Fenomena pernikahan campur banyak terjadi di era digital ini. Sebagai contoh ayah dari Sunda, ibu dari Jawa. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Namun, ,bagaimana bila ayah atau ibu dari luar negeri yang tidak menguasai bahasa Indonesia sama sekali. Biasanya bahasa Inggris menjadi jembatan komunikasi.
Walhasil bukan saja budaya yang berbeda, tapi pemakaian bahasa sehari-hari juga berbeda. Apalagi ketika dalam kondisi cemas, sedih atau marah maka secara otomatis bahasa pertama atau bahasa ibu akan terucap. Lalu bagaimana dengan anak-anak?
Jangan khawatir bunda. Jangan cemas si kecil akan mengalami kesulitan dalam menguasai dua bahasa untuk komunikasi sehari-hari. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Nasional Singapura, bayi yang belajar dua bahasa akan lebih mudah dan cepat memahami bahasa daripada hanya satu bahasa.
...Ketika diujicobakan, para bayi yang telah belajar dua bahasa lebih cepat menguasai kosakata baru daripada bayi yang hanya belajar satu bahasa...
Hal ini sudah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan terhadap 72 bayi usia 12-13 bulan ketika mereka belajar kosakata baru. Bahasa yang diujicobakan dalam hal ini adalah bahasa Inggris dan Mandarin.
Seperti bunda tahu, bahasa Mandarin sangat menekankan intonasi untuk membedakan arti. Pada bahasa Inggris hal ini tidak berlaku. Ketika diujicobakan, para bayi yang telah belajar dua bahasa lebih cepat menguasai kosakata baru daripada bayi yang hanya belajar satu bahasa. Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa meskipun bayi belum bisa berbicara tapi ia sudah memahami banyak kosakata dalam dua bahasa termasuk intonasinya.
Jadi bunda, mulai saat ini jangan ragu untuk mengajari dan mengajak bicara si kecil dengan dua bahasa yang berbeda. Akan jauh lebih mudah bila ayah konsisten dengan salah satu bahasa, begitu juga bunda dengan bahasa yang lain. Misal, ayah berbahasa Indonesia bila mengajak adik bayi berbicara. Ibu memakai bahasa daerah dalam berkomunikasi. Atau mungkin juga ibu berbahasa Inggris atau bahkan Arab agar si kecil sedari dini bisa berbahasa internasional.
Sah-sah saja hal itu dilakukan. Selama konsisten menerapkan dwi bahasa pada keluarga untuk berkomunikasi, maka insya Allah si bayi pun akan menguasai keduanya dengan sama bagusnya. Selamat mencoba. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google