Sahabat VOA-Islam...
Sebuah peradaban yang diharapkan oleh semua manusia adalah tentunya dapat memberikan kemaslahatan terhadap khalayak. Bukan hanya, laki-laki yang berperan sebagai pemimpin. Namun, juga pergegerak Perempuan Muslimah yang sudah seharusnya dapat di apresiasi atas perjuangan-perjuangannya. Dimasa kini, peran seorang Muslimah khususnya dalam Bidang ekonomi sudah tak diragukan lagi.
Banyak sekali perempuan-perumpuan muslimah yang sudah berkecimpung didunia Ekonomi dalam skala besar (makroekonomi) sampai Muslimah yang bergelut di skala kecil atau rumah tangga sekalipun.
Kadang potensi yang dimiliki perempuan untuk berkontribusi untuk ummat, masih dibatasi karena beberapa faktor. Misalnya, karena kesibukannya sebagai Ibu Rumah Tangga. Selain itu, kurang percaya dirinya seorang perempuan untuk menjalankan roda perekonomian. Hal ini memang sering kali terjadi dan tidak dapat dipermasalahkan. Sebab, citra yang sudah terbentuk di masyarakat.
Berkaca pada sejarah, nama-nama besar seperti Khadijah binti Khuwailid ra, Siti Fathimah Az-Zahra ra, Asma binti Abu Bakar ra, Sumayyah ra, Ummu Habibah binti Abu Sufyan ra, dan lain sebagainya. Yang semenjak bersentuhan dengan Islam keseharian mereka hanya dipersembahkan demi kemulian Islam dalam segala aspek kehidupan. Karena tak dapat penulis pungkiri, bahwa sosok-sosok inilah yang dapat dijadikan contoh dalam hal pergerakan Muslimah dari zaman ke zaman. Kilas balik, pada zaman jahiliyah saat dimana perempuan muslimah yang tak dihargai bahkan dilecehkan.
Bahkan sampai saat ini pun, Kekerasan serta pelecehan dan diskriminasi terhadap kaum Muslimah juga masih terjadi, seperti terjadi di Palestina. Aksi kekerasan terjadi saat memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret, lebih dari 30 warga Palestina, sebagian besar perempuan, terluka saat tentara Israel membubarkan paksa aksi damai di pos pemeriksaan Qalandiya antara Al-Quds dan Ramallah.
Tentara Israel menembakkan tabung gas air mata, granat setrum, peluru karet berlapis, dan semprotan merica terhadap ratusan perempuan dalam rangka mencegah mereka mencapai pos pemeriksaan. Empat belas dari 30 yang terluka dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Melihat kondisi diatas, sudah sepatut nya penulis sebagai Muslimah yang akan membuat sejarah baru dalam sebuah peradaban khususnya dalam pembangunan ekonomi ummat ini. Peran muslimah di ruang public tersebut dan ikut menentukan kebijakan pemerintah, tentu akan semakin mendukung dalam sebuah peradaban. Jika kita sebagai Muslimah dapat ikut serta dalam semua kebijakan pemerintah kita secara tidak langsung akan memberikan kemaslahatan terhadap ummat.
Oleh karena itulah, Muslimah merupakan komponen dalam keluarga dan masyarakat. yang dimana perannya sangat menentuka dalam sebuah peradaban. Pertama, perann Muslimah dalam Keluarga yang terpenting adalah menjadi seorang Isteri sekaligus seorang ibu. Kedua, Muslimah di masyarakat yang dimana ditutut untuk membangun sebuah peradaban pula. Seperti dalam hal pendidikan, ekonomi, social budaya serta dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Jika kita berbicara pembangunan Ekonomi Ummat pada saat ini. Sudah banyak perempuan-perempuan yang saat ini sudah duduk di bangku pemerintahan dalam hal mengelola keuangan Negara. Ini menjadi salah satu bukti nyata, bahwa perempuan muslimah juga masih dapat mengayomi masyarakat sekitar nya dengan jalan Dakwah ini.
Bahkan saat ini, menurut Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri hari ini meluncurkan Gerakan Nasional "Muslimah Membangun" yang digagas Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI), sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional IPEMI, di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (15/5/17) salah satu dari output pembentukan Gerakan Muslimah ini adalah sebuah Etos Bisnis yang dikembangkan oleh Muslimah dengan mengambil spirit paling inti Islam yakni menjadikan kepemilikan harta benda sebagai sarana menggapai surga Ilahi, akan memacu produktifitas yang tinggi.
Dari beberapa contoh diatas, bahwa peran Muslimah dalam rangka pembangunan Ekonomi Ummat menjadi salah satu yang menarik. Terutama memanfaatkan nya dalam bidang usaha. sebagai Pengusaha Muslimah dengan mendirikan berbagai lapangan kerja yang berbasis syariah. Seperti warung Muslimah, Kolam Renang Muslimah dan lain sebagainya. Dengan begitu, pertumbuhan Pembangunan ekonomi juga akan semakin berkembang. Karena seiring berjalannya waktu, sebagai perempuan khususnya demi menjaga izzah seorang perempuan.
Sudah selayaknya, sudah mendirikan berbagai tempat pariwisata atau lainnya khusus muslimah untuk menunjang beribadah pula. Dengan begitu, jika semua stakeholder turun dalam mengatasi permasalahan di negeri ini. Khusunya dalam aspek Ekonomi, Harapannya dapat mengurangi kesenjangan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan bakal cepat tercapai.
Jadi, berdasarkan realita diatas. Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tugas perempuan atau pun seorang muslimah apapun dan dimanapun itu adalah sebagian dari Dakwah. Dalam pandangan Allah, jenis kelamin tidak berpengaruh dalam meraih derajat keimanan, meski utusan Allah atau para nabi adalah laki-laki. Namun, kenabian ilahi adalah tanggung jawab dan tugas suci yang harus disampaikan ke seluruh umat manusia.
Oleh karena itulah muslimah merupakan komponen dalam keluarga dan masyarakat yang sangat menentukan perannya dalam membentuk generasi, dan dalam membangun peradaban dengan menciptakan karya-karya yang positif dan bermanfaat bagi orang lain. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Reni Marlina