Sahabat VOA-Islam...
Sobat, di awal tahun ajaran baru, tradisi MOS (Masa Orientasi Siswa) pasti memakan korban jiwa. Gimana nggak, selama MOS, mereka hanya mendapatkan satu sampai dua botol air untuk diminum bersama tiap harinya. Ini menyebabkan mereka dehidrasi.
Selain itu mereka mengalami kekerasan fisik seperti ditendang atau diinjak oleh para senior. Seperti yang dialami oleh febriyanti safitri siswi kelas satu smp PGRI Megamendung Kab. Bogor, ia meninggal dunia saat masa MOS. Febri tiba-tiba terjatuh ketika apel pagi Rabu (29/7), lalu di larikan ke puskesmas. Namun dalam perjalanan sudah tak tertolong.
Bro en sis rahimakumullah, kalo kita balik ke definisi MOS sebenernya kan tujuannya baik. Nyiapin siswa baru ngadepin proses belajar mengajar, mulai dari pengenalan lingkungan, sarana prasarana sekolah en manfaatnya. Nah ! itu niat semula, tapi pada prakteknya, huaahhh, bully abis! Siswa bukannya dididik dan diarahkan bak ibu yang mempersiapkan anaknya yang masih orok.
Tapi mereka justru malah diperlakukan kasar dan tidak manusiawi. Mulai dari atribut yang aneh, semisal kaos kaki warna-warni, tas dari kresek atau karung goni, Pokoknya gak karuan dan tugasnya aneh-aneh en gak masuk akal.
...pada prakteknya, huaahhh, bully abis! Siswa bukannya dididik dan diarahkan bak ibu yang mempersiapkan anaknya yang masih orok. Tapi mereka justru malah diperlakukan kasar dan tidak manusiawi
Gimana bro en sis? Ngeselin kan ? wah kalo ada diantara kalian yang masih bilang “itu kan seru”, gawat banget deeh. MOS itu bener-bener udah jadi ajang perploncoan senior dan junior.
Kalau kita kaji, teropong en perhatikan, sebenarnya penyebab terjadinya berbagai penyimpangan perilaku remaja saat ini tuh ya, karena, sistem kapitalisme yang dipake sebagai ideologi negara ini bikin orang jadi serba bebas. Ya bebas berkeyakinan, bebas berperilaku, bebas berpendapat en bebas memiliki harta (meski kudu menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya).
Gara-gara punya kekebebasan yang bablas inilah, lahir tuh konsep hak asasi manusia (HAM). Akibatnya semua orang termasuk remaja merasa berhak berbuat apapun, nggak peduli orang lain terganggu dengan ulahnya. Perbuatan-perbuatan bullying en nyeleneh pun udah dianggep biasa, karena yang lain juga melakukannya. Inilah yang jadi sumber lahirnya berbagai penyimpangan perilaku.
Dalam Islam, sekolah merupakan ajang untuk mendapatkan ilmu untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Anak didik dibekali pemahaman Islam yang kuat untuk kehidupannya. Pas mereka terjun ke masyarakat, halal dan haram otomatis akan menjadi landasan aktivitasnya. Perilaku yang menyimpang (termasuk acara MOS yang bikin kacau urusan) nggak akan nongol dalam kehidupannya.
Negara Islam (Khilafah Islamiyah) akan mengeliminir fasilitas-fasilitas yang bisa mengakibatkan perilaku menyimpang remaja, semacam situs pornografi, tempat-tempat nongkrong remaja atau rumah-rumah dugem. Negara juga akan memberikan hukuman yang tegas terhadap perilaku menyimpang, karena Islam juga memiliki sistem sanksi yang jelas dan adil.
Udah saatnya sistem kapitalisme sekularisme yang penuh dengan kerusakan ini diganti dengan sistem Islam yang penuh dengan keharmonisan dan kemaslahatan. Yuk, bareng-bareng mewujudkannya melalui dakwah! Allahu Akbar! [syahid/voa-islam.com]
Penulis: Neng fitri komalasari, Pelajar MA Aljawami Jatinangor-Sumedang