View Full Version
Selasa, 13 Oct 2015

Resensi: Belajar Fikih Muslimah dengan Bahasa Renyah

Judul Buku          : Muslimah Sukses Tanpa Stress

Penulis                 : Dr. Erma Pawitasari, M.Ed

Penerbit              : Gema Insani Press (GIP)

Cetakan               : Pertama, Februari 2015

Tebal                     : 234 halaman

Menjadi wanita muslim atau yang biasa disebut muslimah itu istimewa. Baik sebagai anak, istri dan ibu, ia mulia. Kemuliaan ini seringkali terlupakan ketika Islam ditinggalkan. Islam di sini bukan hanya yang dimaknai sebatas salat, zakat dan puasa. Islam di sini lengkap dengan seluruh aturan hidupnya yang meninggikan derajat wanita pada tempat semestinya.

Fikih biasanya dihadirkan dengan bahasa yang formal dan kaku. Tak terkecuali fikih wanita yang membahas seluruh pernik-pernik hidup lengkap dengan permasalahannya. Buku yang ditulis oleh alumni ITS ini menyajikan bahasan fikih dengan bahasa yang renyah tapi berbobot. Banyak sisi yang selama ini terlupakan dibedah tuntas. Misalnya saja tentang wali pajangan.

Istilah wali pajangan ini menunjukkan betapa banyak kewajiban wali yang terabaikan sehingga ia hadir hanya ketika perkawinan. Kewajiban mendidik anak atau saudara perempuan, menafkahinya hingga mencarikan suami ketika saatnya tiba, itu semua diabaikan. Walhasil dipaksalah wanita menjadi wonder woman yang mencari nafkah sendiri termasuk mencari suami. Tak heran bila akhirnya di kenyataan yang terjadi adalah wanita-wanita yang tidak mendapat perlindungan dari wali mudah mendapat kekerasan dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab.

Konsep nafkah juga dipaparkan dengan jelas dan gamblang. Nafkah wanita sebagai anak, istri dan ibu. Juga ketika perceraian terjadi, hak-hak apa saja yang masih bisa diterima olehnya termasuk ketika menjadi ibu susu bagi anak kandungnya. Disebutkan juga bahwa istri dan ibu adalah satu profesi mulia yang berhak mendapat gaji sebagaimana profesi lainnya. Penulis tidak hanya asal berargumentasi tanpa dasar. Semua pernyataannya didasarkan atas dalil syar’i sehingga kuat hujjahnya.

Uniknya, pada bab mencari jodoh penulis menyertakan beberapa situs pencari jodoh yang islami berikut cara registrasi dan biaya yang diperlukan. Hal ini untuk menyikapi ketidakpedulian wali yang fungsinya sebagai pajangan saja sehingga anak gadisnya atau saudara perempuannya harus mencari mengupayakan jodoh sendiri.

Bahasan poligami juga masuk dalam topik ini. Beberapa contoh disajikan bahwa poligami bisa dilakukan tanpa ada rasa galau. Memilih calon pasangan apakah janda atau perawan juga mendapat porsi yang pas. Bahkan bab perceraian juga dibahas tuntas dengan bahasa mudah dan contoh yang mengena. Di akhir bab, dibahas tentang kemungkinan bila seorang muslimah ‘terpaksa’ harus menjomblo. Ia bisa menjadi sosok yang tetap salihah dalam kesendiriannya ketika pemahaman pada aturan Allah telah membumi. (riafariana/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version