Zaman kita kecil dulu, gerhana matahari total pernah terjadi yaitu sekitar tahun 1983. Masih ingatkah kita apa yang dikatakan dan dilakukan oleh para orang tua? Ada orang tua yang melarang anaknya keluar rumah, ada yang mengajak anaknya sembunyi di kolong meja bahkan ada juga yang menutup pintu rapat-rapat seolah ada hal yang jahat mengintai.
Itu semua dilakukan dengan alasan melindungi anak dari pengaruh buruk gerhana matahari. Atau secara spesifik agar anak tidak mengalami kebutaan. Lalu, bagaimana seharusnya orang tua bersikap terhadap anak sehubungan dengan hadirnya gerhana matahari ini?
Bunda, yang paling penting untuk diingat adalah jangan panik. Gerhana matahari bukanlah penyakit atau sesuatu yang fatal sehingga layak dijauhkan dari anak. Sebaliknya, ajak anak untuk berbicara tentang gerhana matahari dari sudut pandang sains sebagai fenomena alam dan dalil sebagai penguat keimanan. Tentu saja dengan bahasa yang sesuai usia dan pemahaman mereka ya, bunda.
...ajak anak untuk berbicara tentang gerhana matahari dari sudut pandang sains sebagai fenomena alam dan dalil sebagai penguat keimanan...
Anak sekarang tidak sama dengan anak zaman dulu yang sangat mudah ditakut-takuti. Melarang mereka melihat gerhana matahari hanya akan meningkatkan rasa penasaran. Lebih baik ajak anak untuk belajar memahami tentang fenomena alam melalui gerhana matahari. Hal ini bisa dilakukan melalui media buku, youtube atau alat permainan lain seperti senter dan bola bumi buatan atau globe. Silakan dicari cara untuk memainkannya di internet.
Ketika anak adalah tipe kritis dan usianya pun cukup besar untuk memahami gerhana matahari secara langsung, tidak ada salahnya bunda atau ayah menemani mereka melakukan pengamatan. Pastikan matanya terlindungi dengan baik dengan kacamata khusus untuk melihat gerhana matahari atau alat yang bisa dibuat sendiri. Silakan tanya Mbah Google untuk lebih detilnya.
Intinya jangan patahkan semangat anak-anak dengan ketakutan tanpa dasar orang tuanya. Memberi wawasan sesuai dengan tingkatan umur itu jauh lebih baik daripada bersikap paranoid dan membuat anak ikut cemas dan makin penasaran.
Satu hal yang jangan pernah lupa adalah menanamkan keimanan pada diri anak dengan munculnya gerhana matahari. Ajarkan sunah rasul dalam menyikapinya misal dengan salat sunah gerhana dan berdzikir. Karena sesungguhnya semua kejadian di alam termasuk gerhana matahari terjadi atas izin Allah juga.
Berikan pengalaman menyenangkan pada diri anak tentang momen langka ini. Eksperimen sains akan membuat anak mencintai ilmu pengetahuan. Praktik salat, dzikir serta kisah bagaimana Sang Nabi SAW menyikapi gerhana akan menumbuhkan keimanan dan kecintaan pada sosok sang Junjungan. Jangan kerdilkan jiwa anak dengan mitos gerhana yang tanpa dasar. Jangan sampai ketika mereka besar nanti yang teringat adalah ekspresi ketakutan orang tua yang ternyata itu semua tanpa alasan yang nyata.
Semoga saja gerhana matahari kali ini adalah ‘semata-mata’ fenomena alam, dan bukan seperti yang ditakutkan Rasulullah Muhammad SAW sebagai tanda kemurkaan Allah. Karena itu hendaknya sebagai orang tua dan anak sama-sama membiasakan diri untuk lebih banyak berdzikir, istighfar, sadaqah, dan salat Gerhana. Semoga Allah melindungi kita dan generasi agar terus dalam ketaatan padaNya termasuk dalam fenomena Gerhana Matahari yang cukup menghebohkan ini. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google