Oleh: Sri Nurhayati, S.Pd.I
(Pengisi Keputrian SMAT Krida Nusantara)
Anak merupakan aset yang berharga bagi sebuah peradaban. Setiap peradaban tentunya memerlukan generasi yang akan menjadi pengganti tonggak kepemimpinan dimasa yang akan datang. Mereka yang akan menentukan kemajuan ataupun kemunduran bagi peradaban itu.
Dunia anak kita kenal dengan dunia penuh canda dan tawa. Namun kini kehidupan mereka penuh dengan masalah, tak beda dengan kehidupan orang dewasa. Menurut Wakapolres Depok AKBP Irwan Anwar mengatakan, berdasarkan data pada tahun 2014 kemarin sebanyak 107 anak-anak menjadi korban dan pelaku kejahatan. (sindonews.com)
Tak hanya itu merekapun menjadi pelaku kriminalitas, kasus yang memprihatinkan terjadi pada beberapa bulan kemarin. Adanya enam orang anak, tiga diantaranya masih duduk di sekolah dasar melakukan pemerkosaan terhadap anak perempuan yang masih duduk di sekolah dasar. (tribun jogja). Selain itu juga anak-anak kita menjadi penikmat pornografi, tawuran, seks bebas, dan masalah lainnya melanda kehidupan anak – anak negeri.
Permasalahan demi permasalahan yang melanda anak-anak kita tidaklah datang dengan sendirinya. Semua permasalahan ini merupakan akibat dari semakin kuatnya virus liberalisme yang masuk ke dalam tubuh umat ini. Masuknya virus liberalisme telah membawa umat pada pola piker dan perilaku yang buruk. Melalui berbagai bentuk media masa, liberalisme telah mengarahkan anak kita untuk berperiaku konsumtif, pemisif dan hedonis.
Tak bisa dipungkiri pengaruh sinetron memang cukup kuat dalam menarik daya pikat orang yang menontonnya, tak terkecuali anak-anak mampu memberikan efek yang cukup besar. Namun sayang pengaruh yang besar ini, tidak dibarengi dengan kualitas tayangan tersebut. Tayang sinetron ini lebih banyak berisi tentang kisah percintaan remaja atau perilaku menyimpang mereka. Bahkan tak sedikit juga yang menayangkan tentang kekerasan. Hal ini pun memberikanpengaruh pada perilaku anak sehari-hari.
Banyaknya tayangan sinetron yang kurang mendidik, haruslah menjadi perhatian semua pihak, terutama peran orang tua dalam mengawasi anaknya. Namun, yang perlu kita ingat peran orang tua dan masyarakat saja tidaklah cukup. Peran yang terbesar adalah pihak yang memiliki kewenangan dalam penayangan setiap tayangan TV. Siapa lagi kalau bukan pemerintah.
Pemerintah sebagai pengatur rakyatnya memiliki peran yang penting dalam menjaga generasinya. Karena mereka yang memiliki wewenang dalam menentukan setiap kebijakan dalam mengatur rakyatnya. Bagaimana mungkin generasi kita bisa berkualitas, jika pemerintah sendiri tidak memperhatikan semua itu.
Islam sebagai aturan yang datang dari sang Pencipta, memiliki jawaban akan setiap permasalahan yang ada dalam kehidupan umat manuisa. Namun aturan ini hanya bisa diterapkan ketika diterapkan dalam wadah yang lahir pula dari akidah Islam. Wadah itu tak lain adalah Khilafah ala minhaj nubuwah. Dengan diterapkan Islam dalam setiap aspek kehidupan inilah cahaya Islam dapat terlihat. Islam Rahmati lil’Alamin sesugguhnya dapat kita rasakan dalam kehidupan kita.. Wallahu’alam