View Full Version
Jum'at, 16 Jun 2017

Mengajak Buah Hati Iktikaf, Mengenalkan Masjid Sejak Dini

Sepuluh hari terakhir Ramadan, momen untuk semakin mendekatkan diri pada ketakwaan. Tilawah Al Quran dipersering, sadaqah diperbanyak, salat diperkhusyuk dan ibadah-ibadah lain untuk makin taat pada perintahNya. Ada satu lagi ibadah yang membuat suasana rumah Allah makin semarak yaittu iktikaf atau berdiam di masjid.

Di antara semua ibadah di bulan Ramadan, iktikaf adalah yang paling seru dan menantang bagi seorang ibu. Bagaimana tidak bila ternyata masih ada buah hati yang berusia balita atau bahkan batita. Di satu sisi hati, besar keinginan untuk bisa beriktikaf dengan khusyuk sebagaimana dulu saat masih belum ada ‘buntut’. Di sisi lain ada sosok mungil yang belum tentu siap untuk diajak bermalam di masjid. Lalu bagaimana ini?

Bunda salihah yang dirahmati Allah, jangan galau dengan kondisi ini. Bagaimanapun menjadi ibu adalah karunia indah yang dianugrahkan Allah pada perempuan. Bersyukurlah dan jangan pernah mengeluh hanya karena kondisi sekarang tidak sama lagi dengan dulu. Saat ini, apapun yang dilakukan bunda selalu ada makhluk imut lain yang harus diperhatikan kebutuhannya. Termasuk  juga ibadah iktikaf ini.

Seyogyanya sebelum Ramadan tiba, anak sudah dikondisikan untuk mencintai masjid. Jadi saat momen iktikaf datang, anak sudah akrab dan senang berada di masjid. Selain itu, menjalin komunikasi dengan anak meskipun masih kecil juga harus dilakukan. Apa saja yang dicintai Allah bila dilakukan di masjid dan apa saja yang sebaiknya dihindari. Tentu saja ini semua disampaikan dengan bahasa yang dipahami oleh usianya.

...Di antara semua ibadah di bulan Ramadan, iktikaf adalah yang paling seru dan menantang bagi seorang ibu. Bagaimana tidak bila ternyata masih ada buah hati yang berusia balita atau bahkan batita...

Jangan lupa bila si anak siap dan bersedia untuk bermalam di masjid, sediakan mainan secukupnya sebagai bekal. Ini untuk menghindari si kecil mengajak pulang karena kangen dengan mainannya. Bunda juga jangan lupa membawa serta hal yang membuat si kecil nyaman dan anteng. Misal bantal atau guling favorit. Ingat, balita atau bahkan batita belum wajib iktikaf. Jadi mereka ini harus tidur bila saatnya tidur. Pastikan juga anak-anak aman dari najis apapun itu jenisnya.

Bunda adalah orang yang paling tahu tentang anaknya termasuk obat-obatan apa yang harus dibawa untuk berjaga-jaga. Selain memastikan kesehatan, pastikan juga obat-obatan ini sudah disiapkan sehingga tidak panik bila si kecil menunjukkan tanda-tanda tertentu. Dan ketika si kecil menunjukkan kondisi tubuh tidak fit, tidak usah memaksakan diri untuk berangkat iktikaf. Jangan sampai skala prioritas kacau, yang sunnah mengalahkan yang wajib. Menjaga kesehatan anak jauh lebih diprioritaskan bila terlihat indikasi anak tidak enak badan.

Allah Mahatahu, jangan bersedih bila tidak bisa iktikaf karena kondisi tidak memungkinkan. Allah tak akan menyia-nyiakan amal hambaNya apalagi mulianya tugas seorang ibu yang merawat anaknya. Intinya, jangan pernah galau atau mati gaya saat kondisi mengharuskan kaum perempuan ‘iktikaf’ di rumah saja. Masih banyak amal ibadah lainnya yang bisa dilakukan untuk mendulang pahala di bulan mulia. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version