Pujaan hati akan selalu dikenang, diingat dalam lamunan, dan selalu teruntai dalam doa, berharap Allah akan sandingkan dalam sebuah pernikahan mahligai indah nan halal. Impian seorang wanita yang telah tiba masa untuk menikah atau mungkin lama menjanda dan merindukan untuk kembali menikah, pastilah mulai mendamba sosok lelaki yang mereka impikan.
Yah jatuh cinta itu berjuta rasanya. Ada tawa kecil yang menggetarkan jiwa, ada senyum yang mengungkap rasa, dan ada tatapan malu tertahan karena takut dosa, padahal nafsu dalam dada berkata “Ya Allah izinkan aku melihat wajahnya tanpa sengaja atas takdirmu”.
Keimanan menjadi benteng awal untuk halangi maksiat. Tanpa keimanan semua akhlak hancur, malu hilang dari diri dan akal pikiran pun mulai liar. Maka tanpa keimanan, bukan tidak mungkin kemudian terjadi seperti kebanyakan wanita saat ini yang bergerak tanpa batas dan hambatan. Kata mereka “semau mau gue dong!” Naudzubillah.
Seorang muslimah yang paham akan syariah, dirinya akan menjaga batas hubungan dengan lawan jenisnya. Dia lebih takut akan adzab Allah dibanding dengan kenikmatan semu yang berujung dengan dosa. Terlebih muslimah fpaham, bila pencarian jodoh diawali dengan pacaran dan pertemanan bebas lainnya justru akan menjadikan setan tertawa bahagia karena berhasil menggoda dan menjerumuskan dalam neraka.
Seorang muslimah mengerti, bagaimana menarik seorang ikhwan pujaan, meski tanpa pacaran. Bukan juga dengan sihir pelet seperti orang jahiliyah. Tetapi itu semua dicapai dengan untaian doa yang terus diucap dalam sholat, dzikir dan waktu mustajabah utamanya.
Yah menangis di hadapan Allah itu lebih indah. Pilihan Allah yang diberikan kepada kita adalah terbaik. Saat kita sadar akan hal ini, pastilah hati akan ridho ketika Allah menjodohkan kita dengan seorang pilihanNya.
Menanti datangnya jodoh terkdang terasa begitu lama. Melihat teman yang sudah sama nikah, melihat mereka berjalan bergandengan, makan berdua, dan saling tertawa bareng minum es cream rasanya iri. Hanya saja ketika kita ingat Allah memberikan waktu yang tepat untuk kita, hati kembali reda.
Muslimah juga wanita biasa, bernafsu, dan juga banyak dosa. Karena muslimah bukan malaikat akan tetapi juga bukan setan yang mudah terjebak dosa. Iman, ilmu dan nasehat teman menjadi pengikat erat agar tak mudah terjerumus dalam buruknya dosa.
Sungguh dalam penantian, kapan pangeran hati tuk melamar dan bersimpuh kian terasa lama. Hanya saja waktu selalu diisi dengan halaqoh ilmu, majelis dzikir dan murojaah hafalan, semoga kian barokah.
Untaian hati ini, semoga menjadi ibroh untuk semua, agar para ikhwan tahu, betapa muslimah juga sangat mengharapkan kehadiran para ikhwan yang sholeh yang bisa bertanggung jawab atas keimanan, kesolehah serta kebahagiaan rumah tangga. Insyaallah (protonema/voaislam)
Editor: RF