Assalamu’alaikum. Namaku Amy. Dua tahun lalu aku masuk Islam. Sebelum menjadi Muslim, aku adalah seorang Kristen yang taat. Perjalananku dari Kristen kembali ke Islam bermula ketika aku daftar kursus bahasa Arab di universitas tempatku menuntut ilmu. Saat itulah aku mengetahui bahwa betapa bahasa Arab ini sangat erat kaitannya dengan Islam. Aku pun menjadi ingin tahu lebih jauh.
Aku mulai melihat bahwa Islam tidak seperti yang aku sangka selama ini. Islam juga tidak seperti yang digambarkan oleh media maupun yang sering diperbincangkan oleh teman-temanku sesama Kristen. Sekitar 4 tahun lalu aku mempelajari Islam lebih dalam. Banyak buku yang kubaca tentang Islam, mempelajari Al Quran dengan bahasa Arab, ikut kajian-kajian, berdiskusi dengan Imam setempat dan berteman dengan orang Islam. Ketika aku menemukan bahwa bisa jadi semua yang kuyakini selama ini salah, saat itu aku merasa sedih, terluka, dan bingung apa yang harus kulakukan.
Selama satu tahun, aku hidup tanpa identitas. Kutinggalkan Kristen tapi juga belum masuk Islam. Aku bingung, tak lagi yakin apa yang harus aku percaya sebagai kebenaran. Aku jadi sering menangis, berdoa setiap hari, dan memohon pada Tuhan agar diberi jawaban dan pencerahan. Akhirnya, Tuhan pun memberi jawaban. Satu hari usai belajar dan merasa sangat terluka, lelah secara emosional dan bingung dengan segala pikiran yang menghantui, aku memutuskan untuk melakukan salat. Ya...ibadah ritual yang biasanya dilakukan seorang muslim ini menjadi pilihanku untuk menenangkan diri.
...Aku mulai melihat bahwa Islam tidak seperti yang aku sangka selama ini. Islam juga tidak seperti yang digambarkan oleh media maupun yang sering diperbincangkan oleh teman-temanku sesama Kristen...
Aku habiskan seharian itu untuk melakukan salat dan melafalkan kata-kata dalam bahasa Arab dengan baik. Setelah selesai melakukan salat pertamaku tanpa kesalahan, aku pun mulai menangis. Dengan airmata berlinang, aku pun membasuh muka untuk menenangkan diri. Saat itulah aku melihat diriku di cermin lengkap dengan hijab usai salat. Dan saat itulah aku tahu, jalan mana yang harus kutempuh.
Aku berkata pada diri sendiri, “Amy, penampilan luarmu saat ini sudah sesuai dengan apa yang kau rasakan dalam dirimu. Kamu seorang Muslim sekarang. Jangan menyangkal lagi apa yang kau ketahui sebagai kebenaran.”
Aku pun membasuh muka lagi dan merasa tenang. Tiba-tiba saja seolah ada gelombang dalam diriku yang membuatku semakin tenang dan menyadari bahwa pencarian panjang ini telah bertemu muaranya. Akhirnya aku menemukan jati diriku. Aku adalah Amy, seorang Amerika, dan Muslim. Alhamdulillah. (riafariana/voa-islam.com)
Sumber: iconverttoislam