View Full Version
Ahad, 22 May 2016

Ukhti, Calon Suamimu Bukanlah Jodohmu

Sebut saja namanya Dinda. Seorang muslimah 24 tahun yang sedang mempersiapkan pernikahannya. Mulai dari undangan, resepsi, mahar, seserahan dan semua pernik pengantin telah siap. Bahagia dan dag dig dug rasa hati menanti saat dihalalkan dengan sang pujaan hati. Di saat seperti ini, melambungnya angan seringkali membuat manusia lupa diri.

Seminggu menjelang hari H pernikahan, takdir berkata lain. Calon suami mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Shock, Dinda tak bisa menerima kenyataan ini. Setelah berduka beberapa lama, Dinda memilih berkabung seumur hidupnya. Ia menutup diri sama sekali dari dunia luar. Pekerjaan kantoran yang sebelumnya ditekuni, ia tinggalkan. Ia pun menutup interaksi dengan semua orang. Waktunya habis hanya untuk berduka di dalam kamar, sendiri dan terus menangis.

Melihat kondisi Dinda, ibunya merasa tertekan. Anaknya sama sekali tak bisa dihibur atau dibujuk untuk move on. Kurang dari setahun kemudian, ibu Dinda meninggal dunia. Dinda kembali terpukul dan semakin menarik diri dari dunia nyata. Ia menjadi pendiam dan sama sekali tidak mau keluar rumah. Syukurlah kondisi tersebut tidak sampai membuatnya gila.

Belasan tahun kemudian, Dinda sudah agak pulih ketika ada keponakan yang lahir dan tinggal di rumah tersebut. Dinda sudah mulai mau keluar meskipun untuk menyirami tanaman di depan rumah. Ia pun mulai mau berbicara meskipun hanya dengan keponakan yang masih bayi.

-------

...Apa yang tak membuat kita mati, seharusnya akan semakin menguatkan kita. Kuat dalam iman untuk menghadapi kerasnya kehidupan...

Ukhti salihah yang disayang Allah, ilustrasi di atas adalah kisah nyata bukan rekaan semata. Ketika harapan kita sandarkan hanya pada angan-angan, maka akibatnya sangat rentan. Saat kenyataan tak seindah impian, hati dan iman akan mudah hancur membentuk serpihan. Maka kembalikan semua pada Allah. Tak ada satu pun rencana Allah yang akan menyakiti kita. Sebaliknya, apa yang menurut kita baik belum tentu menurut Allah itu baik dan begitu sebaliknya.

Apa yang tak membuat kita mati, seharusnya akan semakin menguatkan kita. Kuat dalam iman untuk menghadapi kerasnya kehidupan. Oleh karena itu bagi siapa pun yang telah mempersiapkan pernikahannya, ingatlah bahwa calonmu  itu belum tentu menjadi jodohmu. Ada juga yang menjelang hari H, ternyata calonnya malah menikahi perempuan lain. Tentu hal ini akan sangat menyakitkan bila saja tidak disikapi dengan iman.

Bahagia dengan rencana pernikahan, boleh saja. Usahakan terus menggaungkan asma Allah dalam setiap prosesnya. Karena takdir kita, jangankan seminggu kemudian, bahkan sedetik ke depan saja tak ada yang bisa memperkirakan. Karena itu sandarkan hati selalu pada Allah saja. Agar ketika keputusanNya menyapa, kita telah siap dengan iman di dada dan penyikapan yang tak menyalahi aturanNya. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version