Sering kita dengar ada orang tua yang melarang anaknya untuk beraktivitas apa pun selain sekolah dan belajar. Alasannya karena mereka masih kecil dan menjadi tugas orang tuanya untuk mencari nafkah bagi mereka. Akibatnya, saat lulus sekolah anak menjadi gagap dalam dunia realita. Ia tak cakap dalam mencari nafkah khususnya laki-laki. Jadilah sampai usia dewasa, hidupnya masih mendompleng orang tua.
Ada juga orang tua yang merasa malu saat tahu anaknya berjualan di sekolah. Serasa tercoreng muka, orang tua memaksa anak untuk menghentikan aktivitas berdagangnya. Mereka merasa harga dirinya terluka karena takut pandangan orang seolah tak mampu membiayai anak sekolah. Padahal bukan itu masalahnya.
Bunda salihah yang dirahmati Allah, tentu kita tak ingin putra-putri kita tumbuh seperti ilustrasi di atas. Kita ingin anak kita menjadi sosok yang mandiri termasuk dalam hal finansial. Hal ini tidak bisa dicapai dengan instant. Butuh pembelajaran dalam jangka waktu tertentu sehingga anak matang dalam berdagang.
Ternyata, Rasulullah Muhammad SAW mencontohkan hal ini. Mengutip dari Prophetic Parenting yaitu diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Ath-Thabrani dari Amr bin Huraits, bahwasanya Rasulullah SAW berjalan melewati Abdullah bin Ja’far yang sedang berjual beli bersama anak-anak. Beliau berdoa, “Ya Allah, berkatilah dia dalam jual-belinya.”
...Kita ingin anak kita menjadi sosok yang mandiri termasuk dalam hal finansial. Hal ini tidak bisa dicapai dengan instant. Butuh pembelajaran dalam jangka waktu tertentu sehingga anak matang dalam berdagang...
Berdagang adalah aktivitas mulia. Tidak harus menunggu dewasa bagi seorang anak untuk memulai aktivitasnya dalam berdagang. Dengan berdagang, anak akan berlatih banyak hal penting dalam hidupnya.
Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang mencontoh Nabinya termasuk dalam hal berdagang. Oleh karena itu Bunda, dukung dan motivasilah mereka untuk mulai belaar berdagang sejak dini. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google