Sedap dipandang, muda, sarjana, ngaji sunah.
Seorang ikhwan membantu temannya mencarikan pendamping hidup. Syarat tersebut di atas adalah syarat yang diinginkan oleh si teman ada pada diri seorang perempuan. Berkali-kali calon disodorkan, tak juga menemukan yang cocok. Saat si ikhwan cocok, pihak akhwat menolak. Begitu sebaliknya. Ketika si akhwat sudah bilang iya, si ikhwan nanti-nanti saja.
Itu tak seberapa. Ada seorang teman akhwat mengirim sms ke saya. Intinya abangnya sedang mencari calon istri dengan kriteria sebagai berikut: putih, sedap dipandang, usia tak lebih dari 22, sarjana atau sedang kuliah. Belum lagi bila ada tambahan, lebih disukai bila pintar memasak, ahli mengatur keuangan, dan selalu tampil rapi dan wangi di depan suami.
Ketika saya bertanya tentang kualitas diri dan iman, jawabnya: kan ini nyari akhwat bukan perempuan biasa, jadi otomatis salihah dong. Oh...wow!
Duh, betapa manusia selalu menginginkan yang terbaik buat dirinya. Tapi seringkali dia lupa, sudah sebaik apa dirinya sehingga layak mendapat calon seperti yang dimau? Apakah dirinya sendiri juga sedap dilihat, putih, salih, berintelektualitas tinggi dengan segudang prestasi? Yang ada, banyak dari kita lupa berkaca ketika sedang mengajukan kriteria.
Muslimah salihah sahabat voa-islam yang dirahmati Allah. Tak usah berkecil hati dengan segala kriteria yang ditetapkan ikhwan di luar sana. Fokus saja dengan kualitas diri yang itu akan memperbaiki kedudukan kita di hadapan Allah. Biar sajalah hiruk-pikuk perjodohan yang ribet dengan segala hal berbau keduniawian itu. Dan abaikan saja mereka yang berdalil ini-itu sebagai pembenar untuk mencari yang dimau.
...Duh, betapa manusia selalu menginginkan yang terbaik buat dirinya. Tapi seringkali dia lupa, sudah sebaik apa dirinya sehingga layak mendapat calon seperti yang dimau?...
Kita fokus saja pada diri sendiri. Untuk kamu yang tidak putih kulitnya karena memang tinggal di negeri tropis yang berlebih curah sinar mataharinya, dan untuk kamu yang tak lagi muda apalagi bergelar sarjana, tetap milikilah harga diri sebagai muslimah salihah. Ingat, Allah menciptakan manusia itu dengan sebaik-baiknya bentuk. Ketika ada yang menganggapnya jauh dari cantik, woles saja.
Menikah memang hal yang didamba tapi hal itu bukan fokus utama. Bila ikhwan yang tersedia adalah jenis yang memasang kriteria seperti di atas, itu artinya kamu diminta Allah untuk menepi.
Menepilah untuk memperbaiki kualitas diri. Menepilah untuk bertafakur dan tak perlu sakit hati. Menepilah untuk memahami janji Allah dan tak meragukannya barang sedikit pun. Menepilah untuk menikmati perjalanan kehidupan ini yang ada kalanya sangat lucu termasuk fenomena mencari jodoh itu. Menepilah untuk mempertimbangkan lagi bila kamu masuk kriteria yang dicari.
Yakinlah, tak ada satu pun rencana Allah yang terjadi bila itu bukan demi kebaikan hambaNya sendiri. Begitupun dengan masalah jodoh. Ribet dan sulitnya menemukan pendamping hidup yang akan menggenapkan separuh dien, itu bukan masalah yang berdiri sendiri. Ada banyak faktor terlibat di dalamnya. Termasuk kriteria yang sangat ‘kapitalistik’ seperti di atas.
Insya Allah bila waktunya tiba, akan ada yang terbaik untukmu dariNya. Jangan pernah ragu, dan jangan terpengaruh. Fokuslah dengan proses perbaikan kualitas diri yang tak mengenal kata berhenti hingga nanti saatnya mati. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google