View Full Version
Selasa, 29 Nov 2016

Tips Membelikan Mainan untuk Anak

Dunia anak adalah dunia bermain. Mereka senang sekali dengan benda-benda yang bisa dijadikan objek mainannya. Dalam hal ini Rasulullah SAW sendiri mengakui betapa penting arti mainan bagi anak-anak terutama yang berbentuk dan memiliki rupa. Beliau pernah menyaksikan Abu Umair bermain dengan mainan burung pipit.

Sebagai orangtua, menyediakan fasilitas mainan anak menjadi salah ‘tugas’nya. Haruslah dipahami jenis mainan yang tepat untuk usia dan perkembangan si anak tersebut. Tak jarang dalam fasilitas bermain tersebut, terdapat pembelajaran tanpa disadari oleh si anak. Oleh karena itu, orangtua pun harus paham jenis mainan apa yang bisa memenuhi kebutuhan bermain anak sekaligus sebagai ajang pembelajaran.

Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid dalam bukunya Prophetic Parenting memberikan tips bagi orangtua dalam membelikan mainan bagi anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membelikan mainan anak adalah sebagai berikut:

  1. Apakah mainan yang akan dibeli dapat memicu si anak agar dapat selalu bergerak sehingga jasmaninya selalu sehat?
  2. Apakah mainan tersebut dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan inisiatif si anak?
  3. Apakah termasuk mainan bongkar pasang?
  4. Apakah mainan tersebut mendorong si anak untuk meniru tingkah laku dan cara berpikir (positif) orang dewasa?

Apabila semua poin di atas jawabannya adalah YA berarti tepat sudah orangtua dalam membelikan dan memberikan mainan bagi anaknya. Hal ini penting karena apabila sampai salah dalam membelikan mainan maka bukannya kreativitas anak-anak meningkat tapi bisa jadi malah merusak. Tentu hal seperti ini tidak diinginkan oleh orangtua mana pun juga.

Mulai saat ini, para ayah dan bunda jangan salah lagi ya dalam membelikan mainan bagi putra-putri tercinta. Karena dalam bermain itu diharapkan ada perkembangan jiwa dan raga anak menuju ke arah positif. Terlebih lagi akan sangat disukai apabila ada muatan penguatan akidah pada mainan anak apapun itu jenis dan bentuknya. Tentu orangtua harus melakukan pendampingan untuk pemahaman bila ingin hal seperti ini terwujud. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 


latestnews

View Full Version