View Full Version
Senin, 13 Nov 2017

Rina Nose, Kita dan Hidayah yang Mahal Harganya

Heboh Rina Nose lepas hijab? Biasa aja kalee. Di dunia artis nan glamour, buka tutup hijab adalah hal yang bisa dibilang ‘lumrah’. Jangankan buka tutup hijab, ganti-ganti agama alias murtad aja tak ada pasal yang bisa memberi sanksi pada mereka. Inilah memang fakta kondisi negeri yang katanya mayoritas muslim ini. Inilah fenomena mendekati akhir zaman saat seseorang paginya beriman sorenya kafir.

Terlepas dari alasan Rina Nose atau siapa pun melepas hijabnya, satu hal yang harus kita pahami : perkataan atau perilaku mereka tak layak untuk dijadikan teladan. Biarlah mereka memakai berjuta alasan yang dipaksa logis, tetap saja biarkan ia lewat sekelebat di beranda media sosial. Tak usah dihiraukan kecuali sebatas mengetahui fakta kondisi kekinian untuk dijelaskan kerusakannya pada adek-adek remaja dan mereka yang kurang paham akan masalah ini.

Itulah mengapa, tidak ada pengkultusan di dalam Islam. Jangankan manusia, Nabi saja tak boleh ada pengkultusan pada sosoknya kecuali meneladani perilakunya yang mulia.

Itulah mengapa, sangat penting belajar Islam itu dengan sumber yang benar. Bukan semata mengikuti hawa nafsu yang kemudian itu ditafsirkan sendiri tanpa ilmu.

Itulah mengapa, saat hidayah menyapa tak perlulah sok jumawa seolah menjadi orang paling suci sedunia. Kita tak pernah tahu perjalanan hidup anak manusia.

Istighfar, jaga lidah dan jari kita dari menuliskan caci-maki dan kata-kata buruk untuk orang  yang telah berlaku buruk bagi dirinya sendiri. Tak usahlah sibuk dengan amal orang lain padahal amal diri masih harus terus dibenahi. Fokus saja pada amal kebaikan apa yang bisa kita tinggalkan sebagai prasasti saat kita mati. Teruslah berkiprah di tengah umat untuk memahamkan mereka dari pemikiran merusak yang diemban orang-orang yang mengaku muslim tapi sebetulnya berperilaku sebagai duri dalam daging di tubuh umat ini.

Teruslah berkarya karena kita tak tahu dari mulut atau ketukan jemari siapa hidayah itu akan menyapa. Terus gaungkan tentang wajibnya berhijab bagi muslimah dan keyakinan bahwa Islam adalah satu-satunya jalan kebenaran.

You may choose any way but Islam is the right one.  Kamu bisa memilih banyak jalan kebenaran di luar sana tapi ketahuilah bahwa Islam adalah yang benar, satu-satunya. Keyakinan ini wajib dipunyai oleh setiap muslim yang mukmin. Aneh sekali saat ada yang mengatakan semua agama adalah sama padahal dengan gamblang Allah menyatakan sebaliknya dalam QS. Ali Imran : 19, “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.”

Sungguh, hidayah ini baik berislam dan berhijab adalah anugrah yang tiada duanya. Keyakinan yang harus terus dipupuk dengan ilmu agar tak mudah goyah saat melihat majunya negeri yang mayoritas penduduknya kafir. Agar tak gampang minder saat dituding dengan segala macam hal negatif yang ada pada tubuh umat ini.

Hey...kita tak perlu membandingkan diri dengan orang atau negeri lain. Kemajuan duniawi tak menjamin keselamatan akhirat didapat. Cukup kita membandingkan diri dengan bertanya pada diri sendiri: sejauh mana kita telah memahami Islam dengan baik sehingga menumbuhkan amalan yang baik pula? Yaa...cukup itu saja.

Peristiwa Rina Nose atau siapa pun yang berperilaku sama, semakin menunjukkan pada kita bahwa hidayah itu sungguh tak murah harganya. Peristiwa ini seharusnya semakin meneguhkan kita untuk selalu merendah di hadapan Allah agar selalu dijaga di jalan iman Islam ini. Karena bila bukan Allah, siapa lagi yang layak menjaga kita agar diberi keteguhan dalam menggenggam bara hidayah bernama iman Islam ini? Sungguh, kita sangat butuh Allah sebagai penjaga agar tak mudah goyah. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version