View Full Version
Selasa, 13 Dec 2016

Bunda, Biasakanlah Anak Berdagang

Sering kita dengar ada orang tua yang melarang anaknya untuk beraktivitas apa pun selain sekolah dan belajar. Alasannya karena mereka masih kecil dan menjadi tugas orang tuanya untuk mencari nafkah bagi mereka. Akibatnya, saat lulus sekolah anak menjadi gagap dalam dunia realita. Ia tak cakap dalam mencari nafkah khususnya laki-laki. Jadilah sampai usia dewasa, hidupnya masih mendompleng orang tua.

Ada juga orang tua yang merasa malu saat tahu anaknya berjualan di sekolah. Serasa tercoreng muka, orang tua memaksa anak untuk menghentikan aktivitas berdagangnya. Mereka merasa harga dirinya terluka karena takut pandangan orang seolah tak mampu membiayai anak sekolah. Padahal bukan itu masalahnya.

Bunda salihah yang dirahmati Allah, tentu kita tak ingin putra-putri kita tumbuh seperti ilustrasi di atas. Kita ingin anak kita menjadi sosok yang mandiri termasuk dalam hal finansial. Hal ini tidak bisa dicapai dengan instant. Butuh pembelajaran dalam jangka waktu tertentu sehingga anak matang dalam berdagang.

Ternyata, Rasulullah Muhammad SAW mencontohkan hal ini. Mengutip dari Prophetic Parenting yaitu diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Ath-Thabrani dari Amr bin Huraits, bahwasanya Rasulullah SAW berjalan melewati Abdullah bin Ja’far yang sedang berjual beli bersama anak-anak. Beliau berdoa, “Ya Allah, berkatilah dia dalam jual-belinya.”

...Kita ingin anak kita menjadi sosok yang mandiri termasuk dalam hal finansial. Hal ini tidak bisa dicapai dengan instant. Butuh pembelajaran dalam jangka waktu tertentu sehingga anak matang dalam berdagang...

Berdagang adalah aktivitas mulia. Tidak harus menunggu dewasa bagi seorang anak untuk memulai aktivitasnya dalam berdagang. Dengan berdagang, anak akan berlatih banyak hal penting dalam hidupnya.

  1. Anak berlatih bersosialisasi. Namanya berdagang, membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Anak pun bisa mengasah kemampuannya dalam berinteraksi melalui kegiatan berdagang. Diharapkan tumbuh kemampuan sosial yang kuat pada diri anak melalui aktivitas ini.
  2. Memanfaatkan waktu. Time is money menurut orang bule, bisa jadi berlaku dalam hal ini. Anak belajar menghargai waktu dengan cara berdagang. Tapi bagi seorang muslim, berdagang adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Jadi waktu adalah uang dan ibadah, menjadi motto.
  3. Berlatih kreatif. Dalam berdagang, tentu dibutuhkan kreativitas agar dagangannya laku. Anak pun akan terlatih menemukan terobosan baru untuk memasarkan produknya.
  4. Mengasah otak. Jelas, berdagang membutuhkan kemampuan otak dan kecerdasan untuk berhitung. Matematika dasar secara otomatis menjadi sesuatu yang dikuasai di luar kepala. Tambah, kurang, kali dan bagi.
  5. Menghargai uang. Anak jadi tahu bahwa mencari uang ternyata tidak mudah. Dari sini, akan tumbuh kesadaran pada diri anak untuk tidak mudah menghamburkan uang atau hidup boros. Saat meminta uang atau sesuatu kepada orang tua, anak akan ingat betapa perjuangan orang tua untuk mendapatkannya.

Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang mencontoh Nabinya termasuk dalam hal berdagang. Oleh karena itu Bunda, dukung dan motivasilah mereka untuk mulai belaar berdagang sejak dini. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version