View Full Version
Kamis, 26 Oct 2017

Pilih Mana, Hijabi Hati atau Hijabi Diri?

Oleh : Minah, S.Pd.I

Ngomong-ngomong tentang aurat, masih ada loh yang belum tahu kewajiban menutup aurat. Bilapun ada yang sudah tahu hukumnya namun mereka enggan untuk menutup auratnya.  

Banyak alasan yang membuat wanita menunda untuk menutup aurat. Misalnya ada ungkapan dari kalangan wanita.

“Percuma saja menutup aurat, berkerudung tapi hatinya tidak baik, dan sikapnya tidak baik”,

“Percuma pakai kerudung tapi tidak sholat”,

"Percuma pakai kerudung tapi pacaran."

Inilah  sebagian dari alasan-alasan mereka yang lebih memilih untuk (katanya) memperbaiki hati dulu baru berkerudung. Istilah lainnya yang penting hijabin hati dulu baru nanti hijab tubuh. Hmm...padahal jika menunggu baik dulu, lalu kapan berkerudungnya? Sedangkan manusia itu sifatnya tidak luput dari kesalahan. Kita juga tidak tahu sampai kapan kita bisa merasakan hidup, sedangkan ajal bisa datang kapan saja.

Menutup  aurat itu adalah suatu kewajiban yang harus kita taati. Sabda Rasulullah SAW kepada Asma’ binti Abu Bakar: “ Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu, apabila telah baligh (haidh) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud).

Hadits  di atas menunjukkan dengan jelas bahwa seluruh tubuh perempuan adalah aurat kecuali wajah dan kedua telapak tangannya.  Maka diwajibkan bagi kita untuk menutup aurat yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

"...Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak. dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya...".  (QS An-Nuur: 31)

“ Ada 2 golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggok-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim).

“… Wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berjalan berlenggok-lenggok guna membuat manusia memandangnya. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aromanya. Padahal aroma surga bisa di cium dari jarak 500 tahun…” (HR. Imam Malik).

Na’udzubillah min dzalik. Hmm ngeri deh… akan ada ancaman bagi orang yang tidak menutup auratnya, yaitu tidak akan mencium baunya surga padahal surga itu bisa dicium dari jarak 500 tahun. Mencium  baunya saja tidak bisa, gimana mau masuk ke Surga? Astaghfirullah. So, yuk segera menutup aurat jangan ditunda-tunda.

Ciri  hati yang baik itu adalah kerudungi kepala dan tutuplah aurat secara sempurna dengan menggunakan kerudung dan jilbab. Jangan menunggu hati dulu yang baik baru berkerudung, tapi berkerudunglah karena dengan menutup aurat menggunakan jilbab dan kerudung adalah salah satu cara perbaikan hati, sehingga tidak ada lagi alasan untuk menunda menutup aurat. 

Nah, tidak ada kata nanti untuk menutup aurat, tapi bersegeralah untuk menuju seruan Allah, menutup aurat secara sempurna adalah dengan menggunakan kerudung dan jilbab. Hijab hati dan hijab tubuhnya...karena berbuat baik dan menutup aurat adalah kewajiban.

So, yuk tutuplah auratmu. Tidak ada kata nanti. Tapi harus dilakukan saat ini karena taat itu tanpa tapi, dan tanpa nanti. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Koleksi Tiwik Dwi Wahyuni


latestnews

View Full Version