View Full Version
Senin, 18 Dec 2017

Pembelajaran dari Rina Nose

MESKIPUN berita tentang Rina Nose terasa sudah berlalu, namun menjadi menarik untuk dibahas pasalnya Rina adalah publik figur. Pilihan Rina Nose yang menggemparkan masyarakat Indonesia, perihal keputusannya untuk kembali seperti Rina yang dulu, berpenampilan tanpa hijab setelah berhijab hampir 1 tahunan.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab berita ini mencuat panas di sosial media. Pertama, Rina adalah seorang artis atau host ternama indonesia. Kedua, Rina adalah seorang muslimah (wanita beragama Islam) yang keputusannya dulu untuk berhijab adalah keputusan yang sungguh sangat terpuji karena berhijab adalah kewajiban seorang muslimah.

Ketiga, mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim dimana pada umumnya masyarakat tahu bahwa berhijab adalah kewajiban muslimah, kendati ada yang sudah melaksanakan dan belum melaksanakannya.

Banyak alasan yang Rina kemukakan tentang keputusannya melepas hijab. Rina menjelaskan  kepada Deddy Corbuzier pada acara yang ditayangkan di Youtube bahwa aktifitas yang dilakukan Rina ketika dia berhijab dan belum berhijab adalah sama, artinya tidak ada perbedaan, yang membedakan hanya mengenakan hijab.

Seakan-akan berhijab menjadi tidak berarti ketika aktifitas yang dilakukan setelah berhijab belum ada perubahan menjadi lebih baik. Padahal berperilaku baik atau berakhlaq baik adalah perintah Allah begitupun berhjijab merupakan perintah Allah.

Dua hal yang berbeda namun sama-sama akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Banyak muslim yang berpola pikir seperti ini, merasa harus baik dulu perilakunya sebelum mengenakan hijab. Padahal ketika sudah berhijab tapi perilakunya kurang baik, solusinya bukan melepaskan hijab tapi memperbaiki perilaku yang kurang baik pada dirinya.

Sebagai saudara seiman, maka tugas kita adalah mengingatkan. Maka dari itu banyak yang sayang kepada Rina Nose sehingga banyak nasihat, saran, teguran, dan lain-lain yang melayang pada artis/host terkenal itu, mengingatkan bahwa keputusannya adalah keliru. Karena Rina adalah publik figur maka ini menjadi masalah, bagaimana kalau keputusan Rina yang keliru itu diikuti oleh para fansnya atau diikuti masyarakat luas? 

Sebagai seorang muslim/muslimah, maka perlulah kita tahu hakikat hidup sebenarnya. Bahwa kita adalah mahluk Allah Swt. yang diciptakan oleh Allah Swt . Allah memberikan tugas khusus kepada manusia yaitu Ibadah dalam QS Adz-Zariyat 56, lalu seluruh perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban, maka haruslah kita beramal sesuai yang Allah perintahkan dalam kitab pedoman hidup muslim yaitu dalam A-Qur’an dan As-Sunnah.

Perintah berhijab itu jelas dalam QS Al-Ahjab ayat 59 dimana disitu dijelaskan bahwa seorang muslimah wajib menggenakan jilbab (baju kurung yang tidak terputus seperti gamis). Lalu mengenakan Khimar yaitu penutup kepala sampai dada yang biasanya disebut dengan kerudung, dan tanpa tabarruj (tampil berlebihan, berhias berlebihan, sampai menarik mengundang syahwat atau menjadi pusat perhatian banyak orang). Sayangnya Rina kurang memahami hakikat hidup yang benar sesuai dengan Islam. Bahaya sekali apabila ada yang mengikuti kekeliruan yang dilakukan Rina, karena ketika itu diikuti maka artinya sudah mengikuti untuk melanggar aturan dari Allah.

Keimanan itu bukan hanya diyakini namun iman harus terwujud dalam pola pikir dan pola sikap yang mencirikan dia sebagai seorang yang beriman. Iman kepada Allah wujudnya adalah selalu takut kepada Allah apabila tidak melakukan perintah-Nya dan ketika melaksanakan kemaksiatan, dia sadar bahwa Allah maha melihat atas dirinya.

Reka NP

Guru di SDIT Bina Muda Cicalengka, Bandung, Jawa Barat


latestnews

View Full Version