View Full Version
Rabu, 19 Aug 2015

Harga Diriku pada Ridha Suamiku

Keridhaan suami menjadi syarat kebahagiaan istri di dunia dan akhirat. Hadits shahih menyebutkan, wanita yang meninggal dunia sedangkan suaminya ridha kepadanya pasti ia masuk surga. Sehingga tugas utama seorang istri setelah menyempurnakan ibadah kepada Tuhannya, ia mencari keridhaan suaminya.

Islam sebut tempat tinggal sebagai maskan, tempat seseorang mendapatkan ketentraman. Seharusnya, di dalam rumah yang ditempati suami istri terdapat ketentraman dan kebahagiaan. Separuh dari kebahagiaan seseorang ada di sana. Sehingga Islam begitu perhatian terhadap pembinaan rumah tangga. Bahkan perintah takwa yang paling banyak disebutkan Al-Qur'an berkaitan dengan urusan kekeluargaan.

Istri mempunyai peran sangat vital menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangganya. Hadits shahih sebutkan beberapa ciri wanita shalihah; jika dilihat menyenangkan, jika diperintah taat, bisa menjaga kehormatan diri dan harta suaminya saat ditinggal suami pergi.

Kecintaan, sayang, dan perhatian suami juga menjadi kekayaan bagi istri. Kebahagiaannya di rumah tangganya sangat bergantung dengan sikap baik suaminya kepadanya. Dan seringnya, sikap suami ini dipengaruhi oleh sikap dan perilaku dia terhadap suaminya.

Banyak istri yang mengeluhkan berubahnya sikap suami! Suami yang dulu penyayang, berubah jadi tidak perhatian. Suami yang dulu mesra, berubah jadi tak berselera. Apa yang terjadi?

Jika engkau mengalami itu, wahai kaum wanita, alangkah baiknya anda membaca kisah di bawah ini. Anda akan tahu bagaimana trik membuat suami anda tergila-gila pada anda seumur hidup! Bahkan setelah kulit anda keriput dan wajah anda tak lagi cantik berseri!

Bagaimana rahasianya? Alkisah, ada seorang Ayah bercerita pada anak perempuannya tentang bagaimana ia begitu tergila-gila pada sang istri, ibu dari putrinya tersebut.

Sang ayah sudah sangat tua, tapi cintanya kepada istri terus membara bagai api abadi yang tak kunjung padam.

Suatu ketika, keluarga ini dihadapkan dalam sebuah talkshow televisi. Sang istri yang menakjubkan itu pun diundang untuk membeberkan rahasianya: rahasia mengapa sang suami begitu mencintainya dan tergila-gila padanya.

Sang presenter bertanya:

"Apakah hal itu karena anda pintar memasak? Atau karena ia cantik? Atau karena ia bisa melahirkan banyak anak, ataukah karena apa?"

Wanita itu menjawab :

“Tidak... bukan itu rahasianya! Sesungguhnya rahasia kabahagiaan suami istri ada di tangan sang istri, tentunya setelah mendapat taufik dari Allah. Seorang istri mampu menjadikan rumahnya laksana surga, juga mampu menjadikannya neraka.

Jangan Anda katakan karena harta ! Sebab betapa banyak istri kaya raya namun ia rusak karenanya, lalu sang suami meninggalkannya.

Jangan pula Anda katakan karena anak-anak ! Bukankah banyak istri yang mampu melahirkan banyak anak hingga sepuluh namun sang suami tak mencintainya, bahkan mungkin menceraikannya.

Dan betapa banyak istri yang pintar memasak. Di antara mereka ada yang mampu memasak hingga seharian tapi meskipun begitu ia sering mengeluhkan tentang perilaku buruk sang suami.”

Maka sang peresenter pun terheran, segera ia berucap:

“Lantas apa gerangan ‪rahasianya..?”

Wanita itu menjawab:

“Saat suamiku marah dan meledak-ledak, segera aku diam dengan rasa hormat padanya. Aku tundukkan kepalaku dengan penuh rasa maaf. Tapi janganlah Anda diam yang disertai pandangan mengejek, sebab seorang lelaki sangat cerdas untuk memahami itu.”

“Kenapa Anda tidak keluar dari kamar saja..?” tukas presenter.

Wanita itu segera menjawab:

“Jangan Anda lalukan itu! Sebab suamimu akan menyangka bahwa Anda lari dan tak sudi mendengarkannya. Anda harus diam dan menerima segala yang diucapkannya hingga ia tenang.

Setelah ia tenang, aku katakan padanya; 'Apakah kamu sudah selesai?'

Selanjutnya aku keluar….

Sebab ia pasti lelah dan butuh istirahat setelah melepas ledakan amarahnya.

Aku keluar dan melanjutkan kembali pekerjaan rumahku.”

“Apa yang Anda lakukan? Apakah Anda menghindar darinya dan tidak berbicara dengannya selama sepekan atau lebih?” tanya presenter penasaran.

Wanita itu menasehati :

“Anda jangan lakukan itu, sebab itu kebiasaan buruk. Itu senjata yang bisa menjadi bumerang buat Anda. Saat Anda menghindar darinya sepekan sedang ia ingin meminta maaf kepada Anda, maka menghindar darinya akan membuatnya kembali marah. Bahkan mungkin ia akan jauh lebih murka dari sebelumnya.”

“Lalu apa yang Anda lakukan..?” tanya sang presenter terus mengejar.

Wanita itu menjawab:

“Selang dua jam atau lebih, aku bawakan untuknya segelas jus buah atau secangkir kopi, dan kukatakan padanya, Silakan diminum. Aku tahu ia pasti membutuhkan hal yang demikian, maka aku berkata-kata padanya seperti tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya.”

“Apakah Anda marah padanya..?” ucap presenter dengan muka takjub.

Wanita itu berkata:

“Tidak... Justru di saat itulah suamiku mulai meminta maaf padaku dan ia berkata dengan suara yang lembut.”

“Dan Anda mempercayainya..?” ujar sang presenter.

Wanita itu menjawab :

“Ya. Pasti. Sebab aku percaya dengan diriku dan aku bukan orang bodoh. Apakah Anda ingin aku mempercayainya saat ia marah lalu tidak mempercayainya saat ia tenang..?”

“Lalu bagaimana dengan harga diri Anda?” potong sang presenter.

“Harga diri apa? Harga diriku ada pada ridha suamiku dan pada tentramnya hubungan kami. Dan sejatinya antara ‎suami ‎istri sudah tak ada lagi yang namanya harga diri. Harga diri apa lagi..?!! Padahal di hadapan suami Anda, Anda telah lepaskan semua pakaian Anda!” [PurWD/voa-islam.com]

  • Dinukil dari http://www.putramelayu.web.id

latestnews

View Full Version