Miris. Medsos heboh. Selain hiruk-pikuk membicarakan si tokoh yang menista agama, ada juga ramai kabar tentang tingkah laku muslimah. Ada apa dengan muslimah serta tingkah lakunya ini?
Apalagi bila bukan fitnah berupa lawan jenis. Kedatangan Qorgan (singkatan dari Qori ganteng) si Fatih Seferagic membuat banyak muslimah seolah kehilangan rasa malunya. Laki-laki yang jelas-jelas tak halal baginya ini ditarik-tarik, dicubit-cubit, bahkan dijambak-jambak juga. Apa saja yang penting bisa menyentuh sang idola. Belum lagi usaha untuk berfoto bareng sehingga bisa dekat-dekat bahkan tak jarang bersentuhan secara fisik.
Teriakan histeris meneriakkan nama sang pujaan membuat hati bergidik ngeri. Sikap kalap para muslimah membuat kita bertanya-tanya: dimana rasa malumu ya ukhti?
Sosok Fatih Seferagic yang dikaruniai kelebihan fisik menjadikannya idola di kalangan para muslimah. Bukan hanya para ABG tapi perempuan dewasa hingga para emak pun semua mengagumi. Kelebihan Fatih dalam membaca dan menghapal Quran membuat banyak kaum hawa mendambakannya. Ada yang sebagai suami bahkan ada juga yang berharap bisa mengambilnya sebagai menantu untuk anak perempuannya.
Dua hal inilah, ganteng dan hafidz Quran menjadikan kehadiran Fatih Seferagic ditunggu oleh muslimah khususnya Indonesia. Faktor ganteng sepertinya lebih mendominasi sehingga membuat banyak muslimah menjerit histeris. Toh, yang hafidz Quran seusia laki-laki kelahiran German keturunan Bosnia di negeri ini juga banyak. Bedanya, para hafidz Quran produksi dalam negeri ini secara fisik tak seperti Fatih.
Ketika fitnah laki-laki ada pada wanita, begitu pula fitnah wanita bisa juga ada pada laki-laki. Wajah tampan dan body gagah tak jarang membuat muslimah lupa diri. Ia lupa pada rasa malu, tak ingat juga akan perintah untuk ghadul bashar atau menundukkan pandangan. Sikapnya pun tak beda dengan perempuan umumnya yang biasa hadir di konser musik, teriak-teriak histeris seperti orang kesurupan. Di saat yang sama, sosok yang diteriaki itu belum tentu mengacuhkan dirinya. Boro-boro mengacuhkan, kenal saja tidak.
...Ketika fitnah laki-laki ada pada wanita, begitu pula fitnah wanita bisa juga ada pada laki-laki. Wajah tampan dan body gagah tak jarang membuat muslimah lupa diri...
Lalu, untuk apa semua itu kamu lakukan ya ukhti? Kagum pada gantengnya laki-laki? Toh satu ketika yang ganteng itu bisa pudar. Fisik manusia berapa lama sih bisa bertahan untuk tetap ganteng dan gagah? Bila Allah menghendaki, yang ganteng detik ini bisa langsung berubah jelek detik berikutnya. Itu semua hanya kulit, ya ukhti salihah.
Kagum pada suaranya saat membaca Quran? Bila iya, apakah begitu adab mengagumi seseorang yang hapal terhadap kalam ilahi? Bukankah lebih baik bila kekaguman itu terwujud dalam sikap untuk meniru jejaknya agar bisa menjadi hafidz/hafidzah saja?
Wahai ukhti salihah, kasihanilah dirimu sendiri. Jagalah izzah dan marwahmu, harga diri dan martabatmu dengan menjaga adab sebagai muslimah. Tak elok rasanya mengagumi sesama manusia dengan begitu berlebihan.
Kasihani juga saudaramu yang bernama Fatih Seferagic itu. Tak mudah baginya menjadi publik figur yang dikagumi banyak orang khususnya para muslimah. Luruskan niatmu saat akan menghadiri acara-acara seperti itu. Benarkah ada nilai kebaikan di dalamnya atau jangan-jangan malah kemudharatan yang lebih mendominasi.
Yuk, sama-sama introspeksi. Jangan sampai tampilan kita saja yang sudah islami tetapi sejatinya sikap dan niat kita masih tetap jahili. Naudzubillah. Luruskan niat dan istighfar terus agar Allah selalu menjaga kita. Jaga rasa malu yang fitrah ada pada muslimah. Bila rasa malu sudah pergi, tak terbayang lagi bagaimana kondisi hati. Duh...semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google