer dari California. Aku masuk Islam pada tanggal 16 April 2009 setelah melalui perjalanan spiritual yang cukup panjang dari keyakinan lamaku, Kristen. Enam bulan sebelum aku memutuskan masuk Islam, aku sudah mempelajari Islam dan Al Quran. Dari situlah aku tahu bahwa menutup rambut dan seluruh tubuh itu wajib bagi perempuan muslim. Ini adalah benar-benar hal yang baru buatku.
Menutup aurat itu adalah demi kebaikan diriku sendiri sebagai perempuan, bukan yang lain. Lagipula, dengan berhijab orang-orang secara otomatis tahu bahwa sekarang aku sudah menjadi muslim yang berusaha menghormati tubuhnya sendiri. Tahun pertama aku berhijab setiap hari dan merasakan kenyamanan memakainya. Sayangnya di tahun kedua, semangatku menurun. Itu karena aku sering melihat banyak muslimah yang ternyata tidak memakai hijab dalam kehidupannya sehari-hari. Aku pun jadi ikut-ikutan dengan lepas hijab.
...dengan berhijab orang-orang secara otomatis tahu bahwa sekarang aku sudah menjadi muslim yang berusaha menghormati tubuhnya sendiri...
Satu hari aku berangkat bekerja dan melihat muslimah yang memakai hijabnya penuh kebanggaan. Sungguh, aku merasa sangat malu. Aku ingin menjadi muslimah yang baik tapi nyatanya aku malah melepas hijabku. Di tahun ini pula aku mendapat pekerjaan baru. Karena tidak berhijab, orang-orang di kantor yang baru tidak tahu bahwa aku adalah seorang muslim. Hal ini memperparah rasa cemasku. Bagaimana reaksi mereka bila aku memakai hijab lagi dan tahu kalau aku seorang muslim ya?
Ramadan tiba. Di bulan suci inilah aku meminta pada Allah agar dikuatkan untuk memakai hijab lagi. Selama Ramadan tahun 2011 aku mengambil cuti dari kantor dan mulai berhijab lagi. Alhamdulillah setelah cuti selesai dan aku kembali bekerja, aku berani memakai hijab dan tidak ingin lagi melepaskannya. Hijab ini terus kukenakan setiap hari dan menjadi bagian dari diriku.
...Alhamdulillah, dengan berhijab aku memberi pengaruh positif pada orang-orang di sekelilingku...
Terima kasih ya Allah, teman-teman kantor maupun customer tidak mengucilkan ataupun memperlakukan beda hanya karena hijabku. Sebaliknya, teman-teman perempuan yang notabene non muslim malah memuji hijabku dan memperlakukanku dengan baik. Subhanallah. Aku pun merasa semakin PD tampil dengan penampilan baru yaitu pakaian yang menutup seluruh tubuhku mulai dari rambut hingga kaki kecuali muka dan telapak tangan.
Alhamdulillah, dengan berhijab aku memberi pengaruh positif pada orang-orang di sekelilingku. Mereka jadi penasaran dan mulai bertanya banyak hal tentang Islam. Ternyata memakai hijab bisa menjadi sarana dakwah dan menyampaikan kesan damai dan indah tentang Islam itu sendiri. Subhanallah. (riafariana/voa-islam.com)