Kita bilang ke orang lain: jangan upload foto bersama suami, kasihan yang masih sendiri. Tapi, dirinya sendiri upload foto tentang anaknya yang lucu sekali. Lupakah bahwa di luar sana banyak yang belum bahkan tak bisa punya anak sama sekali?
Apakah ada yang begini? Ada, dan orang itu mungkin adalah "saya."
Kita bilang ke orang lain: Jangan upload foto bareng keluargamu yang harmonis. Kasihan yang keluarganya broken home atau yatim nanti menangis. Tapi, dirinya sendiri upload foto bareng banyak teman-temannya yang manis. Lupakah kalau di luar sana banyak yang tidak memiliki teman setia, bahkan ada yang sendiri dalam hijrahnya merasa teriris?
Apakah ada yang begini? Ada, dan mungkin orang itu adalah "saya."
Kita bilang ke orang lain: Jangan upload foto barang-barang koleksi pribadi dong, pamer itu namanya. Tapi, dirinya sendiri upload foto makanan kuliner semaunya. Lupakah bahwa di luar sana juga banyak yang tak bisa makan-makanan yang enak rasanya?
Apakah ada yang begini?Ada, dan mungkin orang itu adalah ‘saya.’
Yaa akhwat fillah, semua orang punya kebahagiaan masing-masing; saya, kamu, mereka. Hanya saja kebahagiaan kita tidak dalam bentuk yang sama. Tak perlu nyinyir apalagi merasa iri, jauhkan sifat dengki dan berbaik sangkalah kepada sesama.
Bahagialah dengan kebahagiaan masing-masing saja. Tak perlu membandingkan, bikin sesak dada saja.
Kamu melarang orang untuk mengekspresikan kebahagiaan yang mereka miliki karena kamu tidak memilikinya. Pada saat yang sama, tanpa sadar kamu pun mengekspresikan kebahagiaanmu yang tidak dimiliki orang lain. Iya kan?
Ya akhwat fillah, mari kita jadi manusia yang bahagia. Bahagia tanpa harus terus mengurusi orang lain atas hal-hal yang hanya menyangkut masalah hati atau opini semata. Karena hati orang sesungguhnya bukan urusan kita. Mengurusi hati sendiri saja sudah sulit, apalagi hati orang lain.
Jadilah manusia yang bahagia. Bahagia dengan pikiran positif untuk melihat segala hal yang ada. Bahagia melihat kebahagiaan orang lain, bahagia melihat diri sendiri bahagia. Karena sebaik apapun orang lain adanya, jika hati kita telah dengki, atau pikiran kita sudah terbiasa berburuk sangka maka kebaikan tersebut akan tetap salah di mata kita.
Jadilah bahagia. Bahagia atas kebahagiaan orang lain di sana.
Saat kamu dengki, curigailah diri sendiri. Apakah kamu kurang bersyukur sehingga hidupmu terlihat menyedihkan sampai harus dengki pada orang lain?
Bercerminlah!
(riafariana/voa-islam.com)