View Full Version
Selasa, 08 Aug 2017

Parahnya Moral Generasi, Bully dan Caci-Maki menjadi Kebiasaan Jemari

Hiruk-pikuk pro dan kontra diundangnya grup SNSD dari Korea ke Indonesia entah apapun itu acaranya, meninggalkan keprihatinan mendalam bagi mereka yang masih peduli terhadap nasib bangsa ini. Selain Ibu Elly Risman yang kiprahnya dalam menyelamatkan generasi tak perlu diragukan lagi, ada juga Ibu Maimon Herawati, dosen Unpad yang juga mengalami bully dan intimidasi. Beberapa kali akun FB beliau berusaha dihack oleh SONE (fans SNSD) karena Bu Maimon membuat petisi menolak kedatangan SNSD ke Indonesia.

Banyak pihak terutama dari ibu-ibu yang peduli terhadap nasib generasi, menyayangkan permintaan maaf dari Ibu Elly Risman atas apa yang pernah diungkapkan beliau. Bu Elly tak perlu meminta maaf seharusnya karena faktanya bisa dilihat sendiri bagaimana tampilan SNSD di atas panggung melalui tayangan video yang banyak tersebar di internet. Tapi tekanan itu terlalu besar. Jari-jari netizen baik ABG maupun perempuan yang sudah berstatus ibu tapi jelas tak peduli generasi, begitu tajam dan menyakitkan. Banyak kata-kata tak pantas terlontar ditujukan pada seorang ibu yang sudah begitu berjasa pada bangsa ini.

Ibarat seorang yang akan tenggelam, setelah diselamatkan bukannya berterima kasih tapi malah membully dan memaki. Itulah gambaran netizen saat ini yang berada di barisan para pembully dan pemaki Ibu Elly Risman. Miris!

Para bunda pembaca setia voa-islam yang dirahmati Allah, semoga saja putra-putri kita bukanlah salah satu dari netizen yang tak beradab. Apa sih yang paling nyeri saat anak-anak membully dan memaki ibu sendiri di saat sang ibu ingin menyelamatkan generasi? Hanya karena si ibu lebih bisa melihat dampak kerusakan yang ditimbulkan dengan kehadiran girl band yang hobi umbat aurat, itulah mengapa beliau keras bersuara. Memang apa yang bisa diambil manfaatnya dengan mengundang artis  yang jelas terkenal kekurangan bahan saat tampil di atas panggung?

Semoga saja, mereka para pembully dan pemaki penyelamat generasi, tidak ada yang kita kenal sosoknya. Tak tega membayangkan betapa kejamnya jiwa mereka kalau berani berkata kasar dan buruk terhadap sosok seorang ibu sebagaima Bu Elly Risman. Betapa krisis moral telah sebegitu akut di negeri ini. Bukan tidak mungkin, ada andil kita sebagai orang tua saat menyaksikan anak atau ABG begitu mudah menulis cacian dan kata buruk lainnya. Jangan-jangan sengaja atau tidak kita telah mengajarkan keburukan itu di media sosial. Astaghfirullah.

Semoga kita, para bunda dan muslimah yang peduli terhadap nasib generasi  ini turut aktif menciptakan iklim berinternet yang sehat. Salah satunya adalah menghindari bully, caci maki dan intimidasi saat berbeda pendapat. Berkatalah yang  baik atau diam. Hadist Rasulullah ini semoga saja bisa menjadi pedoman untuk berkiprah di medsos. Menulislah yang baik atau diam. Karena dalam keyakinan seorang muslim, tiap orang itu akan dimintai pertanggungjawaban meskipun itu berupa ketukan jemari pada layar HP.

Bila kita tak bisa menjadi orang yang memberi teladan kebaikan, setidaknya janganlah turut andil dalam peran sebagai pelaku keburukan. Naudzubillah. Semoga dukungan terhadap Bu Elly Risman menjadikan beliau kuat dan tidak mundur sejengkal pun untuk terus berjuang demi kebaikan generasi. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version