Perempuan mana sih yang tak mau tampil cantik? Atau sekadar dipuji cantik, hati perempuan pun sudah berbunga-bunga. Itulah mengapa, di kalangan perempuan sendiri adalah hal biasa saling memuji sesamanya. Hal yang tidak lazim ada di kalangan laki-laki. Karena sejatinya perempuan dan laki-laki memang adalah dua ‘spesies’ yang berbeda.
Definisi cantik itu relatif. Jangankan berbeda budaya, lokasi, latar belakang dengan seluruh perbedaan yang ada, berbeda manusia satu dengan yang lainnya pun sudah berbeda pula pendapatnya tentang apa dan bagaimana cantik itu. Tapi kita tak akan membicarakan tentang hal tersebut karena terlalu dangkal apabila kita mengikuti definisi cantik manusia yang itu biasanya hanya setipis kulit ari.
Apapun kondisinya, semua perempuan tercipta dengan sempurna. Sudahlah tak perlu ngiri dengan perempuan lain yang dianggap mewakili icon kecantikan ini dan itu. Syukuri yang ada. Dengan rasa syukur di dalam jiwa, maka aura kecantikan itu akan memancar dengan sendirinya. Tak perlu make up untuk membuat kecantikan perempuan menjadi nyata.
Perempuan yang bahagia dan mensyukuri kondisi dirinya akan memunculkan kecantikan yang beda. Orang akan dengan mudah berteman dan merasa nyaman dekat dengannya...
Perempuan yang bahagia, sudah pasti hatinya terisi hal positif yang itu berimbas pada sikap, kata-kata dan perilakunya. Tak ada tempat untuk iri dengan kehidupan perempuan lainnya, apalagi sampai mengeluarkan kata-kata yang menyakiti sesama.
Perempuan yang bahagia itu, ia tak peduli dengan komentar orang lain terutama hal remeh tentang fisik yang itu murni pemberian ilahi. Biar kata hidungnya pesek, so what? Yang penting masih bisa bernapas dan sehat. Kulit coklat atau sawo matang khas perempuan negeri tropis juga tak membuatnya minder dan berusaha untuk oles ini dan itu demi kulit putih bercahaya. No way! Dan banyak kekurangan lain menurut penilaian manusia bila saja kita mau mendengarkan satu demi satu. Tapi buat apa?
Perempuan yang bahagia tak peduli dengan penilaian manusia. Ia hanya peduli dengan penilaian hakiki yang standarnya tak berubah mulai dulu hingga kini. Kejujuran, baik hati, santun, dan tentunya tetap dengan menampilkan ciri-ciri perempuan yang berusaha untuk taat pada Rabbnya. Ciri khas perempuan dengan segenap aturan Ilahi yang untuk dirinya, ditaati dengan patuh dan bahagia. Perempuan seperti ini bukan perempuan biasa, tapi perempuan yang berusaha menghadirkan ketakwaan dalam segenap perilaku sehari-hari.
Perempuan yang bahagia adalah ia yang merasa cantik, no matter what. Maksudnya dia tak lagi peduli dengan suara di luar tentang dirinya. Tak ada yang bisa menjatuhkan kepercayaan dirinya hanya karena, katakanlah dia diolok gendut atau pesek. Ia bukan tipe yang mudah didikte oleh pendapat umum tentang standar kecantikan sebatas ragawi. Ia percaya diri tampil menjadi dirinya seutuhnya, perempuan yang bahagia menjadi muslimah yang berusaha mentaati perintah Tuhannya.
Jadi ternyata, bahagia itu sederhana kan? Begitu juga dengan tampil cantik. Cukup menjadi diri sendiri yang terus berusaha memperbaiki kualitas diri di hadapanNya, rasa bahagia dan rasa cantik itu akan otomatis menjadi paket yang dibawa hingga akhir. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google