View Full Version
Jum'at, 19 Aug 2016

Kisah Mualaf Danielle Loduca: Berhijab, Aku Berpakaian Seperti Bunda Maria

Assalamu’alaikum. Namaku Danielle Loduca dari Amerika. Sebelum mengenal Islam, aku tak percaya pada agama. Tapi Alhamdulillah tahun 2002 aku memilih Islam sebagai agamaku setelah diawali dengan membaca Al Quran, melakukan penelitian dan perbandingan dengan agama-agama lain.

Mengenal Islam, semua hal dan ajaran di dalamnya membuatku jatuh cinta khususnya tentang aturan berhijab. Dengan berhijab, aku merasa terbebas dari tolok ukur manusia yang tidak penting berkaitan dengan fisik. Aku juga tidak perlu lagi khawatir tentang penampilan dan berlomba menjadi yang tercantik. Hijab membuatku mampu bersikap sederhana tapi berwibawa dan menghargai diri sendiri. Hijab di satu sisi berguna untuk menyembunyikan kecantikan tapi di sisi lain hijab adalah kecantikan itu sendiri.

Ironisnya, banyak orang mengira bahwa hijab adalah simbol ketertindasan. Menurut pengalamanku, aku tertindas oleh rasa takutku sendiri ketika ingin berhijab. Akutakut pada hal-hal yang akan kuhadapi saat aku ingin menutup aurat. Awalnya aku juga takut pada reaksi masyarakat apabila aku memakai hijab. Apa yang akan mereka pikir dan katakan, itu sempat membuatku khawatir. Tetapi bagamanapun, aku tetap ingin berhijab. Inilah dilema bagi muslimah di barat, selalu dihantui ketakutan akan ini dan itu.

...Aku pun berani memakai hijab sebagai identitas keislamanku. Identitas yang menurutku, selalu ada Allah dalam setiap langkah, gerak dan ucapan...

Alhamdulillah akhirnya aku bisa mengatasi rasa takut itu. Aku pun berani memakai hijab sebagai identitas keislamanku. Identitas yang menurutku, selalu ada Allah dalam setiap langkah, gerak dan ucapan. Hal ini sebagaimana yang tercantum di dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 59 yaitu agar kami lebih mudah untuk dikenali.

Aku  juga merasa bangga karena berpakaian seperti Bunda Maria, ibunda dari Jesus. Pakaianku jauh lebih menyerupai Bunda Maria daripada artis-artis yang cenderung telanjang tapi berkalung salib itu.

Tidak mudah awalnya mengatasi ketakutan karena tampi berhijab di tengah banyak orang. Aku pun harus menghadapi keluargaku sendiri yang pasti berpikiran tentangku yang ‘berbusana seperti orang asing’. Tapi kecintaaku pada Islam, Allah dan hijab mengalahkan semua keraguan dan ketakutan itu. Sehingga sejak memutuskan berhijab, hijab adalah anugrah bagiku. Aku merasakan nyaman, tenang dan percaya diri.

Rasa percaya diri ini pula yang mengarahkanku untuk menulis pengalamanku berhijab ini sebagai seorang Muslim Amerika. Sungguh, ini semua adalah pengalaman yang sangat mengesankan dan perjalanan yang indah dalam prosesku menemukan Islam dan berhijab. Alhamdulillah. (riafariana/revertmuslim/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version