Menjadi profesional, bukan hanya milik pegawai kantoran. Menjadi istri pun, seorang perempuan terutama muslimah harus profesional. Itu karena status istri tidak diambil secara asal, ada pertanggungjawabannya bahkan hingga ke akhirat kelak. Mengutip dari buku Muslimah Sukses Tanpa Stres karya Dr. Erma Pawitasari, paling tidak ada 5 cara yang bisa dilakukan agar seorang muslimah bisa menjadi istri yang profesional.
- Membahagiakan suami di ranjang. Pernikahan adalah menghalalkan hubungan antara laki-laki dan perempuan, terutama hubungan intim yang terjalin antara keduanya. Bila kegiatan lainnya bisa didelegasikan, hal yang satu ini mutlak menjadi monopoli istri. Membahagiakan suami di ranjang itu tak bisa dicapai ketika seorang istri tidak merasa bahagia dengan dirinya sendiri dulu. Hubungan di ranjang seharusnya adalah kebahagiaan bersama baik antara suami dan istri.
- Menyenangkan saat dipandang. Sebagaimana pegawai kantoran yang selalu tersenyum terhadap klien perusahaan, seorang istri pun harus menampilkan wajah ceria dan penuh senyum terhadap suaminya. Bila ada baju formal khas kantoran, istri profesional juga memunyai baju khas untuk membuat suami senang. Silakan dikomunikasikan dengan ‘klien’ alias suami masing-masing tentang busana ‘kerja’ apa yang membuat mereka makin betah di rumah.
- Membantu suami. Istri profesional memunyai jobdesc yang tidak hanya berskala keduniawian. Ia juga membantu suami dalam urusan akhirat. Meskipun membersihkan rumah dan memasak bukan tugas seorang istri, tapi tak ada salahnya istri membantu suami dalam bidang tersebut. Begitu juga saat suami terlihat mulai futur keimanannya. Bantulah sang pemimpin keluarga ini dengan cara memotivasi dan menguatkan hatinya agar terus dalam ketaatan pada Allah dan RasulNya.
- Menjaga amanah suami. Istri profesional tentu saja tipe yang bertanggung jawab atau amanah dalam mengemban tugas. Ia akan menjaga harta dan kehormatan suami. Karena sesungguhnya harta dan kehormatan suami adalah juga merupakan kehormatan istri. Bukankah mereka berdua diibaratkan Allah seperti selimut satu sama lain? Masing-masing harus saling menutupi aib pasangannya karena itu sama saja dengan menutup aibnya sendiri.
- Menghormati hak-hak kerabat suami. Seorang suami bukanlah milik istrinya. Ia juga milik ibunya dan saudara-saudara perempuannya. Mereka ini juga punya hak atas diri suami termasuk dalam hal nafkah, perawatan, pendidikan dan waris terutama bila sang ayah dari suami telah meninggal. Istri profesional tidak akan menghalangi suami menunaikan hak kerabatnya ini yang artinya itu adalah kewajiban dari seorang laki-laki.
Semoga saja dari kelima poin di atas, bisa menjadi bekal bagi para istri untuk menjadi profesional dalam statusnya. Menjadi istri itu mulia. Menjadi istri itu istimewa. Semoga kemuliaan dan keistimewaan ini bisa dipertahankan oleh para istri sehingga suami makin sayang dan selalu ingin pulang. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)