Sahabat Muslimah VOA-Islam...
Sepanjang sejarah terdapat sosok perempuan-perempuan yang luar biasa. Kaum muslim pastinya tidaklah asing dengan sosok para Shahabiyah, istri para Nabi, istri para Kholifah, ibu para ulama, dan juga para tokoh muslimah. Peran mereka sangatlah luar biasa berpengaruh terhadap peradaban.
Sangat berbeda dengan sosok perempuan peradaban kapitalis yang mana mereka sibuk mengejar kesetaraan dengan kaum pria. Seperti racun berbalut madu, ide feminis menyusup dalam pemikiran muslimah saat ini. Peran Muslimah sebagai ummun wa robbatul bayt seolah dinilai sebelah mata disaat gemerlapnya racun matrealistik membelenggu jiwa para muslimah.
Status ibu rumah tangga rupanya tidaklah menarik jika dihadapkan dengan pilihan karir yang melejit dan dompet yang tebal pastinya. Persaingan dunia karir makin menegangkan. Kuota 30 persen perempuan di bidang publik telah menggeser kursi tenaga kerja laki-laki. Akhirnya sangatlah mudah saat ini kita menemui pertukaran peran laki-laki dan perempuan.
Ibu sebagai pencari nafkah, Bapak sebagai pengasuh anak-anak di rumah. Hal inilah salah satu penyebab tidaknormalnya peran gender. Kesalahan pola asuh menjadi sesuatu yang lumrah terjadi. Karena bagaimana mungkin seorang ayah berperan sebagai ibu. Padahal secara fitroh laki-laki adalah sosok yang kuat, tegar, tegas, tidak gemulai.
Sosok perempuan yang selayaknya berada di rumah menguruh rumahtangganya harus berjiwa laki-laki yang siap kerja lembur kejar deadline, berangkat pagi pulang sore bahkan sampai malam. Sesuaikah hal ini dengan fitrohnya? Belum lagi di lingkungan kerja tidak bisa menjaga kehormatan perempuan.
Peran Muslimah Sangat Vital
Cukuplah berbagai fakta menjadikan kita paham, bahwa sistem kapitalis tidak sesuai fitroh manusia, menjadikan manusia hina dan jauh dari mulia.
Hanya islam yang mampu memuliakan perempuan. Islam mampu menempatkan manusia sesuai fitrohnya. Perempuan terjaga kehormatannya dengan menutup auratnya ketika di luar rumah. Islam juga melarang perempuan berpergian tanpa disertai mahramnya jika lebih dari 24 jam.
Islam tidak mewajibkan perempuan untuk mencari nafkah. Perempuan memiliki kewajiban yang sama dengan laki dalam hal menuntut ilmu, berdakwah, muhasabah pada penguasa dan sebagainya.
Wahai para muslimah, yakinlah bahwa peranmu amatlah besar dalam membentuk kejayaan peradaban Islam. Di tanganmulah generasi pengisi peradaban terbina. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Ibu Nanik, Tulungagung